Umur Responden Pendidikan Responden

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2 Karakteristik Responden

5.2.1 Umur Responden

Responden adalah masyarakat peserta kegiatan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH yang berasal dari desa binaan IUPHHK-HTI PT. Nityasa Idola. Usia responden yang diambil antara 25-64 tahun. Distribusi responden menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Distribusi responden menurut kelompok umur Kelompok umur tahun Selange Ampadi Total Responden n n n 20-29 4 13,33 4 13,33 8 13,33 30-39 8 26,67 11 36,67 19 31,67 40-49 11 36,67 7 23.33 18 30,00 50-59 3 10,00 7 23,33 10 16,67 60-69 4 13,33 1 3,33 5 8,33 70 0,00 0,00 0.00 Total 30 100,00 30 100,00 60 100,00 Pada Tabel 5 menunjukkan bahwa pada umumnya jumlah responden berada pada kelompok 30-39 tahun 31,67. Menurut Suyono 1991 usia produktif adalah usia yang berada diatas 17 tahun dan kurang dari 50 tahun, sehingga responden pada umumnya masih produktif untuk bekerja. Hal ini sangat sesuai dengan kondisi di lapangan bahwa responden pada umumnya masih produktif untuk bekerja

5.2.2 Pendidikan Responden

Responden pada umumnya sudah memiliki kemampuan baca tulis walaupun masih ada yang berpendidikan SD atau bahkan tidak tamat. Untuk lebih jelasnya tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 6. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa pada umumnya 48,33 responden tidak bersekolah. Tabel 6 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan Tingkat Pendidikan Selange Ampadi Total Responden N N N Tidak Sekolah 16 53,33 13 43,33 29 48,33 SD 8 26,67 11 36,67 19 31,67 SMP 0,00 3 10,00 3 5,00 SMA 5 16,67 3 10,00 8 13,33 Diploma 1 3,33 0,00 1 1,67 Sarjana 0,00 0,00 0,00 Total 30 100,00 30 100.00 60 100,00 Pada tabel 6 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden pada umumnya 48,33 tidak bersekolah dan 31,67 hanya tamat SD, artinya pendidikan masyarakat di desa sampel masih termasuk rendah. Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan, dan keterampilan masyarakat di dalam dan sekitar hutan sangat dipengaruhi oleh tata nilai dan tradisi nenek moyangnya yang cenderung primitif dan tradisional, sehingga kesadaran masyarakat akan pendidikan masih rendah. Hal ini terlihat dari sebagian besar masyarakat hanya berpendidikan SD bahkan lebih besar tidak bersekolah, sehingga sumberdaya yang sesungguhnya produktif yang dimilikinya belum bisa dikelola dan dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Rendahnya tingkat pendidikan masyarakat juga disebabkan oleh sarana pendidikan yang kurang memadai, hal ini terlihat dari minimnya sarana pendidikan, lokasi desa yang menyebar dengan konsentrasi penduduk yang kecil, jumlah sekolah yang terbatas, jumlah guru yang terbatas, dan sekolah-sekolah lanjutan yang hanya berada di pusat kecamatan dengan jumlah yang terbatas. Di Desa Selange dan Ampadi masing-masing memiliki satu sekolah SD, sedang SMP berada di kecamatan dan hanya terdapat 1 SMP dan belum terdapat SMA. Saat ini SMA berada di kecamatan lain. Disamping keterbatasan sarana pendidikan tersebut, akses yang jauh ke sekolah juga menjadi penghambat bagi masyarakat untuk bersekolah. Kesejahteraan masyarakat desa binaan PT. Nityasa Idola bila dilihat dari tingkat pendapatan dan tingkat pendidikan yang masih rendah maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat desa binaan PT. Nityasa Idola juga masih rendah.

5.2.3 Mata Pencaharian Responden