Prospek Perekonomian Kabupaten Karawang

dimanfaatkan seluas + 980 Ha, potensi mina padi keseluruhan seluas + 21.500 Ha dan telah dimanfaatkan seluas + 1.899 Ha. Hasil produksi ikan di Kabupaten Karawang tahun 2008, terdiri atas perikanan tangkap : laut 7.369,66 ton, perairan umum 339,92 ton, sungai 158,65 ton, rawa 80,90 ton, ex galian C 100,37 ton. Perikanan budidaya tambak: 33.985,91 ton, KAT Kolam Air Tawar 2.156,58 ton, Mina padi 651,91 ton, KJA Kolam Jaring Apung 160,17 ton. Dengan demikian produksi ikan hasil budidaya mencapai 36.954,57 ton dan hasil tangkap mencapai 8.049,50 ton.

c. Pariwisata

Pembangunan di bidang pariwisata menunjukkan hasil yang cukup baik, program dan kegiatan kepariwisataan diarahkan kepada pendataan potensi wisata. Potensi wisata di Kabupaten Karawang yang berkembang menjadi obyek wisata, yaitu Obyek Wisata Budaya : Situs Purbakala Candi Jiwo, Candi Lanang, Candi Wadon dan Situs Purbakala Kuta Tandingan. Obyek Wisata Sejarah adalah Tugu Proklamasi Rengasdengklok, Monumen Rawagede, Patilasan Joko Tingkir, Makam Tubagus Rangin dan Makam para Mantan Bupati Karawang. Selanjutnya Obyek Wisata Tirta berupa Bendungan Walahar, Danau Gempol Rawa, Situ Kamojing dan Bendungan Cibayat. Obyek Wisata Alam berupa Desa Wisata Mekarbuana, Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pakis, Kawasan Wisata Pantai Pisangan, Buana Wisata Cikeong, Wisata Pantai Tanjung Baru, Kawasan Goa Alam Taman Sari, Pantai Samudra Baru Desa Sungai Buntu, Wisata Pantai Pasir Putih Desa Telaga Jaya Kec. Cilamaya Wetan, Curug Cigentis, Curug Bandung, Curug Lalay, Curug Santri, Curug Ciampel, dan Curug Petei. Sedangkan Obyek Wisata Keagamaan berupa Makam Syech Quro dan Vihara Sian Jin Kupoh. Namun demikian penyebaran obyek wisata tersebut belum optimal, agar obyek wisata lebih maju perlu melibatkan dunia usaha, sehingga pemerintah hanya menyiapkan infrastrukturnya.

5. Prospek Perekonomian Kabupaten Karawang

Sebagai tahun terakhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional RPJMN tahun 2004-2009, kebijakan ekonomi makro tahun 2009 diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berdimensi pemerataan untuk mencapai sasaran pengurangan kemiskinan menjadi 8,2 serta pengurangan pengangguran menjadi 5,1. Pertumbuhan ekonomi didorong terutama dengan meningkatkan investasi dan ekspor pada komoditas non migas dan pertambangan serta mendorong daya saing industri pengolahan. Investasi juga didorong dengan meningkatkan produktivitas dan akses UKM pada sumber daya produktif. Kebijakan tersebut dilakukan untuk meningkatkan kemampuan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja serta mengurangi kemiskinan. Bagi Jawa Barat, tahun 2009 adalah tahun kedua dalam pelaksanaan RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 200 -2013. Pada tahap tersebut kebijakan ekonomi daerah diarahkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkualitas melalui pengembangan kegiatan utama core bussinesses dengan mewujudkan tujuan bersama common goals berdasarkan potensi lokal untuk mengurangi disparitas, kesejahteraan antar wilayah serta memanfaatkan infrastruktur wilayah dalam rangka mendukung pemerataan dan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi daerah Jawa Barat diarahkan pada peningkatan nilai tambah segenap sumberdaya ekonomi melalui pengembangan agribisnis, bisnis kelautan, industri manufaktur, jasa dan pariwisata yang ditunjang oleh pengembangan dunia usaha, investasi, infrastruktur dan keuangan daerah. Pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan berkualitas dilakukan melalui pengembangan industri hulu untuk memperkuat sisi hilir dan meningkatkan nilai tambah serta produktivitas, baik di kegiatan agribisnis maupun industri pengolahan. Peningkatan kemitraan antar usaha kecil dan menengah maupun jejaringnya merupakan kekuatan penggerak pertumbuhan ekonomi. Penguasaan teknologi informasi yang didukung pembangunan infrastruktur wilayah strategis merupakan daya akselerasi perwujudan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat. Mengenai Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 10. TTabel 10. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang dari tahun 2001-2006 LPE Tahun Dengan Migas Tanpa Migas 2001 10.95 4.77 2002 3.56 4.79 2003 3.69 3.08 2004 7.03 7.03 2005 6.36 5.83 2006 5.99 8.93 Sumber : BPS Kabupaten Karawang 2007 a Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE Kabupaten Karawang tahun 2008 mencapai 5,46, sedangkan tahun 2009 ditargetkan mencapai 5,70. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang tahun 2001 4,77, tahun 2002 4,79, tahun 2003 3,08, tahun 2004 7,03, tahun 2005 5,83, tahun 2006 8,93. Laju pertumbuhan tersebut tanpa migas minyak dan gas. Bila diperhitungkan dengan migas, maka LPE tahun 2001 10,95, tahun 2002 3,56, tahun 2003 3,69, tahun 2004 7,03, tahun 2005 6,36 dan tahun 2006 5,99. Secara absolut telah terjadi kenaikan nilai PDRB Produk Domestik Regional Bruto yang cukup berarti, yaitu dari Rp 10.539 milyar di tahun 2000 menjadi Rp 17.879 milyar di tahun 2003. Kemudian tahun 2004 PDRB sebesar Rp 20.884 milyar, tahun 2005 naik menjadi Rp 25.804 milyar dan akhir tahun 2006 telah mencapai Rp 31.503 milyar. Diharapkan keadaan tersebut dapat dipertahankan, sehingga akan semakin besar pula nilai PDRB per kapita yang dapat dinikmati masyarakat Kabupaten Karawang. Keadaan tersebut merupakan konstribusi dari seluruh sektor, hal ini terlihat dari LPE masing-masing sektor selama dua tahun terakhir yang tidak memiliki pertumbuhan negatif. Konstribusi sektoral masih tetap didominasi oleh tiga sektor, yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, serta sektor pertanian. Masuknya subsektor minyak dan gas bumi menjadikan sektor pertambangan dan penggalian menempati posisi sektor terbesar kelima dalam konstribusi terhadap PDRB Karawang. Diharapkan produksi subsektor migas dapat terus ditingkatkan, sehingga konstribusinya terhadap PDRB lapangan usaha Kabupaten Karawang semakin diperhitungkan. Mengenai struktur ekonomi Kabupaten Karawang dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Struktur ekonomi Kabupaten Karawang dari tahun 2005-2006 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dalam Sektor 2005 2006 Pertanian 3 9.38 6.48 Pertambangan dan Penggalian 5 4.05 4.70 Industri Pengolahan 1 52.91 52.84 Listrik dan Air bersih 3.18 3.40 Konstruksi Bangunan 1.62 1.78 Perdagangan , Hotel dan Restoran 2 18.99 17.88 Angkutan Komunikasi 4 4.57 5.61 Keuangan, Persewaan Jasa Perusahaan 1.34 1.21 Jasa-jasa 3.96 4.11 PDRB dengan Migas 100.00 100.00 Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2007 b Secara berurutan tiga sektor utama yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang pada tahun 2005 adalah sektor industri pengolahan, sektor industri perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Sedangkan tahun 2006 tiga sektor tersebut juga masih mendominasi sumbangan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang. Sektor industri pengolahan selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan peranan dari 46,11 tahun 2001 menjadi 51,45 tahun 2002, mencapai 53,62 tahun 2003, tercatat 53,34 tahun 2004, selanjutnya kembali meningkat menjadi 52,91 tahun 2005 dan 52,84 tahun 2006. Keadaan sebaliknya terjadi pada sektor pertanian yang mengalami penurunan kontribusi selama lima tahun terakhir. Sumbangan pertanian kepada PDRB Kabupaten Karawang semula 13,96 tahun 2001 turun menjadi 11,80 tahun 2002, kemudian turun lagi menjadi 10,92 tahun 2003, kembali turun menjadi 10,35 tahun 2004. Pada dua tahun terakhir, yaitu tahun 2005 dan 2006 kontribusinya hanya tinggal 9,38 dan 6,48. Permasalahan di sektor pertanian ini terjadi yaitu, ketika produksi meningkat harga gabah mengalami penurunan, sedangkan waktu produksi rendah harga gabah tinggi. Kendala lain, petani di Kabupaten Karawang hanya sekedar buruh tani atau petani gurem. Sedangkan petani yang memiliki lahan cukup luas jumlahnya hanya sedikit. Sangat ironis, ketika Kabupaten Karawang yang semula merupakan salah satu Kabupaten Lumbung Padi di Jawa Barat, ternyata petaninya sebagian besar hanya petani gurem. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalami sedikit penurunan peran, yakni dari 18,99 tahun 2005 menjadi 17,88 tahun 2006. Sektor pertambangan dan penggalian menempati posisi kelima terbesar, setelah posisi terbesar keempat ditempati oleh sektor angkutan dan komunikasi, dengan konstribusi 4,05 tahun 2005 dan 4,70 tahun 2006. Bergesarnya posisi sektor pertambangan dan penggalian ke posisi kelima dengan menggeser sektor jasa-jasa disebabkan meningkatnya produksi sub sektor migas yang cukup tinggi, yaitu sebesar 6,91,sehingga perannya meningkat.

6. Pencapaian IPM Kabupaten Karawang