Ruang Lingkup Bidang Usaha Utilitas

disebabkan karena sulitnya pemasaran, sehingga sampai saat ini hanya terfokus pada industri perkayuan. Dalam menjalani usaha pada Production Training Centre Medan telah menyerap dan memperkerjakan tenaga kerja dengan komposisi 40 merupakan tenaga kerja terampil yang diambil dari para siswa yang telah diangkat menjadi karyawan, sedangkan 60 merupakan siswa yang diwajibkan untuk mengikuti kerja praktek para karyawan tersebut. Dengan kata lain setiap siswa diwajibkan mempelajari teori tentang industri perkayuan dan menjalani kerja praktek dalam jangka waktu selama 6 bulan. Pada sistem produksi pada Production Training Centre Medan adalah suatu sistem penyelenggaraan siswa yang dituntut untuk mencapai tujuan instruksional dari program yang diikuti sekaligus memberikan jasa atau memproduksi barang yang bermutu melalui kerja praktek selama mengikuti latihan.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Production Training Centre PTC saat ini hanya memfokuskan untuk mengolah bahan baku utamanya yaitu kayu yang akan diolah menjadi daun pintu. Daun pintu yang dihasilkan terdiri dari dua tipe, yaitu daun pintu yang terbuat dari komponen solid dan daun pintu veneer gabungan dari potongan-potongan kayu. Variasi pintu yang dibuat sangat banyak. Beberapa sampel model daun pintu yang dibuat selama bulan juli yaitu : 1. Daun pintu petak 10 2. Daun pintu petak 8 3. Daun pintu petak 4 4. Laura FP wo oval Universitas Sumatera Utara 5. Rieviera Open 6. Wiencester FF PTC menerapkan sistem produksi make to order, produksi dapat berjalan setelah ada pesanan dari pelanggan. Produksi daun pintu dibuat dan dipasarkan ke daerah-daerah yang melakukan pesanan baik domestik, lokal maupun internasional. Distribusi pemasaran internasional yaitu seperti ke negara daerah timur tengah, kenegara daerah Eropa, Afrika, dan daerah-daerah Asia terutama Malaysia, Singapura, dan juga Jepang. Distribusi juga dilakukan kebeberapa daerah di Indonesia yaitu daerah jawa, Riau, Aceh, Pekan baru, dan Palembang. Dan untuk pemasaran lokal, biasanya PTC menerima pesanan pembuatan daun pintu dari pabrik-pabrik yang letaknya disekitar wilayah Medan. 2.3. Organisasi dan Manajemen 2.3.1. Struktur Organisasi Production Training Centre PTC Struktur organisasi menggambarkan hubungan kerjasama antara dua orang atau lebih dengan tugas yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang diharapkan oleh semua pihak yang terkait didalamnya. Struktur organisasi merupakan bagian yang penting dalam pendirian suatu perusahaan untuk memperlancar jalannya perusahaan, sehingga pendistribusian tugas, dan tanggung jawab serta hubungan antara satu orang dengan yang lain menjadi jelas. Struktur organisasi yang digunakan Production Training Centre PTC adalah berbentuk fungsional. Struktur organisasi fungsional merupakan struktur organisasi yang mengelompokkan tugas, tanggung jawab dan aktivitas berdasarkan fungsi-fungsinya Universitas Sumatera Utara seperti produksioperasi, pemasaran, keuangan, litbang, dan sistem informasi manajemen. Setiap jabatan bertanggung jawab langsung kepada atasannya. Struktur organisasi Production Training Centre PTC dapat dilihat pada Gambar 2.1. Manager Production Training Centre Adminstrasi Kepala Bengkel Koordinator Supervisor Karyawan Siswa Gambar 2.1. Struktur Organisasi Production Training Centre PTC

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Uraian tugas dan tanggung jawab pada masing-masing bagian Production Training Centre dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manager PTC-Balai Besar Kerja Industri Medan a. Bert anggung j awab kepada Gener al Manager . b. Memimpin perusahaan secara kesel uruhan. Universitas Sumatera Utara c. Membawahi sel ur uh st af , super vi sor dan karyawan. d. Mengeval uasi dan memonit or pemakaian spar e par t pabrik secar a umum sert a bahan–bahan proses pengol ahan seef isi en dan seef ekt if mungkin. e. Mel aksanakan hubungan kel uar dengan pi hak l ain. f . Menandat angani surat menyurat . g. Mewakil i per usahaan di pengadil an. h. Menyet uj ui pengel uaran invest asi unt uk kepent ingan perusahaan. i. Mengeval uasi dan memonit or pemakaian spar e par t pabrik secar a umum sert a bahan–bahan proses pengol ahan seef isi en dan seef ekt if mungkin. j . Mengambil t indakan at as penyimpangan yang t erj adi dal am perusahaan. 2. Administrasi a. Bertanggung jawab kepada manager. b. Membuat pencatatan pembukuan perusahaan secara keseluruhan. c. Menyiapkan laporan-laporan yang dibutuhkan oleh perusahaan baik berupa laporan tahunan maupun laporan yang bersifat intern serta pendukung- pendukungnya. d. Mempersiapkan anggaran perusahaan berdasarkan masukan dari berbagai departemen yang ada. e. Mempersiapkan perhitungan pajak dan melaksanakan pembayarannya. f. Melakukan transaksi pembayaran dan penerimaan. g. Menerima surat masuk dan mempersiapkan surat keluar dan pengadaannya. Universitas Sumatera Utara 3. Koordinator a. Bertanggung jawab kepada manager. b. Mempersiapkan laporan tentang kegiatan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan karyawan. c. Berkoordinasi dengan berbagai bagian yang ada dalam perusahaan sesuai dengan keperluan dan bidangnya. d. Mencari pesanan dan mengadakan hubungan baik dengan konsumen dan calon konsumen. e. Meneliti dan mencari peluang untuk memperluas pasaran produk dan jasa perusahaan. f. Mengadakan pergudangan umum perusahaan. 4. Kepala Bengkel a. Bertanggung jawab kepada manager. b. Memiliki tanggung jawab terhadap kerusakan-kerusakan mesin-mesin dan peralatan lainnya. c. Mengarahkan kepada siswa tentang tata cara penggunaan serta fungsi masing- masing peralatan. d. Merawat mesin dan memperbaiki kerusakan-kerusakan mesin-mesin produksi. 5. Supervisor a. Bertanggung jawab kepada bagian administrasi, kepala bengkel dan koordinator. Universitas Sumatera Utara b. Memimpin, mengawasi dan mengarahkan semua karyawan yang ada dalam wewenangnya. c. Bertanggung jawab terhadap kualitas produksi yang dihasilkan. d. Bertanggung jawab atas keselamatan siswa dan karyawan di lapangan. 6. Karyawan a. Memiliki tanggung jawab langsung kepada supervisor. b. Menjalani tugas dan tanggung jawabnya terhadap kelangsungan serta target produksi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. c. Mematuhi peraturan-peraturan yang ada. 7. Siswa a. Berkewajiban mengikuti pelajaran sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh pihak manajer PTC-BBLKI Medan. b. Berkewajiban mengikuti job training sesuai dengan bidangnya.

2.4. Tenaga Kerja dan Jam Kerja Perusahaan

2.4.1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktifitas kerja baik office maupun factory Production Training Centre adalah warga negara Indonesia yang diangkat untuk menduduki jabatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pelaksanaan kegiatan pada PTC sampai dengan tahun 2009 memiliki 92 tenaga kerja secara keseluruhan. Tenaga kerja yang bekerja pada PTC terdiri dari karyawan tetap, siswa, staf kantor dan tenaga kerja harian. Berikut tabel perincian jumlah tenaga kerja pada PTC Medan untuk tahun 2009 : Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja Production Training Centre PTC NO Posisi Jumlah orang 1 Menejer 1 2 Kepala Bengkel 1 3 Koordinator 1 4 Staf Kantor Administrasi 4 5 Kepala Seksi 6 6 Supervisor 1 7 Tenaga kerja tetap karyawan 45 8 Siswa 17 9 Harian 20 Jumlah 106 Sumber : Production Training Centre PTC

2.4.2. Jam Kerja

Jam kerja yang diberlakukan pada PTC ini berlaku untuk semua bagain baik kantor maupun produksi. Berdasarkan syarat kerja umum yaitu setiap pekerja mempunyai 7-8 jam kerja per hari dan bekerja 6 hari dalam seminggu, senin sampai sabtu. Namun perbedaan jam kerja terjadi pada hari jum’at dan sabtu saja. Jam kerja yang diterapkan pada PTC adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Senin-Kamis : 1. Pukul 08.00 WIB – Pukul 12.00 WIB : jam kerja 2. Pukul 12.00 WIB – Pukul 12.45 WIB : jam istirahat 3. Pukul 12.45 WIB – Pukul 16.00 WIB : jam kerja Jum’at : 1. Pukul 08.00 WIB – Pukul 12.00 WIB : jam kerja 2. Pukul 12.00 WIB – Pukul 13.30 WIB : jam istirahat 3. Pukul 13.30 WIB – Pukul 16.30 WIB : jam kerja Sabtu : 1. Pukul 08.00 WIB – Pukul 12.00 WIB : jam kerja Waktu kerja pada hari sabtu yang diberlakukan di PTC yaitu hanya setengah hari. Tidak ada pergantian jam kerja atau shift pada PTC, seluruh tenaga kerjanya bekerja sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

2.5. Sistem Pengupahan dan Fasilitas yang Digunakan

Bagian yang menangani pengupahan dan penggajian di Production Training Centre PTCyaitu bagian administrasi. Clock card digunakan sebagai daftar hadir untuk para pekerja dan siswa. Sistem penggajian pada Production Training Centre PTC bervariasi untuk masing-masing jabatan. Pihak manajemen Production Training Centre selalu melakukan peninjauan berkala terhadap para pekerjanya. Pemberian gaji ini disesuaikan dengan Universitas Sumatera Utara peraturan pemerintah dan peraturan perusahaan. Besarnya kenaikan gaji ini didasarkan atas: a. Prestasi kerja b. Tanggung jawab terhadap pekerjaan c. Sikap pekerja dalam hubungannya dengan atasan atau sesama karyawan. Pemberian gaji atau upah didasarkan atas beberapa hal yaitu sebagai berikut : 1. Upah atau gaji bulanan Upah ini diberikan kepada tenaga kerja tetap, yang diberikan pada hari pertama setiap bulan. Besarnya gaji yang diberikan yaitu diatas upah minimum regional yang ditetapkan sesuai dengan jabatan dan jenis pekerjaannya masing-masing. Selain itu besarnya gaji bulanan yang diterima ditambah dengan uang makan, uang kerajinan dan jaminan sosial tenaga kerja. 2. Upah harian Upah harian hanya diberikan kepada tenaga kerja harian yaitu diatas Rp. 30.000hari kerja. 3. Upah l embur Upah l embur diberi kan kepada peker j a j ika wakt u kerj anya l ebih dar i wakt u yang t el ah dit et apkan PTC.

