4 Pengaruh Jumlah Pedagang Perantara terhadap Marjin
Pemasaran
Besarnya koefisien regresi jumlah pedagang perantara adalah 743,0166 dan hubungan antara jumlah pedagang perantara
dan marjin pemasaran adalah positif. Hal ini berarti apabila terjadi penambahan
jumlah perantara
sebanyak 1
jenis akan
mengakibatkan besarnya marjin pemasaran ikan laut segar meningkat sebesar Rp 743,0166 dengan menganggap variabel yang
lain konstan. Dengan demikian hipotesis kedua dapat diterima yaitu jumlah pedagang perantara meupakan faktor yang
mempengaruhi besarnya marjin pemasaran. Dalam suatu sistem pemasaran semakin banyak jenis
pedagang perantara akan semakin menambah panjang rantai pemasaran sehingga akan berpengaruh pada besarnya marjin
pemasaran. Semakin panjang rantai pemasaran perbedaan harga yang terjadi antara nelayan dengan konsumen juga semakin besar.
Marjin pemasaran merupakan besarnya perbedaan harga di tingkat produsen dengan harga di tingkat konsumen. Jadi semakin panjang
rantai pemasaran yang disebabkan oleh banyaknya jenis pedagang perantara yang terlibat akan berpengaruh pada besarnya marjin
pemasaran.
4. Uji Chow Chow Test
Tujuan dari uji Chow adalah untuk mengetahui apakah diantara dua atau lebih regresi mempunyai perbedaan baik intersep, kemiringan
atau keduanya. Untuk menguji perbedaan tersebut digunakan teknik AOV Analysis of Varians dan disertai pengujian F. Apabila nilai F hitung lebih
besar dari F tabel maka terdapat perbedaan diantara regresi-regresi yang diuji. Rumus untuk F hitung dalam uji Chow adalah sebagai berikut
Damodar, 1999 : 271 : S
6
k F = ----------------------------
S
5
N
1
+ N
2
+ N
3
– 3k Dimana :
S
5
= S
2
+ S
3
+ S
4
= 7.815.310,289 S
6
= S
1
– S
5
= 12.563.103,99 S
1
= Residual Regresi Pool Data = 20.379.414,28
S
2
= Residual Regresi Musim Banyak = 1.884.865,013 S
3
= Residual Regresi Musim Sedang = 2.999.884,295 S
4
= Residual Regresi Musim Sedikit = 2.930.560,981
k = jumlah variabel dalam model dependent dan independent
Ni = Jumlah observasi
Dari hasil analisis pada tingkat kepercayaan 99 dengan df pembilang = 5 dan df penyebut = 45, besarnya nilai F hitung adalah
14,4679159 dan besarnya nilai F tabel adalah 3,34. Dengan demikian nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel
yaitu 14,4679159 3,34 yang berarti terdapat perbedaan antara regresi musim banyak, regresi musim sedang
dan regresi musim sedikit.
G. Efisiensi Pemasaran
Menurut Mubyarto 1995 : 166, sistem pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan hasil-hasil dari produsen kepada konsumen
dengan biaya wajar serta mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen.
Untuk mengetahui efisiensi pemasaran ikan laut segar secara ekonomis adalah dengan melihat marjin pemasaran dan bagian yang diterima nelayan
Farmer’s Share pada tiap saluran pemasaran yang ada.
Tabel 4.29. Rata-Rata Harga di Tingkat Nelayan, Harga di Tingkat Konsumen, Marjin Pemasaran dan Farmer’s Share Tiap
Saluran Pemasaran
Saluran Harga di
tingkat nelayan Rpkg
Harga di tingkat konsumen
Rpkg Marjin
Pemasaran Rpkg
Farmer’s Share
Saluran I 15.496,67
20.700,00 5.203,33
74,86 Saluran II
15.666,67 19.813,89
4.147,22 79,07
Saluran III 15.377,77
20.995,83 5.618,06
73,24 Saluran IV
15.583,33 17.908,33
2.325,00 87,02
Sumber : Data Primer Penelitian 2002 Berdasarkan pada tabel 4.29, saluran pemasaran ikan laut segar IV
memiliki marjin pemasaran terendah dan bagian yang diterima nelayan farmer’s share tertinggi yaitu Rp 2.325.00 dan 87,02 . Dengan rendahnya
marjin pemasaran dan tingginya farmer’s share maka selisih harga antara nelayan dan konsumen akhir juga rendah dan makin tinggi persentase harga
yang diterima nelayan dari harga beli konsumen. Sehingga saluran pemasaran IV merupakan saluran pemasaran yang paling efisien secara ekonomis
diantara saluran pemasaran yang lain. Hal ini dikarenakan sedikitnya jumlah