dengan kepentingan masyarakat sekitar hutan yang populasinya relatif sangat tinggi sebagai lahan untuk bercocok tanaman sehingga sejak lama sudah dikenal
sistem Tumpangsari dengan palawija, padi huma.
4.7 Sosial Ekonomi dan Budaya
Kondisi desa hutan di wilayah KPH Balapulang sangat khas tipikal suku Jawa meskipun pengaruh dari budaya Jawa Barat juga sudah kelihatan. Penduduk
desa hutan sebagian besar berprofesi sebagai petani dan buruh tani. Berdasarkan SK Direksi NO.136KPTSDir2001 tentang Program
Pengelolaan Hutan Bersama masyarakat PHBM yang dilandasi oleh prinsip berbagi peran dan tanggung jawab serta hak dengan Masyarakat Desa Hutan
MDH dan pihak-pihak yang berkepentingan stakeholders secara proporsional dalam pengelolan sumberdaya hutan, maka dibentuk forumlembaga di masing-
masing desa. Melalui lembaga tersebut diharapkan dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap keberadaan serta kelestarian fungsi dan manfaat
sumber daya hutan. Sejak tahun 2002 desa-desa yang termasuk dalam lingkup pengelolaan Perhutani telah terbentuk lembaga formal yang lebih dikenal sebagai
Lembaga Masyarakat Desa Hutan LMDH. Dari 61 desa yang terdapat di wilayah kerja Perum Perhutani KPH Balapulang sampai saat ini telah terbentuk
61 LMDH. Berbagai program kerjasama antara LMDH dan Perhutani yang diatur dalam
suatu Perjanjian Kerjasama PKS telah diimplementasikan hingga saat ini. Program tersebut antara lain, pengamanan wilayah hutan, Production Sharing dan
kegiatan-kegiatan lainnya. Melalui kerjasama tersebut diharapkan agar masyarakat memperoleh manfaat dan mampu untuk membantu peningkatan
kesejahteraan mereka.
V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kadar Air
Kadar air merupakan banyaknya jumlah air yang terkandung di dalam kayu terhadap berat kering tanur dengan menggunakan satuan persen. Hasil
penelitian kadar air pohon jati tiap kelas umur di sajikan pada Tabel 5.
Tabel 5 Kadar air pohon jati pada tiap kelas umur Kelas
Umur Kadar Air
Batang Cabang
Ranting Akar
Daun I
113,72 114,28
72,17 113,47
50,98 II
78,89 56,97
66,72 81,90
103,83 III
76,70 62,40
50,89 69,56
131,84 IV
82,16 85,16
85,68 83,87
44,62 V
39,16 37,83
19,15 62,38
Rata-rata 78,13
71,33 58,92
82,24 82,82
Keterangan - : Tidak ada sampel
Tabel 5 menunjukkan rataan kadar air pohon jati. Bagian daun memiliki rata-rata kadar air tertinggi di bandingkan dengan bagian pohon yang lainnya
yaitu sebesar 82,82 sedangkan untuk rata-rata kadar air terendah terdapat pada bagian ranting pohon sebesar 58,92. Daun memiliki kadar air tertinggi diduga
karena daun merupakan bagian dari pohon yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis yang mempunyai rongga sel berisi serapan air dan hara dari
lingkungan, serta memiliki stomata memungkinkan lebih banyak lagi air yang terserap di dalam daun.
Akar menempati posisi kedua kadar air tertinggi setelah daun, karena akar merupakan bagian pohon yang berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara di
dalam tanah sehingga memungkinan akar memiliki simpanan air cukup banyak. Ranting memiliki kadar air yang rendah dikarenakan ranting tersusun oleh
rongga-rongga sel yang lebih kecil di banding dengan batang, cabang, dan akar.
5.2 Berat Jenis