Fraud Pada Perbankan Fraud

Audit adalah proses pemeriksaan yang independen. Orang yang melakukan audit disebut dengan auditor yang terdiri dari auditor internal dan auditor eksternal. Auditor internal adalah auditor yang bertugas mengaudit kinerja internal perusahaan. Hasil audit akan digunakan sebagai acuan perbaikan sistem atau kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. Sedangkan auditor eksternal adalah auditor yang berasal dari luar perusahaan seperti auditor dari Kantor Akuntan Publik KAP dan auditor pemerintah. Auditor eksternal bertugas mengaudit laporan keuangan perusahaan untuk menentukan kewajaran dan kesesuaian laporan tersebut dengan standar akuntansi yang berlaku. Auditor eksternal juga memiliki andil dalam pendeteksian fraud. Auditor eksternal diharapkan dapat mendeteksi fraud yang sebelumnya tidak dapat terdeteksi oleh auditor internal berdasarkan ketidakwajaran yang ditemukan pada catatan akuntansi perusahaan. Namun, dalam upaya pendeteksian kecurangan fraud, auditor internal memegang peranan utama karena auditor internal melakukan pemeriksaan langsung terhadap kondisi internal perusahaan.

1. Bukti Audit Evidence

Arens, Elder dan Beasley 2003 : 242 mendefinisikan bukti audit sebagai “setiap informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang diaudit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan” 18 . 18 Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu , hal. 242. Secara garis besar, bukti audit dapat dibedakan ke dalam 3 kategori 19 . Seperti yang terlihat pada gambar 2.4 berikut ini : Gambar 2.4 kategori Bukti Audit Sumber : Valery G. Kumaat 2011 Dalam proses litigasi pengadilan, media audio-visual seperti rekaman CCTV, hasil fotoscanning dokumen, atau kesaksian dalam bentuk rekaman audiovideo dapat digunakan sebagai bukti fisik. Sebuah temuan hasil audit setidaknya harus didukung oleh minimal 2 dari 3 kategori diatas bukti fisik, data, kesaksian. 19 Valery G. Kumaat, Internal Audit, Jakarta : Erlangga, 2011, hal. 86. PHYSICAL EVIDENCE Bukti yang terlihat. Dijumpai saat dilakukan observasiinspeksi langsung di lokasi audit. Misalnya, selisih stok barang rusak, barang hilang yang semuanya tidak tersaji dalam laporan stok, dana operasional yang dipakai untuk kepentingan pribadi, karyawan yang sering mangkir, konflik dalam tim, dan sebagainya. WITNESS EVIDENCE Bukti keterangan dari saksi terkait, yang selanjutnya dituangkan dalam konfirmasi tertulis. saksi bisa berupa saksi pelaku suspect maupun saksi yang memberatkanmeringankan. kesaksian tertulis merupakan syarat mutlak dalam investigative audit. DATA EVIDENCE Bukti tertulis yang dapat dikumpulkan secara on desk maupun on site. Bukti ini dapat berupa bon transaksi, catatan rutin, kertas kerja, notulen meeting, laporan periodik, atau data yang diprintcopy atau di- download dari di-backend sistem komputer. Pada umumnya bukti awal initial evidence bisa berupa salah satu dari kategori diatas, yaitu bisa dari hasil penggalian oleh auditor sendiri verifikasi fisik, analisis data, interviewintelligence atau hasil informasi pengaduan yang diterima oleh auditor. Keputusan utama yang dihadapi para auditor adalah menentukan jenis dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan agar dapat memberikan keyakinan yang memadai bahwa berbagai komponen dalam laporan keuangan serta dalam keseluruhan laporan lainnya telah disajikan secara wajar. Keputusan auditor dalam pengumpulan bukti audit dibagi ke dalam empat jenis keputusan 20 , yaitu : - Prosedur-prosedur audit apakah yang akan digunakan. - Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih untuk prosedur tertentu. - Item-item manakah yang akan dipilih dari populasi. - Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan.

2. Prosedur Audit

Prosedur audit adalah tindakan yang dilakukan atau metode yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit. Berikut adalah prosedur yang biasa dilakukan dalam kegiatan audit 21 : 20 Alvin A. Arens, Randal J. Elder dan Mark S. Beasley, Auditing dan Pelayanan Verifikasi Pendekatan Terpadu , hal. 242 21 Sofyan Syafri Harahap, Auditing Kontemporer, Jakarta : Erlangga, 1994, hal. 150.