2.5.1. Tunjangan

Selain gaji pokok dan upah lembur di atas, perusahaan juga memberikan beberapa jenis tunjangan, yaitu: 1. Tunjangan Hari Raya THR Universitas Sumatera Utara Besarnya adalah tambahan satu bulan gaji bagi karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari satu tahun. 2. Tunjangan Selama Sakit Diberikan kepada karyawan yang sedang dalam perawatan sakit dan tidak dapat bekerja yang dapat dinyatakan dengan surat keterangan dokter.

2.5.2. Fasilitas

Adapun fasilitas yang disediakan oleh Production Training Centre untuk para karyawannya adalah sebagai berikut: 1. Rumah ibadah yaitu mesjid yang dibangun di lokasi lingkungan pabrik. 2. Ruang teori untuk mengajar para siswanya.

3. Cuti yang diberikan kepada karyawan tetap Production Training Centre.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan 2.6.1.1. Bahan Baku Bahan baku yang digunakan yaitu kayu. Kayu yang digunakan harus sesuai dengan persyaratan teknis kayu untuk keperluan pembuatan mebel. Persayaratan tersebut yaitu : 1. Berat sedang Universitas Sumatera Utara Berat kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga-rongga sel atau jumlah pori-pori, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya. Berdasarkan berat jenisnya, jenis-jenis kayu digolongkan kedalam kelas-kelas seperti pada Tabel 2.2. berikut : Tabel 2.2. Kelas Berat Kayu No Kelas Berat Kayu Berat Jenis 1 Sangat Berat 0,90 2 Berat 0,75 – 0,90 3 Agak berat 0,60 – 0,75 4 Ringan 0,60 Sumber : Production Training Centre 2. Dimensi stabil Besarnya perubahan dimensi kayu ditentukan oleh kadar air yang mungkin terjadi pada sepotong kayu waktu dikeringkan saat kayu masih dalam keadaan basah. Perubahan dimensi kayu tidak sama dalam ketiga arah yaitu longitudinal, tangensial, dan radial. 3. Awet Keawetan alami kayu berbeda-beda. Yang dimaksud dengan keawetan alami kayu adalah ketahan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk, cacing laut dan lainnya diukur dengan jangka waktu tahunan. 4. Dekoratif 5. Tekstur halus Yaitu ukuran-ukuran relatif sel-sel kayu. Yang dimaksud dengan sel kayu yaitu serat- serat kayu. Berdasarkan teksturnya, jenis kayu digolongkan atas : Universitas Sumatera Utara a. Kayu bertekstur halus, misalnya gilam, lara, kulim dan lain-lain b. Kayu bertekstur sedang, misalnya jati, sono keling dan lain-lain. c. Kayu bertekstur kasar, misalnya kompas, meranti dan lain-lain. 6. Mudah dikerjakan 7. Mudah dibubut, dipaku, diskrup dan dilem.

2.6.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan pada proses produksi dan tetap terdapat dalam produk jadi biasanya bahan ini tidak jelas dibedakan setelah menjadi produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan daun pintu adalah: 1. Tepung dempul Digunakan untuk mendempul atau menutupi celah-celah dari sambungan daun pintu yang telah dirakit yang dilakukan pada bagian finishing. 2. Lem Lem digunakan untuk menyambung potongan-potongan kayu untuk menjadi panel pada proses clamping dan lem juga digunakan untuk menempelkan veneer dengan inti veneer.

2.6.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong yang ditambahkan pada produk dimana keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan penolong yang digunakan antara lain : 1. Kert as ampl as Universitas Sumatera Utara Kertas amplas digunakan untuk menghaluskan permukaan yang kasar dari daun pintu yang telah dirakit. 2. Label . Label ditempel pada daun pintu untuk menunjukkan spesifikasi dari produk-produk yang akan dikirim. 3. Pl ast ik Daun pintu yang telah selesai melalui tahap finishing dan telah diberi label kemdudian di packaging dengan menggunakan plastik.

