58 CYP3A4 dan, mungkin, CYP2C9, berkaitan dalam pembentukan 4-hidroksi-
siklofosfamid dari siklofosfamid Lindley, et al., 2002. Senyawa 4-hidroksi-siklofosfamid mengalami reaksi spontan menjadi
mostar fosforamid [asam N,N-bis-2-2-kloroetil fosforodiamidat] menjadi residu- residu guanidin alkilat di dalam DNA. Metabolisme siklofosfamid dapat berubah
akibat pemberian bersamaan dengan obat-obat lain. Induksi enzim yang memetabolisme siklofosfamid dapat terjadi bila siklofosfamid diberikan
bersamaan dengan glukokortikoid, ondansetron, rifampisin, dan fenobarbital, dan autoinduksi dapat terjadi dengan siklofosfamid itu sendiri Joy, et al., 2012.
Interaksi antara siklofosfamid dengan ondansetron terjadi pada fase metabolisme. Untuk menghindari kejadian interaksi antara sisplatin dengan
ondansetron, ondansetron dapat diganti dengan palonosetron. Menurut Muchatuta dan Paech 2009, palonosetron tidak mengakibatkan inhibisi atau induksi sistem
enzim hepatik utama meliputi CYP2D6, CYP1A2 dan CYP3A45, sehingga resiko interaksi obat yang signifikan rendah.
4.5.1.5 Sisplatin dengan Ondansetron
Gambaran kejadian interaksi obat secara farmakologi antara sisplatin dengan ondansetron pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU
Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung ditunjukkan pada Tabel 4.15 dan 4.16.
59
Tabel 4.15
Terjadi interaksi obat secara farmakologi antara sisplatin dengan ondansetron kasus I pada pasien kanker payudara di instalasi rawat
inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
Subjektif: Nama Inisial: A
Usia: 53 tahun No. Rekam Medis: 127462
Diagnosis: Ca Mammae Dextra Dirawat tanggal 5-8 Juni 2011 untuk mendapat kemoterapi pada tanggal 6 7
Juni 2011. Objektif:
Parameter
Hasil pemeriksaan 862011 Nilai normal
Hb 9,8 gdl
12 – 18 gdl Suhu tubuh
36,4°C Tekanan darah
10070 mmHg Nadi
80 kali per menit Frekuensi pernapasan 20 kali per menit
Penatalaksanaan: Sebelum kemoterapi mendapat infus NaCl 0,9, ondansetron 8 mg iv,
deksametason 5 mg iv, ranitidin 25 mg iv, difenhidramin-HCl 50 mg iv, dekstrometorfan-HBr 3 x 15 mg dan metilprednisolon 3 x 4 mg. Untuk
kemoterapi mendapat paklitaksel 210 mg iv 6 Juni 2011 dan sisplatin 100 mg iv 7 Juni 2011. Setelah kemoterapi mendapat metoklopramid-HCl 3 x 10 mg,
parasetamol 3 x 500 mg, ranitidin 2 x 150 mg.
60
Tabel 4.16
Terjadi interaksi obat secara farmakologi antara sisplatin dengan ondansetron kasus II pada pasien kanker payudara di instalasi rawat
inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung
Subjektif: Nama Inisial: J
Usia: 44 tahun No. Rekam Medis: 033279
Diagnosis: Residive Ca Mammae Dextra, massa luka 1 x 5 cm.
Dirawat tanggal 16-19 Oktober 2011 untuk mendapat kemoterapi pada tanggal 17 18 Oktober 2011.
Objektif: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai normal.
Parameter
Hasil pemeriksaan 19102011 Tekanan darah
12080 mmHg Tanda-tanda vital
Normal
Penatalaksanaan: Sebelum kemoterapi mendapat infus NaCl 0,9, ondansetron 8 mg iv,
deksametason 5 mg iv. Untuk kemoterapi mendapat paklitaksel 210 mg iv 17 Oktober 2011 dan sisplatin 100 mg iv 18 Oktober 2011. Setelah kemoterapi
mendapat metoklopramid-HCl 3 x 10 mg, parasetamol 3 x 500 mg dan ranitidin
2 x 150 mg. Berdasarkan Tabel 4.15 dan 4.16, dapat diketahui bahwa ondansetron
digunakan sebelum kemoterapi sisplatin. Penelitian yang dilakukan oleh Cagnoni, et al. 1999, menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan siklofosfamid dosis
tinggi, sisplatin, karmustin, ondansetron, lorazepam dan difenhidramin memiliki AUC sisplatin yang lebih rendah dibandingkan pada pasien yang mendapatkan
regimen antiemetik yang menggunakan proklorperazin sebagai pengganti ondansetron
525 vs 648 μgmlmin, P = 0,001. Penurunan AUC sisplatin tersebut menunjukkan terjadinya interaksi antara sisplatin dengan ondansetron.
Nefrotoksisitas membatasi penerapan klinis sisplatin. Human organic cation transporter
2 OCT2 dan multidrug and toxin extrusion proteins MATEs bekerja dalam eliminasi obat-obat kation seperti sisplatin dari ginjal. Penggunaan
ondansetron secara signifikan meningkatkan akumulasi ginjal sisplatin dan nefrotoksisitas terinduksi sisplatin yang diindikasikan oleh bertambahnya
61 tingkatan biomarker biokimia dan molekuler dan perubahan-perubahan patologis
yang lebih drastis pada tikus. Multidrug and toxin extrusion proteins MATEs manusia, termasuk MATE1 dan MATE2-K, dan MATE1 tikus, dan OCT2
manusia dan tikus adalah subjek inhibisi ondansetron, dengan potensi-potensi yang lebih besar pada MATEs manusia Li, 2013.
Interaksi antara sisplatin dengan ondansetron terjadi pada tingkat sekresi renal tubular. Untuk menghindari kejadian interaksi antara sisplatin dengan
ondansetron, ondansetron dapat diganti dengan metoklopramid. Menurut Albariyah 2009, metoklopramid tidak menyebabkan interaksi apabila
dikombinasi dengan sisplatin. Atau, dapat juga diganti dengan palonosetron. Palonosetron merupakan antiemetik generasi kedua dari antagonis reseptor
5-HT
3
, yaitu dari kekuatan ikatannya terhadap reseptor dan mempunyai waktu paruh yang panjang. Selain mencegah chemotherapy-induced nausea and
vomiting CINV pada fase akut 24 jam pertama setelah pemberian kemoterapi,
palonosetron juga efektif mencegah CINV pada fase lambat hari ke-2 hingga hari ke-5 setelah kemoterapi delayed emesis Albariyah, 2009.
4.5.2 Pemberian Obat yang Salah