BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam psikologi perkembangan masa usia sekolah menengah umum dikateorikan masa remaja. Masa ini merupakan segmen yang penting dalam
siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
1
Menurut Erikson, Seperti yang dikutip oleh Syamsu Yusuf dalam buku Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
, masa remaja berkaitan erat dengan perkembangan “Sense of identity vs role confusion”,yaitu perasaan atau
kesadaran yang menyangkut keberadaan dirinya siapa saya ?, masa depannya akan menjadi apa saya?, peran-peran sosialnya apa peran saya dalam keluarga
dan masyarakat, dan kehidupan beragama; mengapa harus beragama ?.
2
Banyak factor yang mempengaruhi proses pencarian jati diri remaja selain factor internal ada juga factor eksternal yang turut berperan penting antara
lain faktor keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan pergaulannya di luar sekolah. Pada masa ini merupakan masa transisi dimana
kondisi remaja masih labil dan mudah terpengaruh apalagi di zaman modern seperti sekarang ini dengan label modernisasi sangat memudahkan remaja
mengakses berbagai hal melalui kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang akhirnya dapat menjerumuskan remaja dalam perilaku yang tidak sehat.
Syamsu Yusuf
LN, M.Pd.,
Psikologi Perkembangan
Anak dan
Remaja Bandung:ROSDA,1997,h.71
2
Ibid, h.88
Kemampuan remaja menemukan identitas dirinya akan membantunya untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara positif dan mampu
mengaktualisasikan dirinya dengan baik, Tapi apabila remaja gagal menemukan identitas dirinya akan mengakibatkan remaja tersebut kehilangan arah dan
mengalami kekacauan peran. Pencarian identitas diri remaja berkaitan erat dengan konsep diri remaja.
Bagaimana remaja memandang dirinya sendiri membantu remaja dalam proses pencarian diri. Allah berfirman dalam al-Quran surat asy-Syamsu ayat 8-10 :
+ ,-.
01
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketaqwaan. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya. Dan sungguh merugi orang yang
mengotorinya .”
Dalam ayat tersebut mengisyaratkan bahwa sesungguhnya dalam diri manusia itu sendiri serta lingkungan sekitarnya menilai baik maka akan terbentuk
konsep diri positif dalam diri remaja tetapi sebaliknya kalau diri remaja dan lingkungannya memberikan nilai yang buruk maka akan terbentuk konsep diri
yang negative dalam diri remaja tersebut. Tidak dapat dipungkiri generasi muda remaja merupakan cikal bakal
penerus bangsa. Suatu bangsa yang memiliki generasi yang bertakwa tentu akan menjadi bangsa yang benar. Membentuk pribadi remaja yang sehat tidaklah
mudah.
Oleh karena itu pembentukan konsep diri remaja mempunyai peranan yang sangat penting untuk kemajuan bangsa, negara dan agama karena remaja
diharapkan bisa berpartisipasi dalam pembangunan bangsa. Pembentukan konsep diri remaja yang positif ini bukan hanya tanggung
jawab keluarga saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama untuk ikut memikirkan bagaimana caranya agar bangsa kita dapat mencetak generasi-
generasi penerus yang tidak hanya sebatas canggih dalam ilmu pengetahuan tetapi
juga mempunyai
kepribadian yang
bertakwa dan
mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri.
Dan upaya tersebut telah dilakukan oleh sebuah lembaga yang konsen di bidang pembinaan dan pengembangan remaja muslim ILNA Youth Centre.
Melalui program mentoring yang dijalankan lembaga tersebut menjadi salah satu upaya agar remaja mampu memahami konsep diri positif. Aktifitas lembaga
tersebut membuat penulis ingin tahu lebih jauh bagaimana pelaksanaan kegiatan tersebut, metode apa yang digunakan serta hasil yang diperoleh pelajar dalam
pembentukan konsep diri pelajar remaja. Untuk itu penulis member judul
skripsi ini yaitu : “Analisis Pelaksanaan Mentoring dalam Pengembangan Konsep Diri Remaja pada Lembaga ILNA Ilman Nafi’an Youth Centre
Bogor.”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah