Dalam koperasi, pemilik dana diharapkan terutama dari para anggota sendiri. Sebagai pemilik dana dan sebagai pemilik koperasi, maka para anggota memiliki
kepentingan. Oleh karena itu, para anggota harus peduli terhadap tingkat keamanan dan tingkat pengembalian atau imbalan dana investasinya sebagai perusahaan
miliknya. Hal ini yang menjadi salah satu pembeda penyimpan dana di koperasi dan non koperasi. Apabila koperasi dapat merealisasikan pembeda ini secara nyata dan
positif, yaitu dalam arti tingkat pengembalian investasi memadai dan koperasi sebagai perusahaan juga menunjukkan kinerja baik serta transparan, maka koperasi
memiliki nilai lebih bagi para anggota sebagai pemilik dan pelanggan akan menjadi daya saing bagi koperasi.
Dalam hal anggota sebagai pengguna atau sasaran penyaluran dana, maka KSP dan USP Koperasi berperan sebagai sumber dana investasi, baik investasi
jangka pendek, modal kerja atau investasi jangka panjang. Sebagai pengguna dana, kepentingan anggota yaitu mendapatkan sumber dana dengan syarat dan prosedur
yang mudah dan biaya murah. Dengan dana yang diperoleh, maka para anggota melakukan kegiatan usaha
yang merupakan proses perolehan nilai tambah dan menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan meningkatkan kesejahteraannya serta dapat
mengembalikan pinjaman kepada koperasi. Dengan pengembalian pinjaman kepada koperasi ini memungkinkan berulang dan membesarnya proses kegiatan usaha serta
terjadi akumulasi nilai tambah yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan. Di samping itu juga terjadi peningkatan kebutuhan dana investasi yang berdampak
terhadap peningkatan pasar penyaluran dana KSP dan USP Koperasi. Juga terjadi peningkatan kebutuhan tenaga kerja yang berarti peningkatan kesempatan kerja.
Dengan demikian KSP dan USP Koperasi berperan dalam mendukung proses terjadinya peningkatan pendapatan, peningkatan kesempatan kerja dan peningkatan
akumulasi aset bagi anggotanya. Para anggota sebagai penyimpan dan peminjam dana, juga sebagai pemilik koperasi memiliki hak dan kepentingan terhadap nilai
tambah atau keuntungan dari KSP dan USP Koperasi sebagai perusahaannya Prijadi dkk, 2005
7. Pengembangan Usaha
Pengembangan usaha khususnya dan pembangunan ekonomi pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Peningkatan kesejahteraan ekonomi dicapai apabila pendapatannya meningkat lebih tinggi dari pada laju peningkatan harga-harga, sehingga kemampuan memenuhi
kebutuhan ekonomi masyarakat meningkat. Dengan kata lain peningkatan kesejahteraan ekonomi adalah peningkatan pendapatan. Peningkatan pendapatan
hanya dapat terjadi bila orang atau masyarakat yang telah bekerja meningkat pendapatannya dan yang belum bekerja dapat bekerja, setelah bekerja dapat
meningkatkan pendapatannya. Peningkatan kesempatan kerja akan terjadi bila terdapat peningkatan jumlah
atau jenis produksi yang ditentukan oleh permintaan atau penjualan produk tersebut. Sedangkan peningkatan pendapatan akan terjadi bila terdapat peningkatan nilai
tambah per-satuan produksi atau per-satuan tenaga kerja atau per unit usaha. Peningkatan pendapatan juga dapat terjadi bila terdapat peningkatan volume
produksi dan penjualan per-satuan waktu atau per-tenaga kerja, dengan tingkat nilai tambah yang tetap.
Dengan demikian apabila yang dituju adalah peningkatan pendapatan masyarakat, maka indikator keberhasilan utama adalah peningkatan pendapatan,
peningkatan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan produksi serta penjualan Prijadi dkk, 2005
8. Pengembangan SDM SDM pengelola KSP dan USP Koperasi merupakan salah satu kunci
keberhasilan pengembangan koperasi yang berusaha di bidang simpan pinjam. Cukup banyak KSP dan USP Koperasi yang berkembang dengan baik apabila
ditelusuri berkat ketepatan rekruitment dan pembinaan SDM nya. Demikian pula sebaliknya, kegagalan KSP dan USP Koperasi disebabkan oleh kesalahan pemilihan
dan pembinaan SDM nya. Dalam pengembangan SDM KSP dan USP Koperasi sebagai salah satu
kelompok usaha di Indonesia terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain KSP dan USP Koperasi yang potensial tumbuh dalam jumlah besar dan
menyebar di seluruh pelosok tanah air. Manajemen SDM KSP dan USP Koperasi dapat distandarisasi meskipun tidak berarti hanya satu pola manajemen. Oleh karena
itu pembinaan SDM KSP dan USP Koperasi perlu didukung pemerintah pusat maupun daerah.
Dengan kendala tersebut, maka kedepan perlu dikembangkan pusat-pusat pengembangan SDM Simpan Pinjam Koperasi. Pusat Pengembangan SDM tersebut
diproyeksikan memiliki pasar yang cukup karena usaha simpan pinjam koperasi potensial berkembang di berbagai daerah dalam jumlah besar, kini ada lebih dari
36.000 unit KSP dan USP Koperasi di Indonesia.
Pusat pengembangan SDM tersebut tidak perlu didirikan tersendiri, apalagi dari awal. KSP dan USP Koperasi besar dan sukses seperti Koperasi Setia Bhakti
Wanita Surabaya memiliki pengalaman banyak dan baik dalam pengembangan SDM Simpan Pinjam. Demikian pula Bank Bukopin dapat didukung untuk
berkembang sebagai pusat pengembangan SDM Simpan Pinjam. Dukungan tersebut idealnya tetap mengacu pada mekanisme pasar dan tidak mengganggu
prinsip-prinsip kompetisi dan kompetensi. Dukungan yang diberikan dilakukan dalam upaya meningkatkan kemampuan
tutor atau pengajar dan meningkatkan pasar yang dilatih. Peningkatan pasar yang dilatih dapat berupa promosi dan biaya pelatihan bagi SDM KSP dan USP Koperasi,
terutama KSP dan USP Koperasi yang masih lemah posisinya Prijadi dkk, 2005.
9. Program Pengembangan KSP Sektoral