Rasio Keuangan KSP dan USP Koperasi

P3KUM dan Program Perkassa mempunyai nilai Kurang 2,33, artinya P3KUM dan Program Perkasa masih kurang dalam upaya meningkatkan peran Koperasi dalam upaya mendukung perluasan kerja dan pengentasan kemiskinan. Tambahan tenaga kerja tampak pada kegiatan Koperasi yang memperoleh pinjaman dana stimulan P3KUM dan Program Perkassa. Sebelumnya rataan karyawan ada 3-4 orang, setelah menyalurkan dana stimulan karyawan bertambah menjadi 6-8 orang Sedangkan para anggota yang bergerak di bidang usaha perdagangan dan jasa seperti warung dan bengkel motor perahu, maka tenaga kerja tambahan sebanyak 1 orang. Para pengelola merasa terbantu dalam upaya memberikan permodalan usaha kepada para anggotanya dan mengharap tambahan permodalan bila masih tersedia dana stimulan tersebut untuk meningkatkan kegiatan usaha para anggotanya dalam upaya penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 19 Tabel 19. Penyerapan tenaga kerja sebelum dan sesudah mendapat dana stimulan di tingkat KSP dan tingkat anggota pada tahun 2008 Jumlah Penyerapan Orang Program Tingkat Sebelum Sesudah KSP 3-6 6-12 KSP Sektoral Anggota 1-2 KSP 3-4 6-8 P3KUM dan Perkassa Anggota 1

b. Rasio Keuangan KSP dan USP Koperasi

Kajian ini menggunakan rasio keuangan, yaitu berupa lima indikator kinerja keuangan seperti: Likuiditas, Solvabilitas , Pemanfaatan Aktiva, Kinerja Operasi dan Rentabilitas. Setiap indikator mempunyai nilai rasio yang diperoleh berdasarkan persentase dan digolongkan dengan kriteria Baik, Cukup baik, Kurang baik dan Buruk Nugroho,2007. Rasio keuangan KSP dan USP Koperasi ini disusun dan diolah dari Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas Tahun Buku 2007 yang telah disampaikan dalam RAT Rapat Anggota Tahunan oleh 5 KSP dan USP Koperasi di Kabupaten Karawang yang menjadi contoh penelitian dalam kajian ini. Kelima KSP dan USP Koperasi tersebut mempunyai organisasi dan usaha yang cukup sehat, sehingga mendapat kucuran dana stimulan untuk pengembangan usahanya, dengan keragaan sebagai berikut : 1 KSP Primadana Sejahtera Kecamatan Cilamaya Kulon, Kab. Karawang KSP Primadana Sejahtera Kecamatan Cilamaya Kulon berbadan Hukum Nomor : 249BHKDK.109I1999 tanggal 30 September 1999, dengan usaha Simpan Pinjam. Dana stimulan yang diperoleh dari Program KSP Sektoral Rp 1 milyar tahun 2004. Keanggotaan sampai akhir 2007 tercatat 197 orang. Kepengurusan ada 3 orang Ketua, Sekretaris dan Bendahara dibantu 13 orang karyawan. Pengawas ada 3 orang Ketua dan 2 orang Anggota, serta total simpanan dan tabungan tercatat Rp 450,39 juta. Aktiva yang dimiliki Rp 2,72 milyar, dengan modal usaha Rp 701,72 juta dan pinjaman yang diberikan kepada para anggota Rp 814,48 juta. Tunggakan kredit tercatat Rp 81,45 dan total pendapatan Rp 767,75 juta, sedangkan total biaya Rp 743,37 juta, SHU Rp 24,38 juta . 2 KSP Mulya Abadi Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang. KSP Mulya Abadi Kecamatan Cibuaya mendapat Badan Hukum Nomor 51803BHPADPLKIII2003 tanggal 25 Maret 2003, dengan usaha Simpan Pinjam. Dana stimulan berupa Program KSP Sektoral Rp 300 juta tahun 2007. Keanggotaan sampai akhir tahun 2007 tercatat 162 orang. Pengurus ada 3 orang dibantu 7 orang karyawan. Pengawas ada 3 orang, serta simpanan dan tabungan Rp 132,95 juta. Aktiva yang dimiliki Rp 1,37 milyar, dengan modal usaha Rp 173,13 juta dan pinjaman