BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengembangan Hutan Tanaman Industri HTI terutama di luar Pulau Jawa seringkali
berhadapan dengan
permasalahan-permasalahan kompleks.
Permasalahan tersebut muncul akibat terjadinya tumpang tindih kawasan antara daerah konsesi perusahaan dengan kawasan yang dikuasai oleh masyarakat. Hal
tersebut terjadi pada areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman IUPHHK HT PT. Nityasa Idola di Kalimantan Barat. Sehingga,
perusahaan dalam upaya melakukan kegiatan tanam untuk pembangunan HTI perlu melakukan negosiasi kepada masyarakat, di antaranya adalah setiap satu
hektar lahan yang dikerjasamakan akan diberikan pengganti sebesar Rp. 60.000hektar, memperoleh hasil penjarangan pohon yang dilakukan pada
setengah daur 4 tahun sebesar Rp. 2.500m
3
, memperoleh hasil penebangan saat pemanenan 8 tahun sebesar Rp. 5.000 m
3
, dan pemberian bibit karet gratis sebanyak 21 batanghektar. Namun penawaran perusahaan tersebut masih kurang
menarik perhatian masyarakat, hal ini dikarenakan lahan masyarakat masih ditanamai pohon karet dan pertanian ladang berpindah, nilai ganti rugi yang
dinilai kecil, dan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap keberadaan HTI. Memperhatikan kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat yang tinggal
di dalam dan sekitar areal IUPHHK HT PT. Nityasa Idola, dan kemampuan yang dimiliki pemegang IUPHHK HT, pemerintah melalui peraturan Menteri
Kehutanan No. P.11Menhut-II2004 menjelaskan bahwa pelaksanaan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH oleh pemegang IUPHHK HT menjadi satu
kesatuan dalam Pengelolaan Hutan Produksi Lestari PHPL sesuai dengan keputusan Menteri Kehutanan No. 177kpts-II2003 tentang Kriteria dan Indikator
Pengelolaan Hutan Secara Lestari pada Unit Menajemen Usaha Pemanfaatan Hutan Tanaman. Upaya-upaya pembinaan masyarakat tradisional yang berada di
dalam dan sekitar areal kerja IUPHHK HT dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, kebijaksanaan ini dikenal dengan Pembinaan Masyarakat Desa Hutan PMDH.
Sampai saat ini, pemegang IUPHHK HT PT. Nityasa Idola telah melakukan upaya PMDH dalam jangka pendek melalui kerjasama lahan dan
pemberian ganti rugi lahan. Namun kegiatan pembinaan masyarakat tersebut masih belum optimal sehingga target tanam HTI tidak tercapai. Untuk itu perlu
dilakukan Rencana Kelola Sosial sebagai program PMDH dalam jangka panjang.
1.2 Tujuan