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Daun pintu terdiri dari beberapa bagian atau komponen baik yang berasal dari kayu veneer ataupun komponen solid. Masing-masing bagian komponen akan diproduksi sesuai dengan surat perintah kerja yang menjelaskan tentang jumlah dan ukuran masing- masing komponen daun pintu yang akan dibuat. Komponen-komponen dari daun pintu dapat dilihat pada gambar 2.2. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2. Contoh Model Daun Pintu Petak 10 PTC Keterangan komponen : ST : stile tumpuan kaki P : panel M : middle tengah BR : bottom rail rel bawah MR : middle rail rel tengah TR : top rail rel atas Pembuatan daun pintu melalui beberapa tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Gudang Bahan Baku

Bahan baku kayu yang t el ah memenuhi persyarat an kayu yang sesuai unt uk diproduksi dan t el ah di sort ir sesuai ukuran di t empat supl i er sel anj ut nya di kirim ke PTC dan dimasukkan kedal am gudang bahan baku. Gudang bahan baku l et aknya pada mat eri al sat u. Spesif i kasi Ukuran kayu yang dit erima digudang PTC yait u 1. Untuk panel : a. 1 inchi x 3 inchi x 7 f eet b. 1 inchi x 4 inchi x 7 f eet c. 1 inchi x 5 inchi x 7 f eet Universitas Sumatera Utara d. 1 inchi x 6 inchi x 7 f eet 2. Untuk komponen : a. 1 inchi x 3 inchi x 7 f eet b. 1 inchi x 4 inchi x 7 f eet c. 1 inchi x 5 inchi x 7 f eet d. 1 inchi x 6 inchi x 7 f eet e. 1 inchi x 8 inchi x 7 f eet Kayu-kayu t er sebut sel anj ut nya akan diproses ke depart emen-depart emen sel anj ut nya unt uk dil akukan pembuat an komponen panel , mi ddl e, bot t om r ai l , st i l e, t op r ai l , dan mi ddl e r ai l . Tet api dari kayu yang ber asal gudang bahan baku unt uk pembuat an komponen panel t erpisah prosesnya dari komponen-komponen l ainnya kar ena panel merupakan gabungan dari beberapa pot ongan-pot ongan kayu yang disat ukan menj adi sat u sesuai dengan ukuran panel yang t ercat at dal am SPK, namun nama proses pembuat annya sama. Pemil ihan kayu unt uk pembuat an komponen panel , veneer , dan komponen-komponen daun pi nt u l ai nnya dipil ih set el ah kayu mel al u proses bl angki ng.

2. Blangking

Kayu yang berasal dar i gudang bahan baku sel anj ut nya masuk ke proses ini. Proses i ni memil iki t uj uan unt uk menget ahui gr ade at au t ingkat an kayu. Gr ade ini unt uk menget ahui t ekst ur dari ser at kayu dan war na kayu yang akan Universitas Sumatera Utara diol ah sesuai dengan pesanan pel anggan. Gr ade kayu berdasar kan krit eria dari PTC dapat dit unj ukkan pada t abel dibawah i ni. Dal am proses bl angki ng bahan baku yang kayu yang digunakan masih berser at sel anj ut nya dimasukkan kedal am mesin bl angki ng. Dal am mesin ini kayu akan dihal uskan dua sisinya yait u sisi at as dan bawah. Sehingga permukaan kayu yang ada pada sisi at as dan bawah t idak l agi berserat . Set el ah kayu kel uar dari mesin bl angki ng , kayu dit umpuk didekat mesi n t ersebut unt uk. Sebagi an kayu masuk ket ahap sel anj ut nya yait u unt uk panel dan unt uk pembuat an komponen-komponen daun pint u l ainnya. Sedangkan kayu yang t idak memenuhi ukur an yang t ercat at pada SPK dan j uga kayu yang rusak at au permukaannya berl ubang, kayu-kayu ini digunakan unt uk membuat daun pint u veneer . Gr ade kayu dapat dil ihat pada t abel 2. 3. dibawah ini. Tabel 2. 3. Jenis-Jenis Grade kayu NO Grade Keterangan 1 A Warna kayu halus 2 B Warna kayu sedang 3 C Warna kayu dibawah B 4 Lokal Warna kayu kurang bagus Sumber : Pr oduct ion Tr ai ni ng Cent r e Dari proses bl angki ng, set i ap komponen mel al ui beber apa t ahap yang berbeda-beda. Proses pembuat an daun pint u set el ah proses ini dij el askan unt uk masing-masi ng komponennya sebagai beriku :

A. Panel

Universitas Sumatera Utara Panel yang t el ah mel al ui proses bl angki ng akan masuk ke depart emen khusus pembuat an panel yait u mat eri al sat u. Proses pembuat an panel dil akukan beberapa t ahap sebagai beri kut :

1. Pemot ongan

Panel yang t el ah mel al ui proses bl angki ng dan memil iki ukur an kayu yang masih panj ang sel anj ut nya akan dipot ong l ebih kecil dari ukuran semul a dengan mesin under cut sesuai dengan ukur an yang t ercat at dal am Surat Perint ah ker j a SPK dit ambah ± 20 ml sebagai bat as kel onggaran. Kayu yang t el ah dipot ong dimasukkan kedal am keranj ang dan sisa pot ogan kayu dikumpul kan kedal am keranj ang. Kemudian kayu dal am ker anj ang disort ir perpot ong kayu sesuai dengan war na, gr ade kayu, dan ukur an SPK yang sal i ng mendekat i sat u sama l ai n kemudian disat ukan at au di rapat kan sat u sama l ai n ± 8 pot ong kayu sehingga hampir membent uk ukuran panel dan diberi t anda.