yang diberikan kepada para anggota Rp 980,12 juta. Tunggakan kredit Rp Rp 117,61 juta, pendapatan Rp 561,79 juta, biaya operasi Rp 543,50 juta dan SHU Rp 18, 29 juta. 3 Koperasi Wanita Kecamatan Kota Karawang. Koperasi Wanita Kecamatan Kota Karawang berbadan Hukum Nomor : 6759BHPADKWK.10I1998 tanggal 28 Januari 1998, dengan usaha Simpan Pinjam dan KCK Kredit Candak Kulak. Dana stimulan yang diterima Program Perkassa Rp 100 juta tahun 2007. Keanggotaan sampai akhir tahun 2007 tercatat 91 orang dan Pengurus ada 3 orang dibantu 1 orang Bagian Pembukuan. Pengawas ada 3 orang, dengan simpanan Rp 28,14 juta. Aktiva yang dimiliki Rp 42,17 juta dan modal usaha Rp 27,76 juta. Pinjaman yang diberikan kepada para anggota Rp 34,74 juta, dengan tunggakan kredit Rp 1,73 juta. Pendapatan Rp 2,86 juta dan beban operasi Rp 797.000, serta SHU Rp 2,07 juta. 4 KUD Mina Karya Makmur Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang. KUD Mina Karya Makmur Kecamatan Pedes memperoleh Badan Hukum Nomor:7209.BKWK.10VI1995, dengan bidang usaha meliputi Unit TPI Tempat Pelelangan Ikan, Unit TPHT Tempat Pelelangan Hasil Tambak, Unit Perlistrikan dan USP. Dana stimulan dari P3KUM Rp 100 juta tahun 2007. Keanggotaan tercatat 795 orang, Pengurus ada 5 orang Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris 1, Sekretaris II dan Bendahara dibantu 20 orang karyawan. Pengawas ada 2 orang Ketua dan Anggota dan simpanan Rp 110,05 juta. Aktiva yang dimiliki Rp 1,31 milyar dan modal usaha Rp 160,69 juta. Pinjaman yang diberikan kepada para anggota Rp 914,82 juta lebih. Sedangkan tunggakan ada Rp 219,63 juta lebih. Pendapatan Rp 125,33 juta, beban administrasi Rp 123,51juta dan SHU Rp 1,82 juta. 5 Primkoveri Primer Koperasi Veteran Republik Indonesia Cikampek Kecamatan Kota Baru Karawang. Primkoveri Cikampek Kecamatan Kota Baru, mendapat Badan Hukum Nomor 2529BHPADKWK.109V1996 tanggal 14 Mei 1996, dengan usaha tunggal Simpan Pinjam. Dana stimulan dari P3KUM Rp 100 juta tahun 2007. Keanggotaan tercatat 137 orang, Pengurus ada 5 orang Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, dan Pembantu Umum dibantu 4 orang karyawan. Pengawas ada 3 orang Ketua dan 2 orang Anggota. Simpanan tercatat Rp 12,25 juta. Aktiva yang dimiliki Rp 61,85 juta dan modal usaha Rp 30,98 juta. Pinjaman yang diberikan kepada para anggota Rp 55,10 juta. Tunggakan Rp 11,02 juta, pendapatan Rp 31,22 juta, biaya operasional Rp 28,85 juta dan SHU Rp 2,37 juta. Rasio keuangan 5 KSP dan USP Koperasi penerima dana stimulan dimuat pada Tabel 20, sedangkan cara perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5. Tabel 20. Rasio keuangan KSP dan USP koperasi penerima dana stimulan di Kabupaten Karawang pada tahun 2007 No Jenis Rasio KSP Primadana Sejahtera KSP Mulya Abadi Koperasi Wanita Karawang KUD Mina Karya Makmur Primkoveri Cikampek 1 Likuiditas Rasio total modal terhadap simpanan,tabungan, deposito anggota Baik 155,80 Cukup baik 130,22 Buruk 98,65 Baik 146,02 Baik 252,90 2 Solvabilitas Rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan Cukup baik 10 Cukup baik 12 Baik 5 Kurang baik 24 Cukup baik 20 3 Pemanfaatan Aktiva Rasio total pembiayaan terhadap total dana yang diterima dari anggota Baik 180,84 Baik 225,91 Cukup baik 123,45 Baik 146,02 Baik 449,79 4 Kinerja Operasi Rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional Kurang baik 96,82 Kurang baik 