Uji Asumsi Klasik Metode Analisis Data

Dimana : b i = Koefisien regresi Se = Standard error koefisien regresi N = Jumlah observasi Selanjutnya dengan menentukan tingkat signifikasi sebesar 1 , 5 dan 10 maka diperoleh t-tabel. Apabila t-hitung t-tabel, maka H ditolak yang berarti terdapat pengaruh yang nyata atau signifikan antara variabel dependent dengan variabel independent. Apabila t-hitung t-tabel, maka H diterima yang berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata atau signifikan antara variabel dependent dengan variabel independent. Pengujian ini dilakukan pada setiap koefisien regresi.

b. Uji Asumsi Klasik

1 Uji Multikolinearitas Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan linear antara variabel-variabel independent dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan pengujian dengan metode Klein, yaitu dengan membandingkan nilai r 2 dari variabel dependent dan variabel-variabel independent. Apabila nilai R 2 r 2 berarti tidak ada gejala multikolinearitas dan apabila nilai R 2 r 2 berarti terjadi gejala multikolinearitas. Untuk mempermudah dalam melakukan pengujian maka terlebih dahulu dilakukan uji korelasi. Uji korelasi ini dilakukan untuk melihat hubungan masing-masing variabel independen. Kemudian dari pengujian tersebut dapat diperoleh nilai r 2 Gujarati, 1999 : 167. 2 Uji Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah kesalahan pengganggu mempunyai varian yang sama atau tidak. Hal tersebut dilambangkan sebagai berikut : EU 2 i = s 2 Dimana : s 2 = Varian I = 1,2,3,…..,n Apabila terdapat varian yang sama maka asumsi homoskedastisitas penyebarannya sama diterima atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model dilakukan dengan Pengujian Glejser Glejser Test sebagai berikut : a Melakukan regresi atas model yang digunakan dengan Ordinary Least Square OLS tanpa memperhatikan adanya gejala heteroskedastisitas, kemudian dari hasil tersebut diperoleh besarnya residual. b Melakukan regresi dengan residual dari hasil diatas sebagai variabel dependent. Regresi dilakukan terhadap semua variabel independent. Untuk menentukan ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat pada nilai koefisien regresi pada persamaan. Apabila t-hitung t-tabel, maka persamaan tersebut tidak signifikan dengan kata lain menunjukkan adanya homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas sedangkan apabila t-hitung t-tabel, maka persamaan tersebut signifikan yang berarti menunjukkan adanya heteroskedastisitas Gujarati, 1999 : 187. 3 Uji Autokorelasi Autokorelasi yaitu suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu pada suatu periode tertentu berkorelasi dengan pengganggu periode yang lain. Pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji statistik d Durbin- Watson, yaitu dengan membandingkan angka Durbin-Watson dalam tabel tingkat derajat kebebasan n–k dan tingkat signifikasi tertentu. Angka D–W dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara batas bawah d L dan batas atas d U . Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut Gujarati, 1999 : 217 : d d L = menolak H , terjadi autokorelasi positif d 4 - d L = menolak H , tejadi autokorelasi negatif d U d 4 – d U = menerima H , tidak terjadi autokorelasi positif maupun negatif d L £ d £ d U pengujian tidak meyakinkan 4 - d U £ d £ 4 - d L = pengujian tidak meyakinkan Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu menentukan saluran pemasaran yang paling efisien, dapat diketahui dengan membandingkan bagian yang diterima oleh nelayan Farmer Share. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut Limbong dan Sitorus, 1987 : 189 : 100 r f P P F = Dimana : F = bagian yang diterima nelayan farmer’s share P f = Harga ditingkat nelayan Rpkg Pr = Harga ditingkat konsumen akhir Rpkg.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA