perbuatan atau tindakan.
24
Selain itu, untuk membedakan antara narasi dengan deskripsi, bisa juga dengan memperhitungkan unsur lain yaitu unsur waktu. Karena jika hanya
menyampaikan suatu kejadian atau peristiwa, deskripsi pun bisa kita gunakan. Oleh karena itu, unsur yang membedakan narasi dengan deskripsi terdapat dua
unsur, yaitu perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka narasi
mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu rangkaian waktu.
25
Kemudian unsur lain dari narasi adalah plot, karakter dan latar. Plot adalah basicdari semua unsur yang terdapat dalam narasi karena menggambarkan dari
jalannya sebuah cerita. Karakter merupakan pemeran atau tokoh yang terdapat dalam sebuah cerita. Mereka bisa berupa
“the hero, the coward, the lover, the friend and so on”. Sedangkan latar berupa lokasinya di mana, kapan waktunya
dan alur cerita yang diambil.
26
Salah satu tokoh asal Bulgaria, Tzvetan Todorov, mengatakan bahwa semua cerita dimulai dengan
“keseimbangan” di mana beberapa potensi pertentangan berusaha “diseimbangkan”- pada suatu waktu. Teorinya mungkin
terdengar seperti klise bahwa cerita punya awal, pertengahan dan sebuah akhir.
24
Gorys Keraf, Argumentasi dan Narasi Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004, h.135-136.
25
Keraf, Argumentasi dan Narasi , h.136.
26
Marcel Danesi, Messages, Signs, and Meanings: A Basic Textbook in Semiotics and Comunication Theory
Toronto: Canadian Scholar’s Press Inc, 4 , h. 4 .
Namun, keseimbangan menandai sebuah keadaan, dalam sebuah cara-cara.
27
Narasi diawali dari sebuah keteraturan, dimana kondisi para pemain di film tersebut masih tertib dan belum menemukan konflik. Kemudian keteraturan
tersebut berubah menjadi kekacauan akibat tindakan dari seorang tokoh. Narasi diakhiri dengan kembalinya kepada kondisi keteraturan. Dalam banyak cerita fiksi
misalnya ditandai dengan musuh yang berhasil dikalahkan, pahlawan yang hidup bahagia, masyarakat yang bisa dibebaskan sehingga menjadi makmur dan bahagia
selamanya.
28
Sejumlah ahli memodifikasi struktur narasi Todorov, seperti Nick Lacey yang memodifikasi struktur narasi menjadi lima bagian. Modifikasi terutama
dibuat untuk tahapan antara gangguan ke ekuilibrium. Tahapan yang ditambahkan misalnya gangguan yang makin meningkat, kesadaran akan terjadinya gangguan
dan klimaks gangguan memuncak. Bagian penting yang ditambahkan adalah adanya upaya memperbaiki gangguan.
29
27
Gill Braston dan Roy Stafford, The Media Stude t’s Book London dan New York:
Routledge, h.36.
28
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media Jakarta: Jakarta Prenada Media Group, 2013, h.46.
29
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h.46-47.
Sehingga jika dibentuk dalam tabel akan terlihat seperti ini
30
:
No. Todorov
Nick Lacey
1. Ekuilibrium Keseimbangan
Kondisi Keseimbangan
dan Keteraturan
2. Gangguan Kekacauan
Gangguan Terhadap Keseimbangan 3.
Kesadaran Terjadinya Gangguan 4.
Upaya Memperbaiki Gangguan 5.
Ekuilibrium Keseimbangan Pemulihan Menuju Keseimbangan
1. Kondisi Keseimbangan dan Keteraturan
Narasi umumnya diawali dari situasi normal, ketertiban dan keseimbangan. Dalam narasi tentang superhero, umumnya diawali oleh kondisi
kota yang damai, kerajaan yang makmur dan seterusnya. Atau narasi tentang sebuah keluarga, diawali dengan kondisi keluarga yang harmonis dan bahagia.
2. Gangguan Terhadap Keseimbangan
Bagian atau struktur kedua dari narasi adalah adanya gangguan terhadap keseimbangan. Ini bisa berupa tindakan atau adanya tokoh yang merusak
keharmoniasan, keseimbangan atau keteraturan. Kehidupan yang normal dan tertib, setelah adanya tokoh yang membuat gangguan berubah menjadi tidak tertib
dan tidak teratur. Gangguan ini juga bisa berupa tindakan tertentu dari aktor yang
30
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media, h.47-48 .
mengubah ketertiban. Suatu keluarga yang harmonis, berubah menjadi kacau ketika sang Ayah melakukan selingkuh atau mengkonsumsi narkoba. Tindakan itu
mengubah keluarga menjadi tidak harmonis, hubungan baik menjadi buruk dan seterusnya.
3. Kesadaran Terjadinya Gangguan
Pada tahap ketiga, gangguan makin besar dan dampaknya makin dirasakan. Pada tahap ini, gangguan umumnya mencapai titik puncak klimaks.
Dalam cerita mengenai sebuah keluarga, pada tahap ini kekacauan mengalami titik puncak. Perselingkuhan yang dilakukan Ayah misalnya membuat konflik di
keluarga semakin besar dan keluarga di ambang perceraian.
4. Upaya Memperbaiki Gangguan
Pada tahap ini, narasi biasanya berisi tentang hadirnya sosok pahlawan yang berupaya mempebaiki gangguan. Pada tahap ini, sudah ada upaya untuk
menciptakan keteraturan kembali, meskipun upaya digambarkan mengalami kegagalan. Dalam narasi superhero misalnya, di tahap ini sudah muncul
perlawanan terhadap musuh. Tetapi karena musuh terlalu kuat, umumnya pahlawan digambarkan kalah terlebih dahulu.
5. Pemulihan Menuju Keseimbangan
Tahap ini adalah babak terakhir dari suatu narasi. Kekacauan yang muncul di tahap dua, berhasil diselesaikan sehingga keteraturan bisa dipulihkan kembali.
Penduduk bisa bekerja dengan aman, keluarga menjadi harmonis kembali dan seterusnya.
B. Konsep Gender
Istilah gender sudah tidak asing lagi di telinga kita, tetapi masih banyak di antara kita yang belum memahami dengan benar istilah tersebut. Gender sering
diidentikkan dengan jenis kelamin sex, padahal gender berbeda dengan jenis kelamin. Gender sering juga dipahami sebagai pemberian dari Tuhan atau kodrat
Ilahi, padahal gender tidak semata-mata demikian. Untuk memahami konsep gender harus dibedakan kata gender dengan kata
sex atau jenis kelamin. Pengertian jenis kelamin merupakan pensifatan atau pembagian dua jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis yang
melekat pada jenis kelamin tertentu. Misalnya, bahwa manusia jenis laki-laki adalah jenis manusia yang memiliki atau bersifat seperti daftar berikut ini:Laki-
laki adalah manusia yang memiliki penis, memiliki jakun, dan memproduksi sperma. Sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi seperti Rahim dan
saluran untuk melahirkan, memproduksi telur, memiliki vagina dan mempunyai alat untuk menyusui. Artinya secara biologis dan secara permanen alat-alat
tersebut tidak bisa berubah dan dipertukarkan karena itu merupakan ketentuan tuhan atau kodrat.
31
Sedangkan konsep lainnya adalah konsep gender, yakni suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan. Yang dikonstruksi secara sosial,
maupun kultural. Misalnya, bahwa perempuan itu dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sementara laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan,
31
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Cet. V; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013, h. 7-8.
perkasa. Ciri dari sifat itu sendiri merupakan sifat-sifat yang dapat dipertukarkan atau dalam hal lain ada laki-laki yang lemah lembut, emosional dan keibuan,
sementara ada juga perempuan yang kuat, rasional dan perkasa. Dari hal tersebut bisa dikatakan bahwa konsep gender antara sifat perempuan dan laki-laki bisa
berubah dari waktu ke waktu serta berbeda dari tempat ke tempat lainnya, maupun berbeda dari suatu kelas ke kelas lainnya. Oleh karena itu, terbentuknya
perbedaan-perbedaan gender dikarenakan oleh banyak hal, diantaranya dibentuk, disosialisasikan, diperkuat, bahkan dikonstruksi secara sosial atau kultural melalui
ajaran keagaman atau Negara. Sehingga, hal tersebut dianggap menjadi ketentuan tuhan yang seolah-olah tidak dapat diubah lagi dan perbedaan-perbedaan gender
tersebut dianggap dan dipahami sebagai kodrat laki-laki dan kodrat perempuan.
32
Dalam pandangan lain, gender merupakan sebuah konsep yang terkait dengan peranan dan hubunganantara perempuan dan laki-laki yang tidak
ditentukan oleh perbedaan biologis,namun ditentukan oleh lingkungan sosial, politik dan ekonomi. Gender merupakan suatu kategori sosial yang menunjukkan
adanya peningkatan status perempuan sehingga melahirkan kesetaraan dengan laki-laki. Gender tidak hanya terbatas pada persoalan kesetaraan peran saja tetapi
juga terkait dengan kesadaran dan komitmen. Oleh sebab itu, gender tidak menitikberatkan pada kepentingan perempuan semata tetapi keseimbangan antara
perempuan dan laki-laki. Artinya pembangunan yang tertuju kepada perempuan dan laki-laki.
33
32
Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h. 7-8.
33
Aida Vitalaya S. Hubeis, Pemberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa Bogor: IPB Press, 2010, h. 90, 99.