Pencapaian IPM Kabupaten Karawang

Secara berurutan tiga sektor utama yang memberikan sumbangan terbesar dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang pada tahun 2005 adalah sektor industri pengolahan, sektor industri perdagangan, hotel dan restoran serta sektor pertanian. Sedangkan tahun 2006 tiga sektor tersebut juga masih mendominasi sumbangan dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang. Sektor industri pengolahan selama lima tahun terakhir terus mengalami peningkatan peranan dari 46,11 tahun 2001 menjadi 51,45 tahun 2002, mencapai 53,62 tahun 2003, tercatat 53,34 tahun 2004, selanjutnya kembali meningkat menjadi 52,91 tahun 2005 dan 52,84 tahun 2006. Keadaan sebaliknya terjadi pada sektor pertanian yang mengalami penurunan kontribusi selama lima tahun terakhir. Sumbangan pertanian kepada PDRB Kabupaten Karawang semula 13,96 tahun 2001 turun menjadi 11,80 tahun 2002, kemudian turun lagi menjadi 10,92 tahun 2003, kembali turun menjadi 10,35 tahun 2004. Pada dua tahun terakhir, yaitu tahun 2005 dan 2006 kontribusinya hanya tinggal 9,38 dan 6,48. Permasalahan di sektor pertanian ini terjadi yaitu, ketika produksi meningkat harga gabah mengalami penurunan, sedangkan waktu produksi rendah harga gabah tinggi. Kendala lain, petani di Kabupaten Karawang hanya sekedar buruh tani atau petani gurem. Sedangkan petani yang memiliki lahan cukup luas jumlahnya hanya sedikit. Sangat ironis, ketika Kabupaten Karawang yang semula merupakan salah satu Kabupaten Lumbung Padi di Jawa Barat, ternyata petaninya sebagian besar hanya petani gurem. Sektor perdagangan, hotel dan restoran juga mengalami sedikit penurunan peran, yakni dari 18,99 tahun 2005 menjadi 17,88 tahun 2006. Sektor pertambangan dan penggalian menempati posisi kelima terbesar, setelah posisi terbesar keempat ditempati oleh sektor angkutan dan komunikasi, dengan konstribusi 4,05 tahun 2005 dan 4,70 tahun 2006. Bergesarnya posisi sektor pertambangan dan penggalian ke posisi kelima dengan menggeser sektor jasa-jasa disebabkan meningkatnya produksi sub sektor migas yang cukup tinggi, yaitu sebesar 6,91,sehingga perannya meningkat.

6. Pencapaian IPM Kabupaten Karawang

Sesuai dengan trend pembangunan, polarisasi aktivitas ekonomi pada daerah-daerah pusat pertumbuhan core areas semakin kuat. Sementara daerah- daerah periferal semakin tertinggal dan miskin. Realitas pembangunan menunjukkan disparitas antara si kaya dan si miskin makin lebar. Lebih menyedihkan, pertumbuhan ekonomi yang diharapkan melesat pesat, namun tetap berjalan perlahan, sementara daerah-daerah miskin makin bertambah karena pemerataan pembangunan belum sesuai dengan harapan. Untuk mengurangi kesenjangan tersebut, peningkatan SDM yang handal menjadi salah satu solusi dan modal utama dalam proses pembangunan dewasa ini. Upaya peningkatan mutu SDM dalam skala lebih luas disebut sebagai pembangunan manusia seutuhnya terus dilakukan oleh pemerintah, yaitu berupa perbaikan : derajat kesehatan, tingkat pendidikan dan keterampilan penduduk, serta kemampuan daya beli masyarakat. Kesemuanya itu dapat diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia IPM. Perkembangan IPM Kabupaten Karawang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Perkembangan indeks pembangunan manusia Kabupaten Karawang pada tahun 2007 Tahun 2007 No Indikator Capaian 2006 Target Capaian 1 IPM 66,95 70,7 68,11 2 AHH tahun 66,94 68,75 67,17 3 AMH 88,52 93,00 90,12 4 RLS tahun 7,22 7,23 7,45 5 Daya beli Rp 000kapita 541,88 550,423 548,710 Sumber : BPS Kabupaten Karawang, 2008 c Pada tahun 2007 target IPM sebesar 70,7 yang terdiri atas komponen Angka Harapan Hidup AHH 68,75 tahun, Angka Melek Huruf AMH 93,00, Rataan Lama Sekolah RLS 7,23 tahun dan kemampuan daya beli atau Purchasing Power Parity PPP Rp 550.423,00. Angka menurut data BPS Kabupaten Karawang tahun 2007, yaitu : IPM 68,11 terdiri atas komponen AHH 67,17 tahun, AMH 90,12, RLS 7,45 tahun dan kemampuan daya beli Rp. 548.710,00, Dengan demikian bila dibandingkan dengan target IPM Kabupaten Karawang lebih rendah. Hal tersebut disebabkan oleh komponen AMH dan komponen kemampuan daya beli capaiannya disesuaikan, yaitu lebih rendah dari target. Selama periode tiga tahun terakhir, pencapaian angka IPM Kabupaten Karawang relatif terus membaik. Tahun 2006 angka IPM Kabupaten Karawang telah mencapai 66,95, kemudian tahun 2007 menjadi 68,11 naik 1,16. Tahun 2008 angka IPM Kabupaten Karawang hanya naik 0,90 menjadi 69,01, bila dibandingkan dengan tahun 2007. Laju perkembangan IPM relatif terus mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan sudah semakin terwujudnya optimalisasi dan sinergitas pola, serta sasaran pembangunan manusia yang dikembangkan pemerintah bersama masyarakat di Kabupaten Karawang selama ini.

7. Keragaan Koperasi