c. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian analisis narasi, data-data yang sudah terkumpul akan disesuaikan dengan metode yang digunakan Tzvetan Todorov yaitu meneliti dari
struktur narasinya. Data tersebut merupakan data yang terdapat dalam film Hijab. Narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan
sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Jadi, narasi dapat dibatasi sebagai bentuk wacana yang sasaran utamanya tingkah laku yang
dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu waktu.
21
Alasan peneliti menggunakan analisis narasi karena penelitian ini tidak hanya menganalisis teks semata, tetapi juga menganalisis karakter perilaku dan
alur ceritanya.
21
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h.3.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam membahas suatu penelitian diperlukan sistematika pembahasan yang bertujuan untuk memudahkan penelitian, langkah
– langkah pembahasan sebagai berikut:
BAB I : Yaitu pendahuluan, pada bab ini terdiri atas enam sub bab antar
lain latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan psutaka, kerangka teori,
metodologi penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II :
Yaitu kajian teori, pada bab ini terdiri dari naratif Todorov, konsep gender dan pandangan Islam terhadap konsep gender di film Hijab.
BAB III : Yaitu gambaran umum pada bab ini terdiri dari sinopsis film Hijab,
profil serta peran pemain film Hijab dan Profil Dapur Film. BAB IV : Yaitu penyajian data, yang terdiri dari konsep gender pada film
Hijab dan perspektif Islam dalam menilai konsep gender pada film Hijab.
BAB V : Yaitu penutup yang terdiri dari kesimpulan yang ditutup dengan
saran.
19
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Teori Narasi Todorov
Narasi berasal dari kata Latin narre , yang artinya “membuat tahu”.
Dengan begitu, narasi berhubungan dengan usaha untuk memberitahu sesuatu atau peristiwa.
22
Sesuatu atau peristiwa yang dimaksud di sini adalah peristiwa yang mempunyai rangkaian atau urutan peristiwa. Jadi, jika memberitahu sesuatu atau
peristiwa yang tidak terdapat rangkaian atau urutannya, seperti papan penunjuk jalan, jadwal siaran televisi di koran atau lowongan pekerjaan di sosial media, itu
semua tidak bisa disebut sebagai narasi. “Narasi juga bisa berarti cerita. Cerita itu didasarkan pada urut-urutan
sesuatu atau serangkaian kejadian atau peristiwa. Di dalam kejadian itu ada tokoh atau beberapa tokoh, dan tokoh ini mengalami atau
menghadapi suatu atau serangkaian konflik atau tikaian. Kejadian, tokoh dan konflik ini merupakan unsur pokok sebuah narasi, dan ketiganya
secara kesatuan biasa disebut plot atau alur. Dengan demikian, narasi
adalah cerita berdasarkan alur”.
23
Narasi juga harus dibedakan dengan deskripsi. Jika deskripsi merupakan sebuah bentuk wacana yang menggambarkan objek dengan sedetail-detailnya
sehingga seolah-olah objek tersebut seperti berada di hadapan kita, maka narasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa sehingga seolah-olah kita bisa melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Sebab itu, unsur yang paling penting pada sebuah narasi adalah unsur
22
Eriyanto, Analisis Naratif: Dasar-Dasar dan penerapannya dalam Analisis Teks Berita Media Jakarta: Jakarta Prenada Media Group, 2013, h.1.
23
Alex Sobur, Komunikasi Naratif Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014, h.4-5.