No Deskripsi Konflik
No Deskripsi Konflik
dengan menahan motor perusahaan 6
Pemilik lahan akan mencabut bibit sengon di lahannya jika tidak ada penjelasan dari
perusahaan terkait ganti rugi lahan miliknya. 15
Soeharto melakukan perusakan pintu dan solo karena pembayaran upah kerja pembuatan
pondok tidak tepat waktu 7
Pemilik lahan petak 5 melakuakn penahanan kunci alat berat karena tidak diberitahukan
pada saat pembuatan jalan di petak tersebut 16
Sukses malakukan penahanan mobil ekstrada karena karyawan perusahaan terlambat
mengantar Jonggan 8
Pemilik lahan pada petak 29B2 melakukan penebangan pohon sengon karena janji
pembayaran upah kerja pemeliharaan tidak tepat waktu
17 Kimlin melakukan pemukulan kepada Pak
Jufri karyawan PT. NI karena pembayaran ganti rugi lahan tidak tepat waktu
9 Protes warga Ampadi karena jalan menuju
desa tersebut rusak dan belum ada bantuan dari perusahaan
18 Masyarakat Ampadi melakukan demonstrasi
karena pembayaran penyiapan lahan dan penanaman tidak tepat waktu
5.5.2 Identifikasi Masalah Pada Pelaksana PMDH PT. Nityasa Idola
Permasalahan utama pelaksanaan PMDH di PT. Nityasa Idola adalah banyaknya desa binaan yang berada di dalam dan sekitar areal hutan tanaman
industri PT. Nityasa Idola, dan keterbatasannya tenaga kerja pelaksanaan PMDH. Penyebab lainnya adalah tidak adanya kerjasama yang baik antara perusahaan
dengan pemerintah daerah dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembenahan pola perladangan berpindah menjadi pertanian menetap.
Keterbatasan tenaga pelaksana PMDH ini juga sangat berpengaruh pada pendekatan dengan masyarakat desa binaan. Pendekatan-pendekatan yang
dilakukan oleh perusahaan terhadap desa binaan dirasakan masih sangat kurang. Hal ini terlihat masih banyak masyarakat peserta PMDH yang tidak memiliki
pengetahuan tentang kegiatan itu sendiri. Sosialisasi tentang perencanaan PMDH juga masih sangat kurang sehingga banyak peserta PMDH yang tidak terlibat
dalam pengajuan usulpendapat, penentuan prioritas tentang jenis bantuan atau pembinaan yang dibutuhkan serta tidak adanya pemberitahuan kepada seluruh
peserta PMDH terkait pertemuan untuk membahas kegiatan PMDH yang akan dilaksanakan. Peserta hanya diikutsertakan menyepakati bantuanpembinaan yang
terpilih. Tabel 19 lanjutan
Masalah pelaksanaan teknis kegiatan perusahaan banyak di keluhkan oleh masyarakat. Misalnya masalah penanaman yang tidak dirawat, masalah upah yang
terlambat. Mereka berpendapat bahwa perusahaan hanya mementingkan target tanam tanpa adanya perawatan yang dilakukan, sehingga ketika panen tiba,
masyarakat pula yang akan dirugikan. Masyarakat belum merasakan adanya kegiatan dan bantuan yang diberikan perusahaan. Masyarakat masih menganggap
perusahaan sebagai ladang bantuan yang bisa di minta kapan saja dan harus memberikan segala sesuatu keinginan masyarakat.
Perusahaan telah berupaya melakukan kegiatan pembinaan masyarakat, diantaranya kegiatan yang pernah dilakukan oleh perusahaan berdasarkan
pendapat masyarakat adalah 45 responden mengatakan kegiatan yang dilakukan berupa pembangunan sarana dan prasarana, 30 kegiatan pendidikan, yakni
pemberian bantuan dana untuk guru honorer, 21,67 kegiatan pelayanan kesehatan, dan 3,3 kegiatan pelatihan, yakni kegiatan pelatihan pertanian
menetap dan pelatihan manajemen diri. hal ini dapat dilihat berdasarkan data pada Tabel 20.
Tabel 20 Kegiatan yang pernah dilakukan oleh perusahaan Kegiatan yang
pernah dilakukan Selange
Ampadi Total Responden
n n
n Pelayanan
kesehatan 0,00
13 43,33
13 21,67
Pelatihan 2
6,67 0,00
2 3,33
Pendidikan 1
3,33 17
56,67 18
30,00 Pembanguanan
sarana prasarana 27
90,00 0,00
27 45,00
Lainnya 0,00
0,00 0,00
Total 30
100,00 30
100,00 60
100,00 Namun kegiatan-kegiatan yang pernah berjalan tersebut belum dirasa
optimal dan perlu adanya evaluasi dan pengkajian ulang agar kegiatan dapat berguna dan bermanfaat bagi masyarakat. Kegiatan pemberdayaan masyarakat
yang sudah berjalan dan sedang berjalan lainnya yang diketahui masyarakat adalah pemberian bibit karet unggul, pengiriman tokoh masyarakat ke pelatihan
manajemen qolbu dan pelatihan pertanian, pemberian bantuan pada guru honor
dan pemberdayaan pertanian menetap. Namun demikian, kegiatan sosial perusahaan belum dirasakan secara merata oleh masyarakat, hanya sebagian kecil
masyarakat yang telah merasakannya. Oleh karena itu, masyarakat tetap beranggapan
perusahaan belum
melakukan kegiatan
yang mampu
memberdayakan mereka. Pelaksanaan kegiatan yang tidak berkala lebih dari 3 bulan dengan
intensitas kegiatan yang dilaksanakan perusahaan masih kurang, maka masyarakat merasakan perusahan tidak banyak memberikan perubahan terhadap mereka.
Namun masyarakat tetap menyadari keuntungan yang mereka peroleh dengan adanya PT. NI ini, seperti pembangunan jalan yang menjadikan terbukanya akses,
masyarakat mendapatkan kompensasi atas tanah yang dikerjasamakan dengan perusahaan, menyerap tenaga kerja, mendapatkan bantuan-bantuan yang bersifat
operasional bagi desa. Masih kurangnya peran serta karyawan bidang sosial untuk lebih dekat ke
masyarakat dan fokus kerja bidang sosial yang tidak hanya memberdayakan masyarakat namun juga berperan penting dalam pencarian lahan yang siap
dikerjasamakan. Dengan personil yang terbatas dan banyaknya desa binaan dan fokus kerja yang bercabang antara pembukaan lahan dan kegiatan pemberdayaan
masyarakat. Selain itu kesiapan dan kemampuan pelaksana teknis terutama bidang sosial perlu ditingkatkan dan adanya penyamaan persepsi. Artinya peran serta
karyawan terutama bidang sosial sangat penting untuk memberikan persepsi positif masyarakat terhadap perusahaan. Kurangnya tenaga terampil bidang
PMDH dan kurangnya dukungan pelaksanaan program dari berbagai pihak, menyebabkan program PMDH belum berjalan optimal. Kemudian belum adanya
sosialisasi rutin untuk menggali kebutuhan masyarakat, apa yang diinginkan, konflik yang terjadi, sehingga kegiatan tidak tepat sasaran.
5.6 Persepsi Masyarakat terhadap Manfaat Kegiatan PMDH