2. Roll Joint er

Kayu yang t el ah mel al ui proses pemot ongan sel anj ut nya masuk dal am proses j oi nt er . Dal am proses ini kayu akan dil uruskan at au diket am dengan mesin r ol l empat sisinya yait u bawah, at as, kiri, dan kanan. Gunanya unt uk menget ahui kesikuan kayu karena kayu yang bel um di j oi nt er permukaannya masih bel um rat a, kesikuan kayu sangat pent ing agar pada saat kayu masuk ke mesin unt uk proses sel anj ut nya sisi kayu pas menempel pada mesin Kemudi an dengan mesin r ol l ini permukaan kayu di rat akan. Set el ah it u masuk kedal am t ahapan cl ampi ng. Universitas Sumatera Utara

3. Clamping

Pot ongan kayu yang t el ah mel al ui proses j oi nt er sel anj ut nya pot ongan kayu t ersebut disat ukan dengan menggunakan l em sehingga membent uk panel yang sesuai dengan ukuran SPK. Set el ah menj adi panel sel anj ut nya panel masuk ke depart emen mat erial t iga unt uk dibel ah. 4. Pembelahan Pemot ongan di Material Tiga Panel yang t el ah sel esai pada mat erial sat u sel anj ut nya masuk ke gudang set engah j adi. Dari gudang set engah j adi , panel akan dibawa ke mat er ial t iga unt uk dil akukan pembel ahan sesuai dengan ukur an yang t ercat at dal am surat perint ah kerj a. Terdapat beberapa mesin pada mat erial t iga yait u cr oss cut , r adi al , dan r adi al ar m saw. Beberapa mesin digunakan unt uk pemot ongan komponen l ain. 5. Penget aman Set el ah panel dibel ah pada mat erial t iga kemudian kayu di ket am dua sisi . Penget aman dil akukan dengan t uj uan yait u unt uk menget ahui ukur an panel dengan menggunakan mesi n t hi cknesser . Set el ah it u panel masuk ke proses pemot ongan akhi r. 6. Pemot ongan final Universitas Sumatera Utara Set el ah diket am, panj ang panel dipot ong sesuai dengan ukuran yang t ercat at dal am SPK dengan menggunakan mesin t abl e saw. Set el ah it u masuk panel masuk ke proses wi de bel t sander . Sisa pot ongan dimasukkan kedal am keranj ang. 7. Wide Belt Sander Panel kemudian masuk ke t ahapan proses i ni, t uj uan dar i proses ini yait u unt uk menghal uskan permukaan dua si si kayu. Yait u sisi at as dan si si bawah kayu. Penghal usan dua sisi kayu ini menggunakan mesin w i de bel t sander WBS. Proses sel anj ut nya panel di pr of i l . 8. Prof il Shaper shaper gunanya untuk mem-profil samping panel. Gambar 2.3. menunjukkan panel yang telah di shaper dibawah ini. Gambar 2.3. Sisi Ujung Kayu Setelah di Shaper Untuk Model Petak 8 9. Gosok Prof il Universitas Sumatera Utara Set el ah di pr of i l shaper , panel dil akukan gosok pr of i l f ungsinya unt uk membersihkan bagian yang t el ah di pr of i l shaper t adi yang masih berserabut dan t idak hal us.

B. St ile

1. Joint er

Stile yang dimasukkan kedalam jointerroll untuk mengetahui kesikuan kayu. Proses ini menggunakan mesin jointer yang berada pada material dua, berbeda dengan proses jointer yang ada pada panel, pada material dua stile diketam hanya satu sisi dengan mesin jointer, sisi atas atau sisi bawah saja. Kayu yang telah keluar dari mesin ini, ditumpuk didekat mesin untuk dibawa ke proses selanjutnya. 2. Moulder St i l e masuk kedal am mesi n moul der unt uk di l akukan serut empat sisi S4S at au sl i de f our sl i ce yait u sisi kanan, sisi ki r i, si si at as, dan sisi bawah apakah t el ah sesuai dengan ukuran yang t el ah t ercat at dal am SPK. 3. Pembelahan Pemot ongan di Mat erial Tiga Pada depart emen mat eri al t iga, bai k panel dan sel uruh komponen l ainnya dil akukan proses pemot ongan at au pembel ahan. Pemot ongan unt uk komponen- komponen l ain sedangkan pembel ahan unt uk panel . Pemot ongan st i l e dil akukan sesuai dengan ukuran yang t el ah dit et apkan surat per int ah ker j a SPK. Universitas Sumatera Utara 4. Bor St i l e dibor dengan kedal aman 70 mil imet er di sal ah sat u sisi sampingnya unt uk pembuat an l ubang dowel dengan menggunakan mesin bor. Pengobor an st i l e yait u berguna unt uk mengait kan at ara mi ddl e r ai l , t op r ai l , dan bot t om r ai l . 5. Prof il Shaper Berbeda dengan komponen l ai nnya, pr of i l shaper dil akukan set el ah st i l e dibor. Al at yang digunakan yait u mesin shaper f ungsi nya unt uk mem-pr of i l samping st i l e agar komponen l ai n dengan st i l e dapat t erkait . Hasil komponen st i l e yang t el ah di pr of i l e dapat dil ihat pada gambar 2. 4. dibawah ini. Gambar 2. 4. St ile yang Sudah di Prof il

