Uji Heteroskedastisitas Pengujian Asumsi-Asumsi Klasik

264 nilai estimasi residual e. Karena umumnya nilai varian tidak diketahui, maka hal ini dapat ditaksir dengan menggunakan e 2 sebagai proxy. Langkah ini merupakan prosedur kedua dari Metode Park. Selanjutnya dilakukan transpormasi logaritma natural terhadap variabel-variabel penjelas dan nilai residual yang dikuadratkan. Koefisien-koefisien parameter yang baru jika ternyata signifikan secara statistik, maka hal ini akan mengindikasikan adanya kehadiran heterokedastisitas pada data yang digunakan. Sebaliknya jika tidak signifikan secara statistik, maka dapat disimpulkan bahwa disturbance error bersifat homoscedasticity. Persamaan-persamaan ekonometrika untuk menguji adanya heterokedastisitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode Park untuk model regresi linier faktor-faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi permintaan menunjukkan bahwa koefisien-koefisien parameter tidak signifikan secara statatis seperti dapat dilihat pada Tabel 59. Hal ini menunjukkan bahwa disturbance error pada model regresi faktor- faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi permintaan bersifat homoscedasticity sehingga masih memenuhi asumsi yang dipersyaratkan dalam metode OLS. Tabel 59. Hasil Uji Heterokedastisitas Mengggunakan Metode Park untuk Model Regresi Linier Faktor Penyebab Deindustrialiasi dari Sisi Permintaan Variabel Penduga Parameter Standar error t-hitung Peluang INTERCEPT LN_SHCREDIT LN_SHEXPORT LN_SHIMPNMIGAS 60.32264 -5.41261 -12.5804 2.479466 89.78418 3.797712 18.95221 6.144147 0.67 -1.43 -0.66 0.40 0.5169 0.1845 0.5218 0.6950 Sumber : Hasil Analisis, 2011 Sementara itu, berdasarkan hasil pengujian menggunakan metode Park untuk model regresi linier faktor-faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi penawaran menunjukkan bahwa koefisien-koefisien parameter tidak signifikan secara statistik 265 seperti dapat dilihat pada Tabel 60. Hal ini juga menunjukkan bahwa disturbance error pada model regresi faktor-faktor penyebab deindustrialisasi dari sisi penawaran bersifat homoscedasticity sehingga masih memenuhi asumsi yang dipersyaratkan dalam metode OLS. Tabel 60. Hasil Uji Heterokedastisitas Mengggunakan Metode Park untuk Model Regresi Linier Faktor Penyebab Deindustrialiasi dari Sisi Penawaran Variabel Penduga Parameter Standar error t-hitung Peluang INTERCEPT LN_LISTRIK LN_BBM LN_UPAH LN_HITECHN 36.12160 -5.93856 -1.16275 4.653973 0.099864 64.57299 6.124644 1.649667 8.620693 2.237193 0.56 -0.97 0.70 0.54 0.04 0.5871 0.3531 0.4956 0.6001 0.9652 Sumber : Hasil Analisis, 2011 Berdasarkan hasil pengujian terhadap asumsi-asumsi yang telah dilakukan di atas dapat disimpulkan bahwa model regresi linier faktor-faktor penyebab deindustrialisasi baik dari sisi permintaan maupun penawaran masih memenuhi asumsi-asumsi yang dipersyaratkan dalam metode OLS yaitu bahwa model-model regresi linier tersebut tidak terdapat masalah serius mengenai multikolinieritas, disturbance error tidak terjadi autokorelasi, dan disturbance error bersifat homoscedasticity. Dengan demikian metode OLS dapat digunakan untuk mengestimasi parameter faktor-faktor penyebab deindustrialisasi baik dari sisi permintaan maupun dari sisi penawaran.

6.2. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri

Indikator deindustrialisasi dalam penelitian ini dilihat dari perubahan pangsa output sektor industri. Sektor industri sendiri terdiri atas dua subsektor yaitu 266 industri minyak dan gas bumi migas dan industri non-migas. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa peranan industri migas dalam perekonomian nasional mengalami fluktuasi dari tahun 1993 sampai dengan 2001, dan terus mengalami penurunan mulai dari tahun 2001 sampai mencapai titik terendah pada tahun 2009 yaitu mencapai 2.14 persen seperti dapat dilihat pada Tabel 61 di bawah ini. Tabel 61. Perkembangan Pangsa Nilai Tambah Sektor Industri dari Tahun 1994 sampai dengan Tahun 2010