2.5 Kadar Zat Terbang, Kadar Abu dan Kadar Air
Kadar zat terbang menunjukan zat-zat yang mudah menguap yang terkandung pada arang yang hilang pada pemanasan 950º C. Secara kimia zat terbang terbagi
menjadi tiga sub golongan, yaitu senyawa alifatik, terpena dan senyawa fenolik. Zat- zat yang menguap ini akan menutupi pori-pori kayu dari arang Haygreen and Bowyer
1982. Kadar abu adalah jumlah oksida-oksida logam yang tersisa pada pemanasan
tinggi. Abu tersusun dari mineral-mineral terikat kuat pada arang seperti kalsium, kalium dan magnesium. Komponen utama abu dalam kayu tropis ialah kalium,
kalsium, magnesium dan silika. Galat dalam penetapan kadar abu dapat disebabkan oleh hilangnya klorida logam alkali dan garam-garam ammonia serta
oksidasi tidak sempurna pada karbonat dari logam alkali tanah Achmadi 1990. Kadar air didefinisikan sebagai berat air yang terdapat di dalam kayu yang
yang dinyatakan dalam persen terhadap berat kering tanur. Perhitungan kadar air dapat digunakan untuk menduga biomassa pohon. Penentuan kadar air diuji
menggunakan dua metode oven yaitu dengan metoda temperatur rendah 103ºC dan metoda temperatur tinggi 130º-133ºC Bonner 1995.
2.6 Root to Shoot Ratio Biomassa Pohon
Root to shoot ratio biomassa pohon adalah perbandingan antara biomassa akar dengan biomassa pohon di atas tanah. Root to shoot ratio ini dihitung berdasarkan
biomasaa akar pohon dengan biomassa di atas tanah secara total batang, cabang, ranting dan daun. Tabel 1 merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi
2011 tetang root to shoot ratio biomassa pada pohon akasia Acacia mangium.
Tabel 1 Root to shoot ratio biomassa pada pohon Acacia mangium
Kelas Diameter Nisbah biomassa akar dan biomassa di atas
tanah berdasarkan kelas diameter Batang
Total 5
0,16 0,11
5-10 0,51
0,23 10-15
0,22 0,16
15-20 0,22
0,16 20-25
0,35 0,23
25-30 0,21
0,16 30-35
0,18 0,13
35-40 0,48
0,34 Rata-rata
0,29 0,21
Sumber: Dewi 2011
2.7 Root to Shoot Ratio Massa Karbon Pohon