C. Middle Rail MR, T op Rail TR, Middle M, dan Bot t om Rail BR

1. Moulder

Berbeda dengan st i l e, komponen-komponen MR, TR, M dan BR set el ah proses bl angki ng t idak di j oi nt er . Hal i ni karena ukuran komponen-komponen Universitas Sumatera Utara t ersebut t idak t erl al u panj ang sehi ngga kemungkinan komponen-komponen t ersebut t idak l urus sangat kecil . Moul der berf ungsi unt uk menyerut dua sisinya yait u sisi at as dan sisi samping dar i komponen-komponen t er sebut unt uk menget ahui apakah t el ah sesuai denga ukuran SPK. Berbeda dengan st i l e yang diser ut empat sisi nya.

2. Pemot ongan

Komponen-komponen MR, TR, M dan BR kemudian dipot ong sesuai dengan ukur an SPK di mat er ial t iga dengan menggunakan sal ah sat u mesi n cr oss cut , r adi al , at au r adi al ar m saw.

3. Prof il T enon

Kayu yang t el ah dipot ong sesuai dengan ukuran SPK sel anj ut nya dit enon sesuai dengan ukur an pi nt u, ini merupakan pemot ongan f i nal kayu. Pemot ongan dil akukan unt uk pr of i l sisi uj ung kayu at au komponen. Pemot ongan pada sisi uj ung kayu i ni dit uj ukan agar dapat menyat ukan komponen-komponen pi nt u l ainnya. Mesi n yang digunakan yait u mesin si ngl e end. Gambar sisi ujung kayu setelah di profil dapat dilihat pada gambar 2.5. dibawah ini. Gambar 2. 5. Hasil Komponen yang Telah di Prof il T enon Tampak At as

4. Prof il Shaper

Universitas Sumatera Utara Pr of i l shaper dil akukan pada komponen agara komponen-komponen BR, TR, M dan MR dapat t erkait dengan panel dan komponen-komponen l ainnya. Mesi n yang digunakan yait u mesin shaper at au bisa j uga mesin band saw. Mesin band saw i ni biasanya digunakan unt uk daun pint u yang memil iki l ekukan yang l ebih t aj am l agi pada kompenen-komponen l ainnya. Sepert i cont oh pada model pint u Whincest er FF, Laura FP w o oval dan Rievier a Open. Bent uk hasil pr of i l shaper pada komponen-komponen ini dil i hat dari t ampak at as yait u pada gambar 2. 6. dibawah ini. Gamber 2. 6. Hasil Komponen Set elah di Prof il Shaper Model Pet ak 8

5. Bor

Sama sepert i st i l e, komponen-komponen dibor agar dapat dipasang dowel sehingga ant ar komponen dapat t erkait dengan kuat dengan kedal aman 60 mm.