96,74 Baik 27,87 Kurang baik 98,55 Kurang baik 92,41 Rentabilitas • Rasio SHU terhadap aset Buruk 0,88 Kurang baik 1,31 Baik 4,91 Buruk 0,14 Cukup baik 3,83 5 • Rasio SHU terhadap modal Kurang baik 3,47 Baik 10,56 Cukup baik 7,46 Buruk 1,13 Cukup baik 7,65 Sumber : Data diolah dari Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas, 2007 Tabel 21. Tabulasi nilai rasio keuangan KSP dan USP koperasi penerima dana stimulan di Kabupaten Karawang pada tahun 2007 No Jenis Rasio Baik Cukup Baik Kurang Baik Buruk 1. Likuiditas 131 111-130 100 -110 100 2. Solvabilitas 10 10-20 21-30 30 3. Pemanfaatan Aktiva 30 30-50 50-100 100 4. Kinerja Operasi 140 120-140 100-120 100 5. Rentabilitas Rentabilitas terhadap aset Rentabilitas terhadap modal 4 8 2-4 5-8 1-2 2-5 1 2 Sumber : Laporan Pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas,2007 Keragaan dari 5 KSP dan USP Koperasi di Kabupaten Karawang yang telah menerima dana stimulan yang dinilai berdasarkan Tabel 20 dan 21, memberikan penjelasan sebagai berikut 1 Likuiditas Likuiditas diperoleh dari rasio total modal terhadap simpanan anggota, tabungan, deposito. Likuiditas kelima KSP dan USP Koperasi tersebut pada tahun 2007 umumnya adalah Cukup baik dan Baik. Hal ini menunjukkan bahwa modal yang dimiliki oleh KSP dan USP Koperasi mampu menjamin kondisi keuangan Koperasi tersebut tetap stabil, apabila terjadi penarikan simpanan, tabungan dan deposito secara besar-besaran oleh para anggota. Adanya dana stimulan yang dikelola oleh KSP dan USP Koperasi dengan jumlah cukup berarti dan waktu pengembaliannya cukup panjang, yaitu selama 10 tahun, maka dana stimulan tersebut dapat memperkuat permodalan KSP dan USP Koperasi. Dengan likuiditas yang Cukup baik dan Baik tersebut, diharapkan KSP dan USP Koperasi dapat mengelola manajemen usaha dan keuangan secara baik pula dalam upaya memberikan akses permodalan kepada para anggota yang terdiri dari para pengusaha mikro, kecil dan menengah. Hanya Koperasi Wanita Karawang yang mendapat kriteria likuiditas Buruk, sehingga perlu mendapatkan pemberdayaan lebih lanjut. Keanggotaan jumlahnya belum banyak dan umumnya berasal dari lapisan bawah seperti istri tukang becak, buruh konfeksi, bakul kecil dan warung kecil-kecilan, sehingga pertumbuhan usahanya kurang cepat. Namun sasaran dari Program Perkassa sudah tepat, yaitu Koperasi Wanita yang anggotanya usaha mikro, bergerak di bidang pertanian, perikanannelayan, peternakan, industri kerajinanindustri rumah tangga, pedagang kaki lima dan warung-warung kecil. 2 Solvabilitas Solvabilitas dihitung dari rasio total pembiayaan bermasalah terhadap total pembiayaan yang diberikan kepada para anggota. Solvabilitas keempat KSP dan USP Koperasi tersebut adalah Cukup baik dan Baik. Namun ada satu KUD dengan kriteria Solvabilitas Buruk, yaitu KUD Mina Karya Makmur Kecamatan Pedes bermasalah di dalam menyalurkan dana stimulan. Dana stimulan Rp 100 juta langsung disalurkan kepada para anggotanya yang kebanyakan para bakul ikan. Perkreditan yang sejak dialokasikan sampai kini belum ada yang mengembalikan pinjaman, sehingga terjadi kredit macet. Penyebabnya diduga karena kesalahpahaman di lingkungan para anggota, bahwa pinjaman yang diberikan bersifat hibah dari pemerintah yang tidak perlu dikembalikan. Oleh karena itu, Pengurus KUD Mina Karya Makmur yang baru kini sedang bekerja keras untuk membenahi dan menagih kembali pinjaman yang telah diberikan kepada para anggotanya. Bagi KSP dan USP Koperasi yang tidak bermasalah dalam penyaluran dana stimulan dapat bekerja lebih baik untuk memberikan pelayanan perkreditan kepada para anggotanya. Keempat KSP dan USP Koperasi yang cukup handal tersebut kini pada tahun kedua telah berhasil mengembalikan angsuran pertama beserta bunganya sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebelumnya. 