b. Interpretasi Ekonomi Musim Sedang November – Januari
Hasil persamaan regresi pada musim sedang November – Januari adalah sebagai berikut :
YS = 986,95146 + 178,4735 X
1
S + 1,43E-05 X
2
S + 0,1232 X
3
S + 453,8296 X
4
B
Pada musim sedang variabel yang signifikan atau berpengaruh nyata terhadap besarnya marjin pemasaran ikan laut segar pada tingkat
kepercayaan 95 atau a = 5 adalah jarak pasar, pungutan pajak, hasil tangkapan dan jumlah perantara.
1 Pengaruh Jarak Pasar terhadap Marjin Pemasaran
Besarnya koefisien regresi jarak pasar adalah 178,4735 dan hubungan antaa jarak pasar dengan marjin pemasaran adalah
positif. Hal ini berarti apabila terjadi penambahan jarak sejauh 1 km maka besarnya marjin pemasaran ikan laut segar akan
meningkat sebesar Rp 178,4735 dengan menganggap variabel yang lain konstan. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima
yaitu jarak pasar merupakan faktor yang berpengaruh terhadap besarnya marjin pemasaran ikan laut segar.
Jarak pasar mempunyai hubungan dengan besarnya biaya pengangkutan ikan laut segar dari nelayan hingga ke konsumen
akhir. Hal inilah yang menyebabkan marjin pemasaran meningkat apabila jarak pasar semakin jauh. Besarnya marjin pemasaran di
tingkat pedagang perantara merupakan penjumlahan dari biaya
pemasaran dan keuntungan pemasaran. Setiap pedagang perantara pasti selalu menambahkan besarnya biaya pemasaran pada harga
jual sehingga apabila biaya pemasaran khususnya biaya angkut besar maka harga di tingkat konsumen juga besar dan besarnya
marjin pemasaran akan semakin meningkat.
2 Pengaruh Pungutan Pajak terhadap Marjin Pemasaran
Besarnya koefisien regresi pungutan pajak adalah 1,43E-05 dan hubungan antara pungutan pajak dengan marjin pemasaran
adalah positif. Hal ini berarti apabila terjadi penambahan pungutan pajak sebesar Rp 1,00 akan mengakibatkan marjin pemasaran ikan
laut segar meningkat sebesar Rp 1,43E-05 dengan menganggap variabel yang lain konstan. Dengan demikian hipotesis kedua dapat
diterima yaitu pungutan pajak merupakan faktor yang berpengaruh terhadap besarnya marjin pemasaran ikan laut segar.
Pungutan pajak merupakan salah satu dari 10 biaya pemasaran menurut Kadir Hamid 1972 dalam Syamsu Alam
1993 : 17. Besarnya pungutan pajak yang harus ditanggung nelayan dan pedagang pengecer dalam penelitian ini mempunyai
hubungan positif
terhadap marjin
pemasaran walaupun
pengaruhnya sangat kecil. Hal ini terjadi karena pungutan pajak di tingkat nelayan hanya akan mempengaruhi besarnya penerimaan
nelayan tetapi tidak mempengaruhi harga jual. Sedangkan yang berpengaruh terhadap harga jual adalah pungutan pajak di tingkat
pedagang pengecer yang akan mengakibatkan harga di tingkat konsumen akan semakin tinggi dan berpengaruh pada marjin
pemasaran.
3 Pengaruh Hasil Tangkapan Nelayan terhadap Marjin
Pemasaran
Besarnya koefisien regresi hasil tangkapan nelayan adalah 0,1232 dan hubungan antara hasil tangkapan nelayan dengan
marjin pemasaran adalah positif. Hal ini berarti apabila terjadi penambahan hasil tangkapan nelayan sebesar 1 kg akan
mengakibatkan besarnya marjin pemasaran ikan laut segar meningkat sebesar Rp 0,1232 dengan menganggap variabel yang
lain konstan. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima yaitu hasil tangkapan nelayan merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap besarnya marjin pemasaran ikan laut segar. Hasil tangkapan nelayan di Kabupaten Cilacap ada yang
dipasarkan di luar daerah yaitu Jakarta dan Bandung sehingga dibutuhkan adanya informasi pasar mengenai harga ikan laut.
Kurangnya informasi pasar akan menyebabkan perbedaan harga yang mencolok antara pasar di daerah produksi dengan pasar diluar
daerah produksi. Hubungan hasil tangkapan nelayan dengan marjin pemasaran adalah positif karena terjadi kurangnya informasi pasar
tentang harga ikan laut baik di dalam daerah produksi maupun di luar daerah produksi. Kurangnya informasi pasar sering terjadi
untuk pemasaran di luar daerah produksi.
4 Pengaruh Jumlah Pedagang Perantara terhadap Marjin
Pemasaran
Besarnya koefisien regresi jumlah pedagang perantara adalah 453,8296 dan hubungan jumlah pedagang perantara dengan
marjin pemasaran adalah positif. Hal ini berarti apabila terjadi penambahan jumlah pedagang perantara sebanyak 1 jenis akan
mengakibatkan besarnya marjin pemasaran ikan laut segar meningkat sebesar Rp 453,8296 dengan menganggap variabel yang
lain konstan. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima yaitu jumlah pedagang perantara merupakan faktor yang
mempengaruhi besarnya marjin pemasaran ikan laut segar. Dalam suatu sistem pemasaran semakin banyak jenis
pedagang perantara akan semakin menambah panjang rantai pemasaran sehingga akan berpengaruh pada besarnya marjin
pemasaran. Semakin panjang rantai pemasaran perbedaan harga yang terjadi antara nelayan dengan konsumen juga semakin besar.
Marjin pemasaran merupakan besarnya perbedaan harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Jadi semakin panjang
rantai pemasaran yang disebabkan oleh banyaknya jenis pedagang perantara yang terlibat akan berpengaruh pada besarnya marjin
pemasaran.
c. Interpretasi Ekonomi Musim Sedikit Februari – Juni