2.7. Mesin dan Peralatan

2. 7. 1. Mesin

Dalam proses produksinya perusahaan menggunakan mesin-mesin yang ditunjukan pada tabel 2.4. dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.4. Mesin-Mesin yang Digunakan di PTC No Nama Mesin Jumlah unit Fungsi 1 Kompresor 2 Untuk kompresor dan menghisab debu kayu 2 Potong Binding 1 Untuk memotong binding 3 Radial arm saw 5 Untuk pemotongan dan pembelahan di material tiga 4 Cross cut 1 Untuk memotong 5 Long bed 1 Untuk membor komponen 6 Shaper 1 Untuk profil tenon, profil shaper, dan untuk memotong 7 Band saw 1 Untuk profil bentuk 8 Table saw 1 Untuk memotong 9 Thicknesser 2 Untuk pengetaman 10 Six bore 1 Untuk pengeboran pada stile 11 one bore 1 Untuk pengeboran pada komponen lainnya 12 Two bore 2 Untuk pengeboran 13 Single end 2 Untuk profil tenon 14 Wide belt sender 1 Untuk menghaluskan permukaan kayu 15 Chisel 1 Untuk proses blangking 16 Finger jointer 1 Untuk proses jointer 17 Slicer 1 Untuk proses pembuatan veneer 18 Moulder 2 Untuk perataan sisi-sisi kayu 19 Jointer Roll 4 Untuk membuat kesikuan kayu 20 Under Cut 3 Untuk pemotongan kayu 21 Pres angin 2 Untuk merekatkan veneer dengan inti veneer 22 Glue spider 1 Untuk memberikan lem pada veneer Penjelasan mesin-mesin yang digunakan di pabrik yaitu sebagai berikut : 1. Mesin Kompresor a. Jumlah : 2 unit b. Model : C-18 c. Capacity m 3 : 1 d. Pressure bar : 8 e. Dimension mm : 2367x731x1961 f. Weight Kg : 283 Universitas Sumatera Utara 2. Mesin Potong Binding Digunakan untuk memotong binding. a. Jumlah unit : 1 b. Type machine : RD-JB-2 c. Capacity bookshr : 160 d. Minimum Binding Thickness : 0.1mm e. Maximum Binding Thickness : 40mm f. Minimum Binding Size : Post g. Maximum Binding Size : 297mm × 420mm h. First Heating time : 30 minutes i. Power Input : 11 KW j. GrossNet Weight : 3230KGS k. Machine Dimension : 66 × 38 × 48CM l. Other device : Thermostat and Riveter 3. Mesin Radial Arm Saw Mesin ini digunakan untuk pemotongan dan pembelahan pada material tiga. a. Type : MJ640 b. Jumlah Unit : 5 c. Saw diameter mm : φ350 d. Max.sawing width mm : 640 e. Max.sawing thickness mm : 120 Universitas Sumatera Utara f. Arm tilting : 45° g. Head tilting : 360° h. Spindle speed rmin : 2960 i. Motor power kw : 2.2 j. Overall dimensions mm :1300 x 1150 x 1700 k. Net weight kg :250 4. Mesin Cross Cut Digunakan untuk memotong kayu. a. Jumlah unit : 1 b. Model No : CCS 400H c. Table wide cm : 800 x 600 d. Motor : 2 HP e. Diamater saw : 250 mm f. Cut size mm : 400 x 50 5. Mesin Long Bed a. Jumlah unit : 1 b. Milling Power : 34 hp c. Voltage : 240volt d. Net Weight : 300kgs e. Dimensions : 1570 x 480 x 955mm f. Max Distance Spindle to Column : 285mm Universitas Sumatera Utara g. Milling Table Size : 475 x 160mm 6. Mesin Shaper Mesin ini memiliki banyak kegunaan, selain untuk tenon dapat juga untuk shaper samping dan juga untuk memotong. a. Jumlah unit : 4 b. Model : MX3515 c. Maximum working height : 150 mm d. Motor power : 11kw e. Maximum working width : 450 mm f. Cut off diamenter : 305 mm g. Rotation rate : 2890 r.p.m h. Total power : 17.2 kw i. Milling head spindle diamenter : 50 mm j. Size : 1730×1460×1480mm 7. Mesin Band Saw Jumlah unit : 1 Model : AUTO PBSC630-A Band saw speed: 30mminute,60 mminute and 80 mminute 8. Mesin Table Saw a. Jumlah unit : 5 Universitas Sumatera Utara b. Model No: MJ2330A c. Saw blade bore diameter : 30mm d. Saw blade diameter : 315mm e. Main table size : 600x800mm f. Cross extension table2pcs size : 440x800mm g. Rip extension table size : 530x600mm h. Sliding table : 600x480mm i. Maximum timber width : 1220mm j. Maximum timber length : 1300mm k. Motor power : 4hp l. Maximum depth of cut 0 : 100mm m. Dust extraction outlet : 100mm 9. Mesin Thicknesser a. Jumlah unit : 2 b. Type : PT129 Planer dan Thicknesser c. Motor power : 3000 W d. Number of cutter : 3 e. Blade : 310x19x1 mmstandard f. Cutter block speed : 4800rpm g. Planning table size : 1380x310mm h. Maximum Planning width : 310mm i. Thicknessing table size : 540x306mm Universitas Sumatera Utara j. Maximum Thicknessing width : 305 mm k. Maximum thicknessing height : 225mm l. Wood feed rate : 6mmin m. Dust port diameter :100mm n. Weight : 272332 kg 10. Mesin Six Bore Mesin ini digunakan untuk membuat lubang pada stile. Jumlahnya yaitu satu unit mesin yang tersedia. Model No: MZB73216-1 a. Maximum drilling diameter : 35mm b. Maximum drilling depth: 60mm c. Maximum working size: 2,400 x 640 x 80 mm d. Suitable voltage: 380V e. Dimensions: 3,880 x 2,500 x 1,600mm f. Weight of the machine: 2,200kg 11. Mesin One Bore Mesin ini digunakan untuk membuat lubang pada panel ataupun komponen lainnya. Jumlah unit yang tersedia yaitu satu unit. Dan memiliki spindle diameter antara 60-130 mm. Universitas Sumatera Utara 12. Mesin Two Bore Digunakan untuk membuat lubang pada komponen pintu. Jumlah unit yang tersedia yaitu dua unit. a. Model : MZ-4225 b. Distance between drill axle centers : 32mm c. Maximum processing thickness : 70mm d. Maximum depth of drilling : 60mm e. Maximum drilling diameter : 35 f. Main spindles rotaing speed : 2480rmin g. Power : 3kw h. Air pressure : 0.6mpa i. Dimension cm:2400x1200x1400 j. Net weight : 640kg 13. Mesin Single End Mesin ini digunakan untuk tenon pada panel dan komponen lainya. Jumlah mesin yang tersedia yaitu dua unit. 14. Mesin Wide Belt Sander Mesin ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu. Jumlah unit yang tersedia yaitu satu unit. a. Model: 1300R-RP Universitas Sumatera Utara b. Width of sanded panel : 40~1300mm c. Thickness of sanded panel : 2.5~150mm d. Speed of abrasive belt on first unit : 19.5ms e. Speed of abrasive belt on second unit : 15ms f. Speed of conveyor belt : 7~38mmin g. Total motor power : 63.74kw h. Working pressure : 0.4~0.8Mpa i. Average speed of sucked air : 25~30ms 15. Mesin Chisel a. Type : OT90 chisel machine b. Rated input power : 1650w c. Max.cutting depth : 8-45mm d. Max.cutting width : 10-35mm e. No-load speed : 7500rpm 16. Mesin Finger Joint a. Model: MH1525 b. Jumlah unit : 2 c. max working length:2500mm d. max working width:120mm e. max jionter force:4000kg f. install power:1.5kw Universitas Sumatera Utara 17. Mesin Slicer Digunakan untuk membuat veneer. Jumlah unit yang tersedia yaitu satu unit. a. Model No : TT-D214 b. Max flour sheet width : 380mm c. Voltage : 380V220V d. Power : 0.75kw1.1kw e. Dimensions : 900x700x1130mm f. Weight : 220kg 18. Mesin Moulder a. Jumlah unit : 2 b. Model No : TT-D214 c. Dimensions : 900x700x1130mm d. Weight : 220kg e. Maximum flour sheet width : 380mm f. Voltage : 380V220V g. Power : 0.75kw1.1kw 19. Mesin Jointer Roll Mesin ini digunakan untuk membuat kesikuan kayu. Jumlah unit yang tersedia yaitu empat unit. a. Model: MHB1530 Universitas Sumatera Utara b. Maximum assembly length: 3100mm c. Maximum assembly width: 150mm d. Maximum assembly thickness: 70mm e. Maximum jointing force: 7800kg f. Total power: 4.4kw 20. Mesin Under Cut Mesin ini juga digunakan untuk pemotongan kayu. Jumlah unit yang tersedia yaitu tiga unit. a. Model: BFY2000 b. Maximum diameter of blade: 260mm c. Minimum diameter of blade: 225mm d. Motor power: 4 kw e. Dimensions : 2650x1076x1400mm f. Weight: 1500 kg 21. Mesin Pres Angin Mesin ini digunakan untuk merekatkan veneer dengan inti veneer. Jumlah unit yang tersedia yaitu dua unit. a. Model: ACS-60 b. Capacity: 60 KN Universitas Sumatera Utara c. Slide Stroke: 90mm d. Maximum operation height: 380mm e. Motor Power : 5 kw f. Dimensions : 1400×1350×2700 mm g. Weight: 1500 kg 22. Mesin Glue Spreader Mesin ini digunakan untuk memberikan lem pada veneer. Jumlah unit yang ada yaitu satu unit. a. Model: 4 feet b. Maximum width of spreading: 1400mm c. Thickness of spreading: 0-25mm d. Speed of spreading : 40revmin e. Length of spreading rolls : 1400mm f. Diameter of spreading rolls: 248mm g. Motor Power : 3 kw

2.7.2. Peralatan Pada proses pengerjaannya, pabrik ini lebih banyak menggunakan mesin daripada

peralatan. Peralatan yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.5. dibawah ini. Tabel 2.5. Peralatan yang Digunakan di PTC No Nama Peralatan Ketarangan Universitas Sumatera Utara 1 Hand saw Gergaji potong 2 Sliding rule Untuk mengukur kayu 3 Sieghmat Vernier caliper gauge Untuk mengukur kayu 4 Marking gauge Untuk menandakan kayu 5 Jack plane Untuk memperhalus siku, kontu dan profil 6 Iron try square Penggaris siku besi 7 wood try square Penggaris siku kayu

2.8. Utilitas

Utilatas berfungsi sebagai tolak ukur kinerja dalam suatu pabrik. Utilitas merupakan penunjang proses produksi agar dapat berlangsung dengan lacar, Utilitas dalam suatu pabrik merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara langsung sebagai bahan baku. Production Training Centre tidak memiliki utilitas yang sangat banyak. Hal ini dikarenakan proses produksinya sangat mudah, lantai produksi yang tidak terlalu besar, dan juga tenaga listrik yang digunakan tidak terlalu besar. Pabrik ini memiliki utilitas dalam menunjang proses produksi yaitu :

1. Maintenance Bengkel

Bengkel berfungsi untuk melayani perbaikan mesin-mesin atau peralatan yang mengalami kerusakan ringan maupun berat dan juga untuk pemeliharaan mesin-mesin.

2. Listrik

Perusahaan menggunakan tenaga listrik dari PT. Perusahaan Listrik Negara PLN untuk menjalankan mesin-mesin dan peralatan produksi. Selain itu, perusahaan juga Universitas Sumatera Utara menggunakan generator sebagai cadangan jika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Spesifikasi generator yang digunakan yaitu: Merek : Mitsubishi Mercedes-Benz Chumming Daya : 97 KVA 125 KVA 250 KVA Tegangan : 380 Volt frekwensi : 50-60 Hz Cos φ : 0,85 Buatan : Jepang Jerman Inggris Jumlah : 1 unit 1 unit 1 unit

3. Air bersih

Perusahaan mendapat suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Air yang digunakan untuk perebusan kayu veneer. Selain itu, air juga digunakan untuk sanitasi lantai dan membersihkan alat-alat yang digunakan pada proses produksi dan juga keperluan karyawan.

4. Gudang

Perusahaan memiliki dua buah gudan yaitu gudang bahan baku dan juga gudang bahan setengah jadi. Gudang bahan setengah jadi digunakan perusahaan untuk menyimpan komponen-komponen yang siap untuk diproses pada tahap selanjutnya.

2.9. Safety and Fire Protection