Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN DAN HIPOTESIS

Sugiyono 2007. Rancangan ini terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada desain ini, kelompok eksperimen diberi perlakuan, sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan, melainkan menggunakan strategi pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru. Tabel 1 Desain penelitian non-equivalent control group design Kelompok Tes Awal Perlakuan Tes akhir Eksperimen T 1 X T 2 Kontrol T 1 T 2 Sugiyono 2007 Keterangan: X : pembelajaran dengan pemanfaatan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang sebagai sumber belajar dengan model Group Investigation T1 : hasil tes awal T2 : hasil tes akhir

3.5. Prosedur Penelitian

3.5.1. Persiapan penelitian Langkah-langkah yang ditempuh dalam persiapan penelitian: 1 Melakukan observasi awal dengan observasi dan wawancara untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar IPA di SMP Annindlomiyah. 2 Melakukan observasi awal mengenai satwa yang terdapat di Taman Margasatwa Semarang. 3 Merancang perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian, antara lain silabus Lampiran 6 dan 11, RPP Lampiran 7 dan 12, LDS Lampiran 10 dan 15, dan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang Lampiran 49. 4 Menyusun lembar observasi untuk aktivitas siswa Lampiran 32 dan 33 dan kinerja guru Lampiran 42 dan 43. 5 Menyusun angket tanggapan siswa Lampiran 38 dan tanggapan guru Lampiran 41 mengenai kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. 6 Menyusun alat evaluasi berupa kisi-kisi Lampiran 16 dan instrumen tes Lampiran 17 untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang telah dipelajari. 7 Mengadakan uji coba instrumen tes yang berbentuk pilihan ganda yang diujicobakan di luar sampel penelitian, namun sudah pernah menerima materi Vertebrata sebelumnya. 8 Melakukan uji coba soal instrumen yang dilakukan untuk menentukan validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal Lampiran 11 sampai 15. a Validitas Validitas adalah ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai, sehingga menilai apa yang seharusnya dinilai. Validitas butir soal ditentukan dengan menggunakan Korelasi Product Moment angka kasar            2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy            Keterangan: xy r = skor item dengan skor total N = jumlah peserta X  = jumlah skor item Y  = jumlah skor total XY  = jumlah perkalian skor item dengan skor total 2 X  = jumlah kuadrat skor item 2 Y  = jumlah kuadrat skor total Harga r xy yang diperoleh dari tiap-tiap item kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment dengan taraf signifikan 5, jika harga r hitung ≥ r tabel , item soal dikatakan valid, dan jika sebaliknya maka soal dikatakan tidak valid Arikunto 2006a. Uji validitas menunjukkan ada 35 soal uji coba yang valid dan 15 soal uji coba yang tidak valid Tabel 2. Tabel 2 Analisis validitas soal uji coba penelitian Kriteria Jumlah Nomor soal Valid 35 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 28, 29, 30, 31, 32, 37, 38, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 48, 49, 50 70 Tidak valid 15 1, 5, 10, 11, 14, 15, 22, 27, 33, 34, 35, 36, 39, 44, 47 30 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 54-57 b Reliabilitas Suatu tes mempunyai reliabilitas tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, walaupun diujikan berulang-ulang. Reliabilitas tes diukur dengan menggunakan rumus Kuder Richadson Arikunto 2006a. R 11 =                t V k M k M 1 1 - k k Keterangan: R 11 = reliabilitas instrumen K = banyaknya butir soal atau butir pertanyaan M = skor rata-rata V t = varians total Kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut: 0,80 – 1,00 = reliabilitas sangat tinggi 0,60 – 0,79 = reliabilitas tinggi 0,40 – 0,59 = realiabilitas cukup 0,20 – 0,39 = reliabilitas rendah 0,20 = reliabilitas sangat rendah Berdasarkan perhitungan reliabilitas terhadap soal uji coba penelitan, diperoleh harga r hitung sebesar 0,75 dengan N sebanyak 29, r tabel 0,367 Lampiran 5. Data menunjukkan r hitung r tabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal uji coba penelitian reliabel dengan tingkat reliabilitas tinggi. c Tingkat kesukaran soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan soal yang tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah menyebabkan siswa tidak tertarik untuk memecahkannya, sedangkan soal yang terlalu sulit menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak bersemangat untuk mencoba lagi. Tingkat kesukaran soal diketahui dengan menghitung indeks kesukaran pada tiap butir soal dengan menggunakan rumus Arikunto 2006a. JS B P  Keterangan : P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes Kriteria tingkat kesukaran soal Arikunto 2006a adalah Soal