pemenuhan kebutuhan dalam negeri serta alasan efisiensi dan efektifitas setelah adanya liberalisasi perdagangan.
Berdasarkan pada Gambar 4.2 dapat pula terlihat bahwa, total luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia tahun 1989 hingga 2010 terus mengalami
peningkatan. Besar peningkatan tersebut adalah sebanyak delapan kali lipat, dimana total luas lahan awal perkebunan kelapa sawit Indonesia pada tahun 1989
sekitar 973.528 hektar kemudian naik menjadi 7.824.623 hektar pada tahun 2010. Adapun pada tahun 2010, kepemilikan lahan perkebunan kelapa sawit masih
didominasi oleh perkebunan swasta dengan proporsi sebesar 50 dari total luas areal perkebunan Indonesia. Sedangkan proporsi luas areal lahan perkebunan
swasta dan negara terhadap total luas areal perkebunan Indonesia berturut-turut adalah sebesar 42 dan 8 Gambar 4.3.
4.4. Perkembangan Produksi CPO Indonesia
Perkembangan produksi CPO Indonesia terus meningkat sejalan dengan
pertambahan luas areal perkebunan kelapa sawit, yakni sekitar sepuluh kali lipat dari 1.964.954 ton pada tahun 1989 meningkat menjadi 19.844.901 ton tahun
2010. Pada tahun 2005 sampai tahun 2006 terjadi peningkatan produksi CPO yang
42
8 50
Gambar 4.3 Proporsi Kepemilikan Lahan Perkebunan Kelapa Sawit Tahun 2010
Perkebunan Rakyat Perkebunan
Pemerintah
Perkebunan Swasta Sumber: Ditjenbun Kementan RI, 2011 Diolah.
tajam sebesar 46,28. dari sebesar 11.861.615 ton menjadi 17.350.848 ton Gambar 4.4. Hal ini disebabkan oleh tingginya permintaan akan minyak kelapa
sawit yang merupakan imbas dari adanya kenaikan harga BBM dan membaiknya harga CPO di Pasar Internasional.
Berdasarkan status kepemilikan usaha, produksi CPO Indonesia berasal dari perkebunan swasta, perkebunan rakyat dan perkebunan negara Statistik
Kelapa Sawit, 2009. Pada awalnya jumlah produksi CPO Indonesia didominasi oleh perkebunan kelapa sawit milik pemerintah. Namun, seiring dengan
perkembangan waktu peran perkebunan milik pemerintah cenderung lebih rendah apabila dibandingkan dengan peran perkebunan swasta dan rakyat Gambar 4.4.
Hal ini terjadi karena disamping perkebunan pemerintah mempunyai prioritas bagi kebutuhan dalam negeri saja juga disebabkan perkembangan luas
areal perkebunan pemerintah tidak sebanding dengan perkembangan luas perkebunan kelapa sawit milik swasta dan rakyat Gambar 4.2. Adapun sampai
dengan tahun 2009, tiga provinsi penghasil CPO terbesar di Indonesia adalah
5,000,000 10,000,000
15,000,000 20,000,000
25,000,000
T o
n
Gambar 4.4 Perkembangan Produksi CPO Indonesia, 1989- 2010
Perkebunan Rakyat Perkebunan Negara
Perkebunan Swasta Perkebunan Total
Sumber: Ditjenbun Kementan RI, 2011 Diolah.
Provinsi Riau sebesar 4,96 juta ton, Provisi Sumatera Utara 3,99 juta ton, dan terakhir adalah Provinsi Sumatera Selatan dengan produksi sebesar 1,98 juta ton.
Gambar 4.5 Produksi CPO Indonesia per Provinsi, 2009
4.5. Perkembangan Harga CPO