3 Pemanfaatan Aktiva Pemanfaatan Aktiva dikalkulasi dari rasio total pembiayaan terhadap total dana yang diterima dari anggota. Pemanfaatan Aktiva kelima KSP dan USP Koperasi termasuk dalam kriteria Baik dan Cukup baik. Berarti kelima KSP dan USP Koperasi tersebut mempunyai kemampuan untuk mengembangkan aktiva yang ada guna mendukung perolehan penghasilan yang menguntungkan. Di samping itu kelima KSP dan USP Koperasi tersebut dalam upaya pengembangan aktiva yang ada untuk mendapatkan keuntungan sudah dilakukan dengan efisien. 4 Kinerja Operasi Kinerja Operasi atau efisiensi diperoleh dari rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Efisiensi umumnya masih menjadi kendala dari KSP dan USP Koperasi, sehingga umumnya mendapat kriteria Kurang baik. Volume usaha yang besar dan diikuti dengan pendapatan usaha besar pula, bila tidak dibarengi dengan efisiensi biaya operasional, maka tampak SHU yang berjumlah kecil tidak sebanding dengan volume usaha dan pendapatan usaha yang begitu besar. Dalam hal ini terdapat pengeluaran-pengeluaran yang tidak rasional, berupa pemborosan yang seharusnya dapat dicegah atau dihindari. Namun sebaliknya, bila KSP dan USP Koperasi, meskipun volume usaha dan pendapatan usahanya tidak begitu besar, tetapi bila dibarengi dengan efisiensi pada biaya operasionalnya, maka SHU yang diperoleh tampak lebih besar dari volume usaha dan pendapatan yang tidak begitu besar. Hal ini terjadi di Koperasi Wanita Karawang yang mendapat kriteria Baik. Dalam hal ini hanya biaya operasional riil dan penting, serta mendesak dapat dikeluarkan oleh para Pengelola Koperasi Wanita Karawang yang pengurus dan para anggota seluruhnya adalah perempuan, dengan ciri mempunyai sifat jujur, ulet, gigih, dan lebih berhati-hati dalam mengambil suatu kebijakan atau keputusan. 5 Rentabilitas Rentabilitas merupakan kemampuan KSP dan USP Koperasi untuk mendapatkan keuntungan SHU yang dapat dibandingkan dengan aset kekayaan atau modal. Rentabilitas dengan rasio terhadap aset dari KSP dan USP koperasi yang memperoleh kriteria Cukup baik dan Baik kiranya sudah berhasil menekan biaya operasional seefisien mungkin, sehingga SHU yang didapat sudah sebanding dengan volume usaha dan pendapatan usaha. Namun KSP dan USP koperasi yang mendapat kriteria Buruk dan Kurang baik, perlu mengevaluasi kembali terhadap biaya operasional yang tidak efisien dan dituangkan di dalam rencana kerja tahun mendatang. Rentabilitas dengan rasio terhadap modal dari KSP maupun USP Koperasi yang mempunyai kriteria Buruk perlu mengevaluasi kembali dan berani menghapus biaya operasional yang tidak rasional, sehingga dapat menambah jumlah SHU yang diperoleh. Keberanian memangkas biaya operasional yang tidak rasional dan cenderung merupakan bentuk penyimpangan sangat diperlukan untuk kemajuan KSP dan USP Koperasi yang dikelolanya guna meningkatkan kesejahteraan bersama.

c. Tingkat Kesejahteraan Anggota KSP dan USP Koperasi