Siklofosfamid dengan Deksametason Interaksi Obat

53 dalam uji toksisitas dari tamoksifen menggunakan hewan adalah terjadinya gangguan pernapasan dan konvulsi.

4.5.1.3 Siklofosfamid dengan Deksametason

Gambaran kejadian interaksi obat secara farmakologi antara siklofosfamid dengan deksametason pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung ditunjukkan pada Tabel 4.11 dan 4.12. Tabel 4.11 Terjadi interaksi obat secara farmakologi antara siklofosfamid dengan deksametason kasus II pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Subjektif: Nama Inisial: KC Usia: 41 tahun No. Rekam Medis: 147018 Dirawat pada tanggal 18-22 Juli 2011 untuk kemoterapi pada tanggal 21 Juli 2011. Diagnosis sebelum kemoterapi: Ca Mammae Dextra. Diagnosis setelah kemoterapi: Ca Mammae Dextra, anemia dan trombositosis. Objektif: Parameter Hasil pemeriksaan 2272011 Nilai normal Hb 9,8 gdl 12 – 18 gdl Suhu tubuh 36,8°C Tekanan darah 11080 mmHg Nadi 82 kali per menit Frekuensi pernapasan 18 kali per menit Penatalaksanaan: Sebelum kemoterapi mendapat infus NaCl 0,9, ondansetron 1 ampul 8 mg, ranitidin 1 ampul 25 mg dan deksametason 1 ampul 5 mg. Untuk kemoterapi mendapat paklitaksel 210 mg i.v. 19 Mei 2011, doksorubisin 70 mg i.v. dan siklofosfamid 800 mg i.v. 21 Mei 2011. Sebelum keluar RS mendapat transfusi darah 150 cc sd 10 gdl, metoklopramid-HCl 3 x 10 mg, parasetamol 3 x 500 mg dan ranitidin 2 x 150 mg. 54 Tabel 4.12 Terjadi interaksi obat secara farmakologi antara siklofosfamid dengan deksametason kasus II pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Subjektif: Nama Inisial: KC Usia: 41 tahun No. Rekam Medis: 147018 Dirawat tanggal 11-15 Agustus 2011 untuk mendapat kemoterapi pada tanggal 13 14 Agustus 2011. Diagnosis sebelum kemoterapi: Ca Mammae Dextra, leukositosis dan trombositosis. Sebelum kemoterapi mengeluh nyeri pada payudara kanan. Objektif: Parameter Hasil pemeriksaan 1182011 Nilai normal Leukosit 14100 selmm 3 4500 – 10000 selmm 3 Trombosit 581000 selmm 3 150000 – 400000 selmm 3 Hasil pemeriksaan 1582011 Suhu tubuh 36,8°C Tekanan darah 11080 mmHg Nadi 84 kali per menit Frekuensi pernapasan 22 kali per menit Penatalaksanaan: Pada tanggal 12 Agustus 2011 mendapat seftriakson 1 g. Sebelum kemoterapi mendapat infus NaCl 0,9, ondansetron 8 mg iv, deksametason 1 ampul 5 mg iv dan ranitidin 25 mg. Untuk kemoterapi mendapat paklitaksel 210 mg i.v 12 Mei 2011, doksorubisin 70 mg iv dan siklofosfamid 800 mg iv 13 Mei 2011. Setelah kemoterapi mendapat metoklopramid-HCl 3 x 10 mg, parasetamol 3 x 500 mg dan ranitidin 2 x 150 mg. Berdasarkan Tabel 4.11 dan 4.12, dapat diketahui bahwa deksametason digunakan sebelum kemoterapi siklofosfamid. Menurut Lindley, et al. 2002, deksametason meningkatkan efek induksi CYP3A4 dan CYP2B6 pada siklofosfamid. Enzim-enzim yang bertanggung jawab untuk 4-hidroksilasi siklofosfamid adalah CYP2B6, CYP3A4 dan CYP2C. Di antara enzim-enzim ini, CYP2B6 telah diidentifikasi sebagai isozim P450 dengan klirens intrinsik tertinggi untuk 4- hidroksilasi siklofosfamid. Siklofosfamid sebagian besar dimetabolisme oleh jalur 55 sitokrom P450 via 4-hidroksilasi dan N-dekloroetilasi, dengan hanya 10 – 30 dari dosis yang diekskresikan dalam urin sebagai senyawa parental yang tidak berubah. Jalur utama, 4-hidroksilasi, menghasilkan moietas pengalkilasi aktif dan jumlah ekuimolar akrolein, hasil sampingan urotoksik. N-dekloroetilasi menghasilkan dekloroetil-siklofosfamid dan kloroasetaldehida, hasil sampingan nefrotoksik dan neurotoksik Lindley, et al., 2002. Interaksi antara siklofosfamid dengan deksametason terjadi pada fase metabolisme. Menurut Albariyah 2009, jenis interaksinya adalah farmakokinetik dengan mekanisme induksi enzim. Kedua obat tersebut jika dikombinasi dapat meningkatkan induksi enzim sitokrom P450. Adanya induksi enzim menyebabkan metabolisme siklofosfamid dipercepat sehingga jumlah metabolit siklofosfamid meningkat. Peningkatan metabolit siklofosfamid menyebabkan peningkatan toksisitas siklofosfamid. Deksametason dapat diganti dengan palonosetron. Menurut Muchatuta dan Paech 2009, palonosetron tidak mengakibatkan inhibisi atau induksi sistem enzim hepatik utama meliputi CYP2D6, CYP1A2 dan CYP3A45, sehingga resiko interaksi obat yang signifikan rendah. 4.5.1.4 Siklofosfamid dengan Ondansetron Gambaran kejadian interaksi obat secara farmakologi antara siklofosfamid dengan ondansetron pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung ditunjukkan pada Tