ringan terhembus keluar melalui cyclone, kemudian ditampung untuk digunakan
sebagai bahan bakar. g. Pengeringan dan pemecahan biji
Biji dari alat pembuang daging buah depericarper diangkut ke silo dan dikeringkan di sini. Biji - biji yang telah kering ini, intinya mengkerut dan mudah
dilepaskan dari cangkang atau tempurungnya. Biji-biji yang telah dipisahkan berdasarkan diameternya, kemudian dipecah lagi agar inti dan cangkangnya dapat
dipisahkan.
h. Pemisahan inti dari cangkang
Prinsip pemisahan biji dari cangkangnya adalah karena adanya perbedaan berat jenis antara inti dan cangkang. Caranya adalah dengan mengapungkan biji-biji yang
telah dipecahkan dalam larutan lempung yang mempunyai berat jenis 1,16. Dalam keadaan ini inti kelapa sawit akan mengapung dalam larutan dan cangkang akan
mengendap di dasar. Inti dan cangkang diambil secara terpisah kemudian dicuci sampai bersih. Alat yang digunakan untuk memisahkan inti dari cangkangnya disebut
hydrocyclone separator. Inti buah dibawa ke silo dan dikeringkan pada suhu 80°C. Selama pengeringan harus selalu dibolak-balik agar keringnya merata. Inti yang telah
kering dipak, kemudian dimasukkan ke dalam karung goni dan siap untuk dijual atau diolah lebih lanjut.
Cangkang buah kelapa sawit sering dipakai sebagai bahan baker ketel uap, bahan pengerasan jalan-jalan kebun atau diolah menjadi arang yang banyak digunakan
dalam industri karbon aktif. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit diperoleh produk utama dan beberapa produk sampingan. Sebagai produk utama adalah minyak
Universitas Sumatera Utara
kelapa sawit crude palm oil dan inti sawit Kernel , sedangkan produk sampingannya adalah tempurung, ampas dan tandan kosong.
Kegunaan dari masing-masing produk tersebut adalah : -
Minyak kelapa sawit merupakan bahan baku untuk industri sabun,minyak goreng,mentega dan lain-lain.
- Inti sawit yang menghasilkan minyak inti digunakan sebagai bahan kosmetika.
- Cangkang atau tempurungnya dapat digunakan sebagai bahan bakar, yaitu arang
aktif yang biasa digunakan dalam industri kesehatan. -
Tandan kosong untuk bahan baker ketel uap, mulsa dan abu sebagai pupuk Kalium.
- Ampas lumatan daging buah untuk bahan baker ketel uap Boiler
http:www.fisikaunri.orgnode25
2.2. Minyak Kelapa Sawit
Salah satu beberapa tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ . Warna daging buah ialah putih kuning
diwaktu masih muda dan berwarna jingga setelah buah menjadi matang. Daerah penanaman kelapa sawit di Indonesia adalah daerah Jawa Barat Lebak
dan Tanggerang, Lampung, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh. Negara penghasil kelapa sawit selain Indonesia adalah Malaysia, Amerika tengah dan Nigeria.
Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit Palm Kernel Oil dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa
sawit Palm Kernel Meal atau Pellet
Universitas Sumatera Utara
Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil –
kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak.
Di Indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit adalah pabrik Ekstraksi minyak kelapa sawit di Belawan – Deli.
Minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit tersebut hampir seluruhnya diekspor. Dengan peningkatan nilai ekspor maka diperlukan standart dan pengawasan
mutu bungkil inti kelapa sawit untuk memberikan jaminan mutu pada konsumen. Faktor – faktor yang mempengaruhi mutu adalah air dan kotoran, asam lemak
bebas, bilangan peroksida dan daya pemucatan. Faktor – faktor lain adalah titik cair, kandungan gliserida padat, refining loss, plasticity, dan spreadability, sifat transparan,
kandungan logam berat dan bilangan penyabunan. Semua faktor – faktor ini perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit.
Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis JACQ adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam famili Palmae. Nama genus Elaeis berasal dari bahasa yunani
Elaion atau minyak sedangkan nama spesies guenensis berasal dari kata Guinea, yaitu tempat dimana seorang ahli bernama Jacquin menemukan tanaman kelapa sawit
pertama kali di pantai Guinea. Kelapa sawit tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan curah
hujan 2000 mmtahun dan kisaran suhu 22° - 32°C. Sifat fisiko – kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavor,
kelarutan, titik cair, dan polimorpishm, titik didih, titik pelunakan, slipping point, shot
Universitas Sumatera Utara
melting point, bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan, titik asap, titik nyala dan titik api.
Tabel 1. Nilai sifat fisiko kimia minyak sawit dan minyak inti sawit
Sifat Minyak sawit
Minyak inti sawit Bobot jenis pada suhu kamar
Indeks bias D 40° C Bilangan Iod
Bilangan penyabunan 0,900
1,4565 – 1,4585 48 – 56
196 – 205 0,900 – 0,913
1,495 – 1,415 14 – 20
244 – 254 Sumber : Krischenbauer 1960
Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan, karena asam – asam lemak dan gliserida tidak berwarna. Warna orange atau
kuning disebabkan adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak. Bau dan flavor dalam minyak terdapat secara alami, juga terjadi akibat adanya asam – asam lemak
berantai pendek akibat kerusakan minyak, sedangkan bau khas minyak kelapa sawit ditimbulkan oleh persenyawaan beta ionone.
Titik cair minyak sawit berada dalam nilai kisaran suhu, karena minyak kelapa sawit mengandung beberapa macam asam lemak yang mempunyai titik cair yang
berbeda - beda. Ketaren, S.,1986 Buah kelapa sawit menghasilkan dua jenis minyak. Minyak yang berasal dari
daging buah mesokarp berwarna merah. Jenis minyak ini dikenal sebagai minyak kelapa sawit kasar atau crude palm oilCPO sedangkan minyak yang kedua berasal dari
inti kelapa sawit, tidak berwarna, dikenal sebagai minyak inti kelapa sawit atau Palm Kernel Oil PKO.
Universitas Sumatera Utara
Keunggulan minyak sawit selain tersusun dari asam lemak tidak jenuh dan asam lemak jenuh, juga mengandung beta karotene atau pro Vitamin A yang sangat
diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh manusia dan sebagai antioksidan , dan pro vitamin E tokoferol dan tokotrienol, selain berperan dalam metabolisme dan
untuk kesehatan. Produk kelapa sawit dapat dikelompokkan dalam : a.
Bahan makanan oleofood, oleomakanan Minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit digunakan sebagai bahan
pangan diperoleh melalui proses fraksinasi, rafinasi dan hidrogenasi. Minyak kelapa sawit mengandung kolesterol rendah antara 12-19 ppm rata – rata 16 ppm dan minyak
kelapa sawit yang dimurnikan menjadi minyak goreng kandungan kolesterolnya akan turun sampai pada tingkat yang tidak membahayakan bagi manusia.
b. Bahan nonmakanan oleochemical, oleokimia
Minyak kelapa sawit dapat dipakai untuk bahan industri berat ataupun ringan antara lain untuk industri penyamakan kulit agar menjadi lebih lembut dan fleksibel.
Dalam industri tekstil minyak sawit dipakai sebagi minyak pelumas yang tahan terhadap tekanan dan suhu tinggi. Pada Industri ringan minyak kelapa sawit dipakai sebagai
sabun , deterjen semir sepatu, lilin, tinta cetak, dan lain – lain. Melalui Proses hidrolisis minyak kelapa sawit menghasilkan asam lemak dan
gliserin yang dapat diproses menjadi derivat – derivat asam lemak, antara lain amine alkohol dan metil ester. Bahan – bahan ini dapat dipakai sebagai bahan dasar pembuatan
cat dinding atau cat kayu, tinta cetak, pasta gigi, pembuatan plastik, dan lain – lain. c.
Bahan Kosmetika dan Farmasi cosmetic Pharmacy Minyak kelapa sawit juga dapat di buat sebagai lipstik, sabun.
Soepadiyo Mangoensoekarjo,2003
Universitas Sumatera Utara
2.3. Minyak Inti Kelapa Sawit