25 Ghawzul Fikri
26 Problematika Iman
27 Ilmu dan Urgensinya
28 Islam: Kemarin, Kini, dan Esok
117
Hampir di tiap sekolah memberikan materi awal tentang aqidah karena menurut para mentor penanaman aqidah di awal pertemuan lebih penting
sebelum membahas materi-materi lain. Karena pada awal pertemuan ini biasanya kondisi mentee baik secara psikis, spiritual dan sosial masih
terbilang labil. Dan inilah yang menjadi proses awal remaja dalam pengembangan konsep diri mereka.
118
5. Metode-metode Mentoring
Yang unik dalam kegiatan mentoring di ILNA Youth Centre ini adalah menggabungkan beberapa metode dalam pelaksanaan mentoring, yaitu:
1. Accelerated Learnig
Accelerated Learning merupakan sistem pembelajaran yang
dipercepat.
119
Konsep dasar dalam metode ini adalah bahwa mentoring itu berlangsung secara cepat, menyenangkan dan memuaskan sehingga
pelajar mampu merasakan urgensi dari mentoring itu sendiri yang pada akhirnya dapat membantu proses pembentukan kepribadian pelajar.
117
Modul Materi ILNA, Super Mentoring Senior 1 dan 2. Wawancara dengan Halida Mentor, Musolla SMA Negeri 6 Bogor, 26 November 2008.
119
Wawancara pribadi dengn
2. Quantum Learning
Quantum Learning yaitu kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses
belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat proses belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan
bermanfaat. Dalam metode ini diharapkan mentee mampu menyerap pengetahuan yang ia dapat dari mentor tidak hanya sekedar mengingat
saja tetapi juga memahami tujuan dari pelaksanaan mentoring itu sendiri sehingga mereka mampu mengaktualisasikan dalam kehidupan sehari-
hari.
120
3. Quantum Teaching
Hampir sama dengan Quantum Learning, Quantum Teaching merupakan orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan
di sekitar situasi belajar. Melalui metode ini ILNA berusaha menerapkan pelaksanaan mentoring yang dinamis dengan memaksimalkan potensi
pelajar. 4.
Konseling Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan
mentor terhadap mentee nya yang mengalami masalah sehingga dapat teratasi oleh mentee. Disinilah mentor dapat melihat sejauh mana
kemampuan mentee dalam menentukan pilihannya dan mampu bertanggung jawab atas pilihan tersebut.
121
Masalah yang umumnya
120
Ibid.
121
Ibid.
dihadapi oleh mentee yaitu permasalahan mentee dengan orang tua, pergaulan sosial, motivasi belajar. Dalam pemberian solusi masing-
masing mentee memiliki cara tersendiri disesuaikan dengan karakter mentee
yang mereka hadapi, seperti yang diungkapkan Wahyu, “Terus, kalau cara menghadapinya ya tergantung mentornya, sebenernya. Kalau
ana sendiri lebih mengorek mereka untuk mengungkapkan dan bertanya
balik dan mereka yang menyimpulkan. Itu dari ana sendiri.”
122
Adapun metode penyampaian materi mentoring menggunakan beberapa metode, yaitu:
1. Metode Ceramah
Dalam metode ceramah ini, mentor menyampaikan materi kepada mentee. Di sini terlihat komunikasi satu arah, di mana mentor lebih aktif berbicara
sementara mentee mendengarkan dengan seksama. Di SMA 1 metode seperti ini di kenal dengan nama metode monolog.
123
Sedangkan di SMA Negeri 6 Bogor, metode ceramah menggunakan istilah metode klasikal.
124
2. Diskusi
Ada juga metode diskusi. Dalam metode ini semua peserta mentor mentee berperan aktif dalam mengemukakan pendapat atau gagasan
mereka terhadap suatu persoalan yang diangkat. Dalam metode ini mentor
Wawancara pribadi dengan Ade Wahyu Hidayat Mentor SMA Negeri 6 Bogor, Musolla SMA Negeri 6 Bogor, 5 Desember 2008.
123
Ahmad Danil Effendi, Bogor, 1 November 2008.
124
Wawancara pribadi dengan Halida Mentor SMA Negeri 6 Bogor, di Musolla SMA Negeri 6 Bogor, 26 November 2008.
lebih berperan sebagai penengah atau media perantara antar mentee menyampaikan pendapat mereka.
125
3. Studi Kasus
Metode studi kasus ini, mentor memberikan sebuah kasus kepada mentee. Mentee
diminta untuk menganalisis masalah tersebut. Ada yang disampaikan secara lisan maupun tulisan, ada juga dengan memutar
sebuah film yang dapat diambil hikmahnya kemudian di analisis permasalahan yang terjadi. Seperti yang penulis temukan di SMA Negeri
1 Bogor menggunakan metode studi kasus dengan cara memutar sebuah film berjudul “Sakratul Maut”. Mentee diminta untuk melihat film tersebut
dan menganalisis hikmah yang terkandung di dalam film tersebut. Lain halnya yang penulis temukan di salah satu kelompok mentoring di
SMA Negeri 6 Bogor yang pada waktu itu membahas materi tentang Birrul Walidain
Berbakti kepada orang tua. Mentor memberikan sebuah contoh kasus dalam bentuk lisan yang berkaitan dengan materi pada hari
itu dan meminta mentee untuk menganalisis dan mengajukan pendapat tentang kasus yang disampaikan.
4. Games
Games merupakan alat bantu dalam penyampaian materi. Games
merupakan metode
penyampaian materi
dua arah
two way
125
Observasi pelaksanaan mentoring di SMA Negeri 1 Bogor dan SMA Negeri 6 Bogor, Oktober 2008-Desember 2008.
communication .
126
Durasi games hanya berkisar 5 – 15 menit. Melalui metode ini, mentor memberikan ilustrasi materi yang disampaikan dalam
bentuk games. Mentee diajak untuk bervisualisasi dan mengambil hikmah dari games yang diberikan mentor.
2. Tahapan-tahapan dalam Mentoring