yang ditanamkan, kelengkapan sarana dan prasarana, sumber daya manusia, serta jumlah produksi yang dihasilkan.
4. Pengadaan tenaga kerja
Tenaga kerja disesuaikan dengan besaran skala usaha yang akan dijalankan. Terdapat tenaga kerja tetap dan tenaga kerja tidak tetap.
2.1.3 Teknik Budidaya Ikan Koi
Memelihara Koi merupakan hobi yang sangat menyenangkan karena keindahan ikan Koi mampu menyejukkan pandangan dan menentramkan pikiran.
Bagi peminat Koi harus memahami dan mempertimbangkan sebelum memulai memelihara ikan Koi. Teknik budidaya ikan Koi yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut: a.
Pemilihan lokasi dan kontruksi wadah Ikan Koi secara alami hidup dalam air deras sehingga membutuhkan air
jernih dan berkadar okesigen tinggi. Pemeliharaan ikan Koi yang terbaik adalah di kolam sehingga mudah mendapatkan makanan alami dan sinar
matahari untuk merangsang pewarnaan tubuh. Koi berukuran kecil dapat ditempatkan di akuarium, walaupun ini tidak dapat menjadi habitat
permanen. Bila dipelihara dalam kelompok, Koi akan belajar untuk tidak mengganggu ikan yang berukuran sama, tetapi memakan ikan yang lebih
kecil. Koi suka menggali dasar kolam sehingga menyebabkan akar tanaman rusak.
b. Kualitas air
Air merupakan media hidup dan mempengaruhi kualitas tampilan ikan Koi sehingga perlu mendapat perhatian. Kualitas air untuk mendukung
perkembangan Koi secara optimum adalah sebagai berikut: 1.
Suhu air berkisar 24 -26
C 2.
pH 7,2-7,4 agak basa 3.
Oksigen minimal 3-5 ppm 4.
CO
2
maximal 10 ppm 5.
Nitrit maximal 0,2 Air yang digunakan harus sudah disaring dan diendapkan 24 jam. Air
yang digunakan untuk peminjahan dan penetasan telur sebaiknya
memiliki kandungan oksigen dan suhu yang stabil. Untuk menjamin tersedianya oksigen dapat digunakan aerator, sedangkan suhu pada bak
peminjahan diusahakan sama dengan suhu air kolam dengan tingkat perbedaan fluktuasi kurang 5
C. c.
Pakan Koi adalah bottom feeder pemakan di dasar dan omnivira pemakan
segala. Pakan buatan untuk pembesaran Koi dapat diberikan dalam bentuk butiran pellet. Sumber protein utama adalah formulasi
kombinasi antara bahan nabati misalnya: tepung kedelai, tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dan lainnya dan bahan hewani seperti:
tepung ikan, tepung kepala udang, tepung cumi, kekerangan, dan lain- lain serta multivitamin dan mineral seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai
pelengkap pakan. Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna sebagai daya tarik ikan Koi sendiri, sehingga banyak upaya telah
dilakukan dengan menggunakan bahan pakan yang mengandung zat pigmen seperti karotin warna zingga, rutin kuning, dan astasantin
merah. Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok di berikan pada benih Koi hingga
bobot 50 gekor karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan kondisi sistem pencernaan, selain itu juga dapat memakan phitoplankton
makhluk hidup uniselular yang mengandung klorofil pada selnya dalam kolam. Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan bobot
biomassa dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5 per-hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali per-hari ini juga disesuaikan dengan kondisi
ikan dan media pemeliharannya. d.
Pembenihan Induk yang baik adalah yang memiliki pola warna bervariasi yang cerah
simetris dengan bentuk tubuh seperti terpedo dengan berat badan minimal 1 kg. Kebanyakan pembudidaya memilih untuk membeli Koi
berkualitas baik untuk calon induk dengan ukuran 5-8 cm yang harganya murah untuk dibesarkan menjadi induk. Koi dapat memijah secara alami
dan buatan yaitu dengan rangsangan hormon yang di suntikkan
padatubuh induk betina untuk mempercepat proses pembuahan. Penyuntikan Pituitary Gland PG, nama dagang, ovarimp dengan dosis
0,2 mgkg bobot ikan untuk satu kali penyuntikan. Ovulasi akan terjadi 10 jam setelah penyuntikan.
e. Pendederan
Telur yang sudah dibuahi akan menetas setelah 24-48 jam tergantung suhu. Selama penetasan, kepadatan telur adalah 1 kg per 5 liter air. Larva
yang baru menetas belum memerlukan pakan. Menjelang kuning telur habis, perlu diberikan pakan alami berupa naupli artemia atau pakan
alami lainnya yang seukuran. Kemudian secara bertahap dapat diberikan pakan buatan berupa butiran kering pellet. Dalam 5 hari sesudahnya 1
juta larva memerlukan 7 kg artemia, atau sekitar 0,5-2 kg per hari. Pada tahap ini larva ditebar pada kepadatan 20-40 larva liter. Untuk
menghasilkan 1 juta fingerling memerlukan sekitar 25 kg telur artemia. Sintasan selama 9 hari adalah 50-80. Ikan yang seberat 10 mg dapat
dijual seharga US 0,25 atau sekitar Rp. 2.500,-. Pendederan II dilakukan dalam kolam yang diolah untuk menumbuhkan pakan alami dan
dilakukan selekasi
dan penjarangan
mengurangi kepadatan.
Penjarangan bertujuan untuk memberi ruang gerak yang cukup bagi ikan Koi. Seleksi bertujuan untuk mendapatkan ikan Koi berkualitas baik.
f. Pewarnaan
Kualitas Koi ditentukan oleh pola warna, kesesuaian jenis Koi dan kejelasan warna. Pola warna yang simetris dengan batasan jelas antar
warna menunjukkan kualitas ikan yang baik. Ikan pada wadah gelap cenderung berwarna gelap, begitu pula sebaliknya. Warna dapat berubah
bila ikan mengalami tekanan stres. Biasanya ikan yang tumbuh lambat mempunyai warna lebih baik daripada ikan tumbuh cepat karena pigmen
bisa diubah dan digunakan untuk pertumbuhan tubuh. Intensitas warna tergantung dari jumlah pigmen. Pigmen dapat muncul dengan adanya
karatenoid dalam pakan.