Rahnu yaitu sebagai jaminan al-marhun atas peminjaman atau utang al- marhunbiih yang diberikan kepada nasabah atau peminjaman tersebut.
39
Kesimpulannya bahwa rahn adalah menahan barang jaminan milik si peminjam rahin, baik yang bersifat materi atau manfaat tertentu, sebagai
jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang diterima tersebut memiliki nilai ekonomis, sehingga pihak yang menahan murtahin
memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang gadai tersebut apabila pihak yang menggadaikan
tidak dapat membayar hutang tepat pada waktunya.
2. Landasan Hukum Gadai Emas Syariah
a. Al-Qur‟an
اضعب ضعب أ ف ض ق اه ف ا تاك ا دجت فس ع ت ك دا ش ا ا ت ت ا هب ه ا قتي هت ا أ تؤا ا د ي ف
ثآ ه ف ا ت ي ي ع
عت ا ب ه ا ه ق
“Jika kamu dalam perjalanan dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan oleh yang mengutangkan, tetapi jika sebagian
kamu mempercayai sebagian orang lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanah hutangnya dan hendaklah ia
bertakwa kepada Allah SWT, Tuhannya. Dan janganlah kamu menyembunyikan
kesaksian, karena
barang siapa
yang menyembunyikan nya, sungguh, hatinya kotor, berdosa. Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan ”. QS. Al-Baqarah 20: 283.
Ayat tersebut secara spesifik menyebutkan “barang tanggungan yang dapat dijadikan
sebagai pegangan oleh yang mengutangkan”.
39
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, Cet. 1 hal. 164-165.
Dalam dunia financial, barang tanggungan bisa dikenal sebagai jaminan collateral atau objek pegadaian.
b. Al-Hadits
س أ ع –
ه ع ها ض –
ا ه دق : اق –
س هي ع ها ص –
ه اع د د ع يد اب
ه هأ ا يعش ه خأ ، د ي
“Anas Radhiyallahu „Anhu berkata: “Sesungguhnya Nabi Shalallahu „Alaihi wa Sallam pernah menggadaikan baju besinya di Madinah
kepada orang Yahudi, sementara Beliau mengambil gandum dari orang tersebut untuk memenuhi kebutuhan keluarga Beliau.”
40
Dari Hadits diatas dapat dipahami bahwa bermuamalah dibenarkan juga dengan non muslim dan harus ada jaminan sebagai pegangan,
sehingga tidak terjadi kekhawatiran bagi yang member utang. c.
Ijtihad Ulama Para ulama sependapat, bahwa perjanjian gadai hukumnya mubah
boleh. Namun ada yang berpegang kepada zakir ayat, yaitu gadai hanya diperbolehkan dalam keadaan bepergian saja, seperti paham
yang dianut oleh Madzhab Zahiri, Mujahid dan al-Dhahak. Sedangkan jumhur kebanyakan Ulama membolehkan gadai, baik dalam
bepergian maupun tidak, seperti telah disebutkan dalam Hadits diatas. Jadi secara umum rahn gadai boleh dilakukan, karena kegiatan
tersebut pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW.
40
Al-Bukhari, Shahih Bukhari, Beirut: Maktabah Ashriyah, 1997, Jilid I, h. 753.