dengan P 0,00 – 0,30 = soal sukar Soal dengan P 0,31 – 0,70 = soal sedang Soal dengan P 0,71 – 1,00 = soal mudah Berdasarkan analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian, terdapat 19 soal termasuk kategori soal yang mudah. Sebanyak 20 soal termasuk kategori soal yang sedang. Soal yang termasuk kategori soal yang sukar sebanyak 11 soal Tabel 3. Tabel 3 Analisis tingkat kesukaran soal uji coba penelitian Kriteria Jumlah Nomor soal Mudah 19 1, 2, 4, 9, 10, 13, 18, 19, 20, 24,27, 31, 33, 35, 37, 39, 40, 49, 50 38 Sedang 20 7, 8, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 21, 22, 25, 26, 28, 32, 38, 41, 42, 43, 46, 47 40 Sukar 11 3, 5, 6, 23, 29, 30, 34, 36, 44, 45, 48 22 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 54-57 d Daya pembeda Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah Arikunto 2006a. Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P A = = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 – 0,20 : jelek poor D : 0,21 – 0,40 : cukup statisfactory D : 0,41 – 0,70 : baik good D : 0,71 – 1,00 : baik sekali excellent D negatif, semuanya tidak baik. Butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja Arikunto 2006a. Hasil perhitungan analisis daya pembeda soal uji coba penelitian menunjukkan 16 soal yang termasuk kriteria jelek. Sebanyak 21 soal termasuk soal dengan kriteria cukup. Sebanyak 13 soal termasuk kriteria baik Tabel 4. Tabel 4 Analisis daya pembeda soal uji coba penelitian Kriteria Jumlah Nomor soal Jelek 16 1, 4, 5, 10, 14, 15, 27, 28, 33, 34, 35, 36, 39, 43, 44, 47 32 Cukup 21 2, 3, 6, 8, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 22, 23, 25, 29, 30, 31, 40, 41, 42, 46 42 Baik 13 7, 9, 19, 20, 21, 24, 26, 32, 37, 38, 45, 48, 49, 50 26 Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 54-57 Berdasarkan analisis validitas, dan tingkat kesukaran butir soal, soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal yang memenuhi persyaratan validitas dan tingkat kesukaran soal serta dapat mencakup semua indikator yang hendak diukur oleh peneliti. Soal yang digunakan untuk evaluasi diambil 30 soal dari soal yang dinyatakan layak. 3.5.2. Pelaksanaan penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Annindlomiyah pada siswa kelas VII, dalam enam jam pelajaran yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Masing-masing pertemuan disusun dalam suatu rencana pembelajaran yang telah dibuat. Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang digunakan oleh guru IPA di SMP Annindlomiyah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen adalah 1 Melakukan uji homogenitas dan uji normalitas untuk mengetahui distribusi data Lampiran 20 dan 22. 2 Melakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa Lampiran 18. 3 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok oleh guru sesuai dengan model pembelajaran Group Investigation Lampiran 8 dan 13. 4 Siswa membantu guru membagikan Album Vertebrata Taman Margasatwa Semarang kepada masing-masing kelompok. 5 Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan silabus dan RPP yang telah disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sesuai dengan KD dan Indikator. 6 Siswa mengerjakan LDS yang telah disusun dan disesuaikan dengan RPP. 7 Melaksanakan penilaian atau evaluasi Lampiran 19.

3.6. Data dan Metode Pengumpulan Data

Dokumen yang terkait

Penerapan pembelajaran kooperatif model group investigation untuk meningkatkan hasil belajar sosiologi SMA SIT Fajar Hidayah Kotawisata-Cibubur: penelitian tindakan di SMA Fajar Hidayah pada kelas X

0 6 75

Peningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematik Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation

0 15 189

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VII Smp Islamiyah Ciputat : penelitian tindakan kelas di SMP Islamiyah Ciputat

0 8 0

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA FOTO TERHADAP MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 41 SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

1 14 231

PENGARUH PEMANFAATAN LAWANG SEWU SEBAGAI SUMBER BELAJAR DENGAN METODE GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI SMA KESATRIAN 1 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016

2 12 130

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI di SMP N 3 Tangerang Selatan

1 7 202

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DAN MODEL JIGSAW.

0 2 18

PEMANFAATAN SAWAH DI SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI EKOSISTEM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI SMP NEGERI 1 JAKENAN.

0 0 123

(ABSTRAK) PEMANFAATAN SAWAH DI SEKITAR SEKOLAH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MATERI EKOSISTEM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DI SMP NEGERI 1 JAKENAN.

0 0 1