Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri

Laporan harus disertai dengan bukti-bukti yang mendukung atau bahkan menunjukkan bahwa pihak yang dilaporkan memang telah melakukan fraud . Laporan tidak boleh dilakukan hanya karena sekedar alasan like or dislike masalah pribadi. Berdasarkan laporan tersebut kemudian auditor akan melakukan pemeriksaan dalam rangka pengecekan atas kebenaran laporan adanya fraud di unit bersangkutan. Surprise audit difokuskan pada area atau divisi yang rawan terhadap fraud , sedangkan surveillance system adalah sebuah sistem yang digunakan untuk mendeteksi adanya ketidakwajaran dalam setiap transaksi, khususnya transaksi harian. Surveillance system adalah sebuah tools yang secara otomatis akan menunjukkan tanda-tanda jika telah terjadi anomali dalam transaksi. Walaupun anomali tersebut belum tentu menunjukkan adanya fraud, namun hal ini dapat menjadi red flag atau peringatan dini terhadap fraud, karena setiap fraud pasti diawali dengan adanya red flag. Sistem ini hanya ada di unit audit dan unit risk based.

C. Penerapan Surprise Audit Pada Bank Syariah Mandiri

Proses dan tahapan audit pada Bank Syariah Mandiri dilakukan sesuai dengan ketentuan pelaksanaan manual instruksi kerja yang ada pada Standar Operating System SOP internal audit Bank Syariah Mandiri yang merujuk pada standar internasional ISO 9001:2008. Beberapa aktivitas pemeriksaan dalam pelaksanaan audit harus dilakukan dengan metode surprise audit. Berikut adalah karakteristik dari surprise audit : Surprise audit merupakan pemeriksaan secara mendadak yang dilakukan oleh tim audit dengan tujuan : 1. Meyakini bahwa jumlah fisik uangbarang yang ada sesuai dengan pencatatan administrasi secara sistem maupun manual. 2. Memastikan bahwa petugas cabang tidak melakukan praktek overservice kepada nasabah, seperti menerima penitipan bilyet, buku tabungan dan ATM nasabah. 3. Memastikan bahwa pengamanan terhadap sarana kerja telah memadai. 4. Meminimalisir peluang terjadinya rekayasa kondisi. 5. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya fraud secara dini. Pemeriksaan dengan metode surprise audit dilakukan terhadap seluruh unit kerja termasuk konter layanan priority, terutama pada aktivitas : 1. Cash count terhadap uang dalam khasanah dan cash box teller. 2. Cash count terhadap uang dalam mesin ATM. 3. Cash count terhadap kas kecil. 4. Stock opname surat berharga deposito, CekBG, buku tabungan dan bukti kepemilikan asset. 5. Stock opname kartu ATM dan PIN Mailer. 6. Stock opname jaminan. 7. Pengecekan pelayanan dan pengamanan lingkungan kerja dengan melakukan pemeriksaan terhadap meja kerja, laci dan cash box Teller, Customer Service CS maupun Personal Relationship Officer PRO. Pemeriksaan terhadap ketujuh unit kerja diatas adalah cara paling mudah untuk mendeteksi adanya fraud. Melalui pemeriksaan tersebut auditor dapat langsung menemukan ketidaksesuaianpenyimpangan. Termasuk pada bagian pembiayaan, jika memang ada yang mencurigakan pada data nasabah pengajuanpenerima pembiayaan, maka auditor akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut terhadap pembiayaan tersebut tanpa diketahui oleh staf bagian pembiayaan dan juga nasabah bersangkutan. Seluruh pemeriksaan diatas dilakukan pada saat pelaksanaan general audit audit rutin. Pemeriksaan pada audit rutin tidak hanya dilakukan pada bagian operasionalcabang saja. Kegiatan audit rutin dilakukan pada empat segmen yang terdiri dari Head Office Audit, Wholesale Audit, Retail and Cunsomer Audit, dan IT Audit. Selain diterapkan pada pelaksanaan general audit , metode surprise audit juga diterapkan pada audit khusus dan audit kasus. Audit khusus adalah audit dengan lingkup coverage terbataskhusus yang dilakukan karena adanya ketentuanregulasi yang mewajibkan, seperti adanya indikasi penyimpangan prosedur, munculnya kendala yang mengganggu kinerja dan pengendalian operasional, atau pemeriksaan lebih lanjut atas suatu hasil audit rutin sebelumnya. Audit kasus FraudulenceInvestigative audit adalah audit khusus lingkup terbatas yang dilakukan terhadap tindakan penyelewenganpenyimpangan yang menimbulkan kerugian terealisasi dengan indikasi kecurangan fraudulence danatau hal-hal yang terkait dengan pelanggaran terhadap Code of Conduct, Peraturan Perusahaan, atau Prinsip Good Corporate Governance GCG.