Analisis Kelembagaan KSP dan USP Koperasi Analisis Rasio Keuangan KSP dan USP Koperasi

4. Hal Yang Dikaji

Sesuai dengan latar belakang, perumusan masalah dan tujuan pelaksanaan tugas akhir, aspek penting program dana stimulan dalam pengembangan perekonomian masyarakat di Kabupaten Karawang dikaji dengan menggunakan beberapa analisis yaitu : a Analisis Kelembagaan KSP dan USP Koperasi; b Analisis Rasio Keuangan KSP dan USP Koperasi; c Analisis Tingkat Kesejahteraan Anggota KSP dan USP Koperasi. Penggunaan metode dan penjelasan dari beberapa analisis tersebut adalah:

a. Analisis Kelembagaan KSP dan USP Koperasi

Analisis kelembagaan KSP dan USP Koperasi ini menggunakan metode Focus Group Discusion FGD dengan tabel indikator keberhasilan yang dapat menunjukkan tingkat : 1 kemanfaatan dan efektivitas program dana stimulan terhadap perkuatan permodalan; 2 peningkatkan SDM di bidang manajemen usaha dan pengelolaan keuangan; 3 peningkatan peran KSP dan USP Koperasi untuk mendukung perluasan kerja dan pengentasan kemiskinan. Keberhasilan KSP dan USP Koperasi dalam mengelola dana stimulan antara lain dapat dilihat dari : 1 proses seleksi calon penerima pinjaman; 2 sistem insentif; 3 penegakan aturan. Calon penerima pinjaman diseleksi terlebih dahulu dengan persyaratan : a telah terdaftar sebagai anggota KSP dan USP Koperasi; b mempunyai usaha produktif; c tidak mempunyai tunggakan pinjaman pada KSP dan USP Koperasi; d mengajukan permohonan pinjaman kepada KSP dan USP Koperasi sesuai kebutuhan; e mendapat persetujuan dari penguruspengelola KSP dan USP Koperasi Permenegkop dan UKM Nomor 08 Tahun 2007.

b. Analisis Rasio Keuangan KSP dan USP Koperasi

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan relevan dan berarti. Rasio keuangan hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini dapat dinilai secara cepat hubungan antar pos tersebut dan dapat membandingkan dengan rasio lain, sehingga dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian Harahap,2009. Analisis rasio keuangan yang digunakan dalam kajian ini adalah lima indikator kinerja keuangan, yaitu Likuiditas, Solvabilitas, Pemanfaatan Aktiva, Kinerja Operasi dan Rentabilitas . Setiap indikator mempunyai nilai rasio yang diperoleh berdasarkan persentase dan digolongkan dengan kriteria Baik, Cukup baik, Kurang baik, dan Buruk Nugroho,2007, dengan penjelasan indikator kerja berikut : 1 Likuiditas Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek. Rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan utang lancar. Sedangkan Rasio Lancar menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban- kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendek. Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk persentase. Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100 ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman jika berada di atas 1 atau di atas 100. Artinya aktiva lancar harus jauh di atas jumlah utang lancar Harahap, 2009. Dalam pembiayaan KSP dan USP Koperasi, utang jangka pendek dapat berupa simpanan, tabungan, deposito dari para anggota atau pihak lain. Utang jangka pendek tersebut setiap saat dapat ditarik oleh para anggota KSP dan USP koperasi maupun pihak lain. Oleh karena itu, agar KSP dan USP koperasi dapat terjamin kondisi keuangannya tetap stabil diperlukan sejumlah modal tertentu yang harus dimiliki dan siap digunakan untuk mengantisipasi terjadinya penarikan dana oleh para anggota dan pihak lain yang menyimpan dan menitipkan uangnya di KSP dan USP koperasi. Kondisi keuangan KSP dan USP koperasi akan semakin baik bila persentase modal sendiri dibandingkan dengan beberapa macam simpanan, tabungan dan deposito para anggota semakin besar. Sebaliknya kondisi keuangan KSP dan USP koperasi dikatakan buruk bila persentase modal sendiri dibandingkan dengan simpanan, tabungan dan deposito adalah kecil. Nilai rasio yang diperoleh tergolong Baik jika bernilai 131 , Cukup baik bila bernilai 111 - 130 , Kurang baik jika bernilai 100 - 110 dan Buruk bila bernilai 100 . 2 Solvablitas Solvabilitas perusahaan menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah struktur modal. Dalam rangka mengukur risiko, fokus perhatian kreditor jangka panjang, terutama ditujukan pada prospek laba dan perkiraan arus kas. Meskipun demikian, para kreditor tersebut tidak dapat mengabaikan pentingnya tetap mempertahankan keseimbangan antara proporsi aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan. Keseimbangan proporsi antara aktiva yang didanai oleh kreditor dan yang didanai oleh pemilik perusahaan diukur dengan rasio struktur modal, Cara perhitungan rasio struktur modal, yaitu total utang dibanding dengan total modal. Dengan demikian rasio struktur modal juga dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimililki oleh perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak tertagihnya suatu utang. Kreditor jangka panjang pada umumnya lebih menyukai angka rasio struktur modal yang kecil. Makin kecil angka rasio, berarti makin besar jumlah aktiva yang didanai oleh pemilik perusahaan dan makin besar penyangga risiko kreditor Dwi dan Rifka, 2008. KSP dan USP koperasi sebagai lembaga pembiayaan akan semakin baik, bila pengelola mampu mengoptimalkan kekayaan yang dimiliki dengan seminimal mungkin timbulnya pembiayaan yang bermasalah. Pembiayaan dikatakan bermasalah, bila para anggota tidak bisa mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Nilai rasio yang diperoleh digolongkan Baik bila bernilai 10, Cukup baik jika bernilai 10 - 20, Kurang baik bila bernilai 21 - 30 dan Buruk jika bernilai 30. 3 Pemanfaatan Aktiva Pada prinsipnya setiap aktiva yang dimiliki oleh perusahaan diharapkan untuk dapat mendukung perolehan penghasilan yang menguntungkan. Guna mengukur efisiensi dan efektivitas pemanfaatan aktiva dalam rangka memperoleh penghasilan tersebut dipakai Rasio Perputaran Total Aktiva. Rasio ini mengukur aktivitas aktiva dan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan melalui penggunaan aktiva tersebut. Rasio Perputaran Total Aktiva juga mengukur seberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkan untuk memperoleh penghasilan. Rasio ini dihitung dengan membandingkan penjualan dengan rataan aktiva Dwi dan Rifka, 2008. Rasio yang diperoleh dengan kriteria : Baik 140, Cukup baik 120 - 140, Kurang baik 100 - 120 dan Buruk 100. 4 Kinerja Operasi Selain harus mampu mendapatkan penghasilan, untuk dapat meraih keuntungan laba, pengelola perusahaan harus mampu bekerja secara efisien. Kinerja operasi perusahaan harus senantiasa ditingkatkan. Dalam mengukur kinerja operasi perusahaan, digunakan Rasio Laba Bersih terhadap penjualan. Rasio Laba Bersih terhadap penjualan mengukur rupiah laba yang dihasilkan oleh setiap satu rupiah penjualan. Rasio ini memberi gambaran tentang laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari perusahaan. Rasio Laba Bersih mengukur seluruh efisiensi, baik produksi, administrasi, pemasaran, pendanaan, penentuan harga maupun manajemen pajak. Rasio Laba Bersih dihitung dengan membandingkan laba bersih dengan penjualan D.Dwi dan J.Rifka, 2008 Rasio ini dipakai untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas para pengelola KSP dan USP koperasi dalam menggunakan dana guna menghasilkan pendapatan. Semakin kecil rasio efisiensi menunjukkan bahwa para pengelola KSP dan USP koperasi semakin efisien dalam menggunakan dana untuk memperoleh pendapatan. Nilai rasio yang diperoleh tergolong Baik jika bernilai 30 , Cukup baik bila bernilai 30 - 50 , Kurang baik jika bernilai 50 - 100 dan Buruk jika bernilai 100 .. 5 Rentabilitas Rentabilitas atau disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga operating rasio. Jenis rasio rentabilitas Harahap,2009 yang digunakan adalah : a. Rasio Total Aset, rasio ini menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva. Rasio Total Aset diperoleh dari laba bersih dibandingkan dengan rataan total aset. Semakin tinggi nilai rasio aset berarti semakin baik. b. Rasio Total Modal, rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik. Rasio Total Modal diperoleh dari laba bersih dibandingkan dengan rataan modal. Semakin besar semakin bagus Rentabilitas dengan rasio terhadap aset dapat menggunakan kriteria Baik jika bernilai 4 , Cukup baik bila bernilai 2 - 4 , Kurang baik jika bernilai 1 - 2 dan Buruk bila bernilai 1 . Sedangkan rentabilitas dengan rasio terhadap modal dapat menggunakan kriteria :Baik 8 , Cukup baik 5 - 8 , Kurang baik 2 - 5 dan Buruk 2 Nugroho, 2007

c. Analisis Tingkat Kesejahteraan Anggota KSP dan USP Koperasi