Bilangan Iodium Kadar Air Kadar Kotoran

Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu usaha untuk menekan kadar ALB sekaligus menaikkan rendemen minyak. Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisis. Air panas dan uap air pada suhu tertentu merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak. Sebagai ukuran standar mutu dalam perdagangan internasional untuk ALB ditetapkan sebesar 5 . Pada Proses ini dilakukan juga perebusan yang bertujuan antara lain : a. Merusak enzim lipase yang menstimulir pembentukian ALB b. Mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti cangkang c. Memperlunak daging buah sehingga memudahkan proses pemerasan d. Untuk mengkoagulasikan protein sehingga memudahkan pemisahan minyak. Tim Penulis.P.S., 2000

2.4.2. Bilangan Iodium

Bilangan iod adalah jumlah gram iod yang dapat diikat oleh 100 gram lemak. Ikatan rangkap yang terdapat pada asam lemak yang tidak jenuh akan bereaksi dengan iod atau senyawa – senyawa iod. Bilangan Iod dapat menyatakan derajat ketidakjenuhan dari minyak atau lemak dan dapat juga dipergunakan untuk menggolongkan jenis minyak “pengering” dan minyak “bukan pengering”. Minyak pengering mempunyai mempunyai bilangan iod yang lebih dari 130 sedangkan minyak yang mempunyaibilangan iod antara 100 – 130 bersifat setengah pengering. Ketaren, S.,1986 Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Kadar Air

Kadar air inti sawit adalah 7 , jika inti sawit dikeringkan sampai kadar air yang lebih rendah, selama ditimbun inti sawit akan menyerap air sampai 7 tersebut. Sebaliknya jika kadar air tinggi, udara sekitarnya pada penimbunan akan menjadi lembab sehingga mikroba dapat berkembang biak dengan cepat. Soepadiyo Mangoensoekarjo,2003

2.4.4. Kadar Kotoran

Kadar kotoran, jika terlalu tinggi maka akan mempercepat keausan mesin pemecah inti sawit dan menyulitkan pembentukan pellet dari bungkilnya. Selain itu kadar protein dalam bungkil menjadi lebih rendah. Untuk bungkil inti sawit dipersyaratan kandungan profat yaitu jumlah kadar protein dan minyak dalam bungkil, harus lebih dari 15 . Jika kadar protein kurang maka kadar minyak dalam bungkil harus diperbesar. Soepadiyo Mangoensoekarjo,2003 Dari proses – proses yang telah dilakukan, kotoran – kotoran yang berukuran besar memang bisa disaring. Akan tetapi kotoran – kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa disaring, hanya melayang – melayang didalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan minyak sawit. Padahal, alat sentrifugasi tersebut dapat berfungsi dengan prinsip kerja yang berdasarkan perbedaan berat jenis. Walaupun bahan baku minyak sawit selalu dibersihkan sebelum digunakan pada industri – industri yang bersangkutan, namun banyak yang beranggapan dan menuntut kebersihan dan kemurnian minyak sawit merupakan tanggung jawab sepenuhnya pihak produsen. Dari hasil pengempaan, minyak sawit kasar dipompa dan dialirkan kedalam tangki pemisah melaui pipa sehingga menghasilkan 80 minyak jernih Hasil endapan Universitas Sumatera Utara berupa minyak kasar kotor yang dikeluarkan dari dari tangki pemisah bersama air panas yang bersuhu 95 °C dengan perbandingan 1:1, diolah pada sludge centrifuge sedangkan minyak jernih diolah pada purifier centrifuge. Dari pengolahan didapat minyak sawit bersih dengan kadar zat menguap sebesar 0,3 dan kadar kotoran hanya sebesar 0,0005 . Tim Penulis.P.S, 2000

2.5. Minyak dan Lemak