1. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
Dalam beberapa hal, bank syariah memiliki beberapa persamaan dengan bank konvensional. Seperti pada sisi teknis penerimaan uang,
persyaratan pengajuan kredit, dan sistem transfer. Namun, di sisi lain bank syariah juga memiliki perbedaan mendasar dengan bank
konvensional. Perbedaan tersebut adalah :
Tabel 2.1 Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
31
No. Aspek
Bank Syariah Bank Konvensional
1 Falsafah
Tidak berdasarkan
bunga, spekulasi dan ketidakjelasan
Berdasarkan bunga
2
Operasional
Dana masyarakat
berupa titipan dan investasi baru akan
mendapatkan hasil
jika diusahakan terlebih dahulu.
Pada sisi penyaluran, dana tersebut disalurkan pada sektor
yang
halal dan
menguntungkan. Dana
masyarakat berupa simpanan yang
harus dibayar
bunganya pada saat jatuh tempo. Pada sisi
penyalurannya, aspek halal
tidak tidak
menjadi pertimbangan utama.
3
Sosial
Aspek sosialnya dinyatakan dengan eksplisit dan tegas yang
tertuang dalam visi dan misi perusahaan.
Aspek sosialnya tidak tersirat secara tegas.
4 Organisasi
Bank syariah harus memiliki Dewan
Pengawas Syariah
DPS Tidak terdapat dewan
sejenis.
31
Amir Machmud, dan Rukmana, Bank Syariah :Teori, Kebijakan, dan Studi Empiris di Indonesia
, Jakarta : Erlangga, 2010, Hal. 11
2. Divisi Anti Fraud Pada Bank Syariah
Untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal, setiap bank diharuskan
membentuk unit
khusus pengendalian
fraud
32
. Pertanggungjawaban unit ini dilakukan langsung kepada direktur utama.
Sedangkan untuk fungsi pengawasan, unit ini berada langsung di bawah pengawasan dewan komisaris.
Divisi anti fraud beroperasi secara independent. Hal ini ditujukan untuk menjaga obyektivitas dari penilaian audit terhadap kondisi perusahaan.
Struktur dari unit anti fraud pada setiap bank berbeda-beda, sesuai dengan kebijakan perusahaan. Seperti misalnya divisi anti fraud pada Bank Syariah
Mandiri yang terdiri dari auditor internal, komite audit, dan dewan komisaris selaku pengawas dan pembentuk kebijakan terkait penanganan fraud.
Selain itu ada auditor eksternal yang juga berperan dalam upaya pendeteksian kecurangan fraud. Dengan adanya auditor eksternal
diharapkan dapat mendeteksi fraud yang sebelumnya tidak dapat terdeteksi oleh auditor internal. Tujuan dari pembentukan divisi ini adalah untuk
meningkatkan efektivitas pengendalian internal perusahaan melalui pengendalian fraud.
32
Surat Edaran Bank Indonesia No. 1328DPNP Tanggal 9 Desember 2011 Perihal Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum.