http:seafast.ipb.ac.idmaksiindex.php?option=com_contenttask=viewid=35Item id=25
Pohon kelapa sawit terdiri dari dua spesies : 1. Arecacea
2. Alaeis quineensis Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter.
Bunga dan buahnya berupa tandan, serta bercabang banyak. Buahnya kecil dan apabila masak, berwarna merah kehitaman . Dagingnya padat dan kulit buahnya mengandung
minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Hampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak, khususnya sebagai salah satu bahan
pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. http:www.slideshare.netrahma2nara-presentation
2.1.2. Tipe-Tipe Kelapa Sawit
Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama adalah yang pertama kali dan terluas dibudidayakan orang. E.
oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik. http:www.fisikaunri.orgnode25
Menurut warna buahnya E.guineensis dipecah menjadi 3 bentuk yaitu : a.
Nigrescens-warna buah lembayung violet sampai hitam waktu muda, berubah menjadi merah kuning oranye sesudah matang
b. Virescens-warna buah hijau waktu muda, menjadi merah kuning sesudah matang
c. Albescens-warna buah kuning waktu muda dan pucat tembus cahaya karena
mengandung sedikit karoten. Soepadiyo Mangoensoekarjo,2003
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buah, dikenal 5 vrietas kelapa sawit, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah
terhadap buah bervariasi antara 35 – 50 . Kernel biasanya besar dengan kandungan minyak yang rendah.
2. Psifera
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya tebal. Persentase daging buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan
daging biji sangat tipis. Jenis psifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain.
3. Tenera
Varietas ini mempuyai sifat – sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan Psifera. Varietas jenis inilah yang banyak ditanam diperkebunan –
perkebunan. Tempurung sudah menipis, ketebalanya berkisar antara 0,5 – 4 mm dan terdapat lingkaran serabut disekelilingnya. Persentase daging buah terhadap
buah tinggi, antara 60 – 96 . 4.
Macro karya Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedang daging buahnya tipis sekali.
5. Diwikka-wakka
Varietas ini mempunyai cirri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka-wakka dapat dibedakan menjadi diwikka-wakkadura, diwikka-
Universitas Sumatera Utara
wakkapsifera, diwikka-wakkatenera. Dua varietas ini jarang dijumpai dan kurang begitu dikenal di Indonesia. Tim Penulis.P.S., 2000
2.1.3. Pengolahan Kelapa Sawit