memperebutkan pasar akan semakin ketat, untuk menekan pelaku baru masuk strategi yang dapat dilakukan adalah membatasi pendirian showroom produk kulit
di wilayah Manding yang kepemilikanya bukan dari pengrajin Manding, serta barang-barang yang ditawarkan bukan berasal dari pengrajin Manding. Ini untuk
menekan jumlah pesaing baru yang ingin memanfaatkan nama besar Manding dan lokasi Manding yang strategis. Streatgi ini hanya dapat dilakukan oleh pihak
pemerintah daerah Kabupaten Bantul. b. ST2: Tetap menjaga mutu produk dengan harga bersaing S4; T3; T4.
Strategi untuk tetap menjaga mutu produk dan dengan memberikan harga yang relatif lebih murah terhadap pesaing, ini akan menekan pemain baru masuk, tetap
bisa bersaing dengan pengusaha sejenis, serta memenangkan produk substitusi.
4. Strategi WT Weaknesses
– Threats :
Merupakan alternatif strategi defensif bertahan yang dihasilkan dengan cara mengantisipasi atau menghindari ancaman dari eksternal serta meminimalkan
kelemahan-kelemahan yang dimiliki, yaitu : a. WT1: Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas W3; W5;
T3; T4. Memproduksi produk kulit yang unik dan dalam jumlah terbatas, sehingga
menimbukan kesan eksklusif, sehingga merebut segmen pasar yang berbeda dengan perusahaan besar, serta meminimalkan kekuatan produk substitusi.
Produksi dengan jumlah yang tebatas maka pembelian bahan baku kulit samak juga tidak banyak sehingga strategi ini cocok untuk industri yang memiliki
modal yang terbatas. Kesan ekslusive dapat diciptakan dengan Desain produk yang jarang ditemukan dipasaran, maka inovasi Desain produk harus
ditingkatkan. b. WT2: BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam
negeri W5; T5; T7.
Permasalah mengenai tingginya harga bahan baku disebabkan mutu kulit samak impor lebih bagus dibandingkan kulit samak lokal. Maka pemerintah perlu
melakukan strategi yaitu melalui BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri.
Startegi yang ditujukan untuk pihak pemerintah dan diluar kendali industri kulit di Manding adalah ST1 mengetatkan persyaratan pendirian showroom produk
kulit di wilayah Manding; WO3 pemerintah melalui Kementerian Perindustrian dan ATK memberikan pelatihan, pendampingan, dan pengawasan yang rutin; dan WT2
BBKKP dan ATK mengembangkan teknologi penyamakan kulit dalam negeri, maka untuk selanjutnya strategi ini tidak diukutkan dalam tahap pemilihan prioritas strategi
dengan metode QSPM.
Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM
Tahap keputusan berfungsi untuk memilih strategi terbaik dari antara strategi yang diimplementasikan di perusahaan, yang diperoleh dengan menggunakan analisis
SWOT matriks. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan matriks QSPM David 2009. Matrik QSPM dibuat untuk memutuskan dan menentukan strategi
terbaik yang dapat direkomendasikan kepada perusahaan. Prioritas strategi yang dihasilkan oleh QSPM merupakan strategi yang diandalkan dan menjadi prioritas
untuk menghadapi peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelamahan yang dimiliki oleh perusahaan. Hasil akhirnya, strategi yang diusulkan disajikan dalam urutan
prioritas. Strategi yang memiliki TAS Total Attractiveness Score terbesar ditunjuk sebagai prioritas pertama dan paling penting di antara strategi lain.
Hasil analisis matriks SWOT memberikan beberapa alternatif strategi yang mungkin dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada lingkungan internal dan
eksternal perusahaan yang mempengaruhinya. Pada analisis QSPM, alternatif tersebut diprioritaskan berdasarkan tingkat keterkaitan kepada lingkungan internal dan
eksternal perusahaan, sehingga alternatif tersebut dapat dilakukan berdasarkan tingkatan prioritas kepentingannya. Tabel QSPM dapat dilihat pada Tabel 20.