Gender dan Kekerasan Gender dan Beban Kerja

Ketidakadilan itu tersosialisasi kepada kaum laki-laki maupun kaum perempuan secara mantap yang lambat laun akhirnya maupun laki-laki ataupun perempuan menjadi terbiasa dan percaya bahwa seolah-olah peran-peran tersebut menjadi kodrat. Itulah sebabnya adalah wajar jika ada yang berpendapat bahwa relasi antara laki-laki dan perempuan tersebut sebagai hal yang dianggap adil dan tidak bertentangan dengan Islam. Padahal sebenarnya hal tersebut hanyalah konstruksi sosial seiring dengan perjalanan sejarah kehidupan manusia. Gender dalam perspektif Islam, menurut Nasaruddin Umar, bahwa Islam memang mengakui adanya perbedaan distincion antara laki-laki dan perempuan, tetapi bukan pembedaan discrimination. Perbedaan tersebut didasarkan atas kondisi fisik-biologis perempuan yang ditakdirkan berbeda dengan laki-laki, namun perbedaan tersebut tidak dimaksudkan untuk memuliakan yang satu dan merendahkan yang lainnya. 36 Al- Qur‟an juga sebagai rujukan utama masyarakat Islam pada dasarnya mengakui bahwa kedudukan laki-laki dan perempuan adalah sama. Keduanya diciptakan dari satu nafs living entity, di mana yang satu tidak memiliki keunggulan terhadap yang lain. Bahkan Al-Qur ‟an tidak menjelaskan secara tegas bahwa Hawa diciptakan dari tulang rusuk Nabi Adam sehingga kedudukan dan statusnya lebih rendah. Atas dasar itu, prinsip Al- Qur‟an terhadap kaum laki-laki dan perempuan adalah sama, di mana hak istri diakui sederajat dengan hak suami. Dengan kata lain, laki-laki memiliki hak dan kewajiban terhadap perempuan dan 36 Nasaruddin Umar, Kodrat Perempuan dalam Islam Jakarta: Lembaga Kajian Agama dan Gender, 1999, h.23. begitu pula sebaliknya. 37 Bahkan, menurut Nasruddin Umar, di dalam Al- Qur‟an terdapat ayat-ayat yang menjelaskan tentang konsep kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan. Masing-masing mendapatkan ganjaran berupa pahala atas perbuatan yang mereka lakukan. Ketaatan beribadah, amal sholeh dan ketaqwaan mereka lah yang membedakan diantara keduanya. Konsep kesetaraan gender tersebut antara lain sebagai berikut 38 : a. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai hamba Dalam kapasitas manusia sebagai hamba, tidak ada perbedaan antara laki- laki dan perempuan. Keduanya sama-sama berpotensi untuk menjadi hamba Allah yang ideal atau di dalam Al- Qur‟an disebut muttaqun. Seperti pada Q.S. Al- Hujurat : 13 yang berbunyi : Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki- laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal Q.S. Al- Hujurat : 13. 37 Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h.129-130. 38 Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender: Perspektif Al- Qur‟an Jakarta: Paramadina, 2001, h. 247-265. b. Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di bumi Maksud dan tujuan manusia diciptakan di bumi ini selain untuk beribadah kepada Allah, juga untuk menjadi khalifah di bumi. Hal itu dijelaskan dalam Q.S. Al- Baqarah : 30 : Artinya : “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui Q.S. Al-Baqarah : 30. Dalam hal ini, tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Keduanya ditugaskan untuk menjadi khalifah di bumi. Masing-masing mempunyai kewajiban dan tanggung jawab yang harus mereka lakukan. c. Laki-Laki dan perempuan sama-sama berpotensi meraih prestasi Laki-laki dan perempuan sama-sama mempunyai potensi meraih prestasi. Seperti yang dijelaskan pada dua ayat Al- Qur‟an berikut ini : Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan Q.S. An-Nahl : 97. Artinya : Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab Q.S. Ghofir : 40. Ayat-ayat tersebut mengisyaratkan tentang konsep kesetaraan yang ideal dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam bidang spiritual maupun karir profesional, tidak mesti dimonopoli oleh satu jenis kelamin saja.

C. Pandangan Islam Terhadap Wanita Karier

Allah SWT berfirman : “Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada keluarganya dengan cara ma‟ruf”Al-Baqarah : 233. Maksud ayat di atas yaitu tentang kewajiban ayah dalam menafkahi keluarga serta pakaian yang dipakai oleh keluarganya. Oleh karena itu, dalam ayat tersebut dikatakan bahwa sebenarnya dalam urusan mencari dan memberi nafkah itu merupakan kewajiban dan tanggung jawab dari seorang ayah. 39 Sebuah hadits shahih menjelaskan tentang ganjaran yang didapat bagi seorang Muslim, yang berarti dalam hal ini seorang Ayah, yaitu berupa pahala seperti orang yang bersedekah. Jadi, seorang Ayah yang berniat mencari nafkah untuk keluarganya dengan niat yang ikhlas dan hanya mengharap ridho Allah semata, maka Allah menganggap itu sebagai bentuk sedekah darinya. Hadits tersebut berbunyi : ق ث ْ ّ ع ْ ع ْعش ث ي ي أ ْ آ ث ْقف ّ ْأْ عْ ي أ ْ ع ّ ْأْ ي ي ْ ْع ْع ْي ع ى ص ي ْ ع قف ي ْ ع ْ ْ قفْأ ق ق ص ْ ك ْ ي ْ أ ى ع قف ّ ي ص 39 Imam Nawawi, Riyadus Shalihin dan Penjelasannya. Penerjemah Faisal bin Abdul Aziz Alu Mubarak Jakarta: Ulumul Qura, 2014, h. 239. Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas Telah menceritakan kepada kami Syubah dari Adi bin Tsabit ia berkata: Aku mendengar Abdullah bin Yazid Al Anshari dari Abu Masud Al Anshari maka aku berkata: Dari Nabi shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Jika seorang muslim memberi nafkah pada keluarganya dengan niat mengharap pahala, maka baginya hal itu adalah s edekah” H.R. Bukhari. 40 Islam juga tidak membeda-bedakan dalam urusan memberi nafkah. Walaupun telah dijelaskan bahwa kewajiban memberi nafkah merupakan tanggung jawab suami, tetapi perempuan juga akan mendapatkan ganjaran yang sama jika dia telah menafkahi keluarganya. Seperti pada kasus Ummu Salamah berikut ini : ث أ ْي ك ْ ء عْ ث أ أ ث ْ ع ي أ ْ ع ْي ْ ي أ ْ ع أ ْ ق : ْق ي ْ ي ْجأ يف ي ي أ قفْأ ْ ْي ع ْ ْ ك ْ ي قف ْ ع ك ْ يف ْجأ ْقفْأ ْ ْي ع . ي ص Artinya : “Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Ala` Telah menceritakan kepada kami Abu Usamah Telah menceritakan kepada kami Hisyam dari bapaknya dari Zainab binti Abu Salamah dari Ummu Salamah ia berkata; Saya bertanya, Wahai Rasulullah, mungkinkah aku mendapatkan pahala 40 H.R. Bukhari.