yang diberi kewenangan oleh PAKPA dapat menarikmenagih dana bergulir dengan tidak mengenakan bungabagi hasil dengan tujuan tertentu yang ditetapkan oleh
Kementerian NegaraLembaga. Perkuatan modal mempunyai pengertian bahwa dana tersebut digunakan
untuk meningkatkan kemampuan operasionalbisnis penerima dana bergulir. Sedangkan pengertian dapat ditarik kembali maksudnya dana tersebut dapat ditarik
secara fisik oleh PAKPApihak ketiga yang diberi kewenangan oleh PAKPA dari penerima dana bergulir untuk digulirkan kembali Permenkeu Nomor 99 Tahun 2008
5. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam dan Unit Simpan Pinjam Koperasi sebagai Lembaga Keuangan
Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan
untuk anggota koperasi bersangkutan, calon anggota koperasi bersangkutan, koperasi lain dan atau anggotanya PP Nomor 9 Tahun 1995. Secara kelembagaan
usaha simpan pinjam koperasi dapat berupa Koperasi Simpan Pinjam KSP atau Unit Simpan Pinjam USP Koperasi. KSP adalah suatu koperasi yang usahanya
hanya berupa simpan pinjam. Pada KSP, koperasi yang bersangkutan tidak memiliki usaha lain selain simpan pinjam tersebut. Sedangkan USP Koperasi adalah unit
usaha koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam, merupakan salah satu unit usaha pada koperasi. Koperasi dengan USP sebagai unit usaha, dapat memiliki
satu atau lebih usaha di luar usaha simpan pinjam. Spesifikasi dari pada usaha simpan pinjam koperasi sebagai lembaga
keuangan pada dasarnya, yaitu pihak yang dilayani, baik yang menyimpan maupun meminjam adalah anggota koperasi sekaligus juga sebagai pemilik koperasi itu
sendiri. Namun demikian dalam ketentuan usaha simpan pinjam koperasi di Indonesia seperti diatur dalam PP Nomor 9 Tahun 1995 terdapat kelonggaran, yaitu
pihak yang dilayani dapat berupa calon anggota, koperasi lain dan anggotanya. Sedangkan secara hak kepemilikan, spesifikasi koperasi yaitu setiap anggota
memiliki satu suara, tidak tergantung pada proporsi penyertaan modalnya. Sesuai dengan esensi dasarnya, KSP memperoleh simpanan dan memberikan
pinjaman dari dan untuk anggotanya. Namun dalam prakteknya bisa terjadi perolehan dana KSP dan USP koperasi terutama bukan berasal dari simpanan
anggotanya, melainkan berasal dari pihak lain atau lembaga keuangan lainnya. Pada koperasi yang anggotanya relatif rendah tingkat ekonominya, terutama di
negara-negara berkembang, pada umumnya dana yang dipinjamkan oleh koperasi
kepada para anggotanya tidak berasal dari para anggotanya, tetapi dari pihak lain, yaitu lembaga keuangan lain, atau dapat berasal dari lembaga non keuangan
termasuk dari pemerintah. KSP yang demikian, dengan dana yang dipinjamkan terutama bukan berasal dari para anggotanya di beberapa negara disebut sebagai
Koperasi Kredit. Dengan pengertian tersebut, koperasi pertanian yang didirikan untuk memperoleh pupuk, bibit dan obat-obatan serta sarana produksi lainnya secara
kredit disebut sebagai Koperasi Kredit. Demikian pula Koperasi Unit Desa KUD, Koperasi Karyawan Kopkar, Koperasi Pondok Pesantren Kopontren dapat
dikategorikan sebagai Koperasi Kredit karena dana yang dipinjamkan sebagian besar bukan berasal dari para anggotanya.
Dapat pula terjadi pada awalnya anggota KSP bukan merupakan sasaran peminjamnya, karena anggota KSP tersebut adalah pemilik dana yang ingin
mendapatkan nilai tambah dari dana tersebut. Namun tidak dengan langsung mengusahakan sendiri melainkan dengan cara meminjamkan kepada pihak lain
melalui KSP dan USP Koperasi. Sedangkan peminjam adalah orang lain yang dapat diperlakukan sebagai calon anggota. Keanggotaan tersebut tentu sepanjang
memenuhi kriteria sebagai anggota sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada koperasi tersebut. Dengan demikian pada dasarnya KSP dan USP Koperasi pada
awalnya merupakan koperasi investasi, karena koperasi tersebut didirikan sebagai sarana investasi para anggotanya. Dalam perkembangannya setelah melalui fase
tertentu, sesuai dengan ketentuan pada koperasi bersangkutan, misalnya telah memenuhi simpanan pokok, simpanan wajib dan memiliki catatan kinerja track
record baik sebagai debitur, maka peminjam tersebut dapat menjadi anggota yang berarti juga sebagai pemilik koperasi. Dengan kondisi seperti itu secara bertahap
dicapai kondisi, yang dilayani adalah anggotanya dan yang memiliki adalah anggota koperasi. Menurut ketentuan tipe koperasi tersebut dimungkinkan, secara bisnis juga
potensial kelayakannya, namun dalam praktek belum banyak dijumpai di Indonesia. Dalam posisi KSP dan USP Koperasi, yaitu penyimpan dan peminjam
sebagian besar adalah anggotanya, maka pada dasarnya KSP dan USP Koperasi tersebut berperan sebagai lembaga perantara keuangan bagi anggotanya. Anggota
sebagai pemilik dana mengharapkan KSP dan USP Koperasi berperan sebagai sarana investasinya atau sarana penyimpan dananya. Sedangkan anggota yang
dalam posisi kekurangan dana untuk usaha mengharapkan KSP dan USP Koperasi berperan sebagai sarana atau sumber guna memperoleh dana untuk modal usaha.
Dengan kata lain sumber dan sasaran penyaluran dana adalah para anggotanya. Meskipun penyimpan dan peminjam sebagian besar adalah anggotanya, tidak
berarti bahwa para anggota tidak memerlukan sumber dan sasaran penyaluran dana dari dan untuk non anggota. Hal tersebut disebabkan sangat sulit untuk mencapai
posisi , yaitu setiap saat semua kebutuhan para anggota dapat dipenuhi dari anggota sendiri.
Pada suatu saat dihadapi keadaan, yaitu kelebihan dana, sehingga perlu sarana penyaluran dana. Pada saat yang lain dihadapi situasi, yaitu kekurangan
dana untuk memenuhi keperluan anggota, sehingga diperlukan sumber dana dari non anggota. Dalam rangka memenuhi harapan anggota KSP dan USP Koperasi
harus selalu mencari alternatif sumber dana baru yang murah dan mudah. Pada sisi lain perlu selalu melakukan identifikasi pengusaha dan bidang usaha yang potensial
dikembangkan sebagai sasaran investasi atau penyaluran dana Prijadi dkk, 2005.
6. Fungsi dan Peran KSP dan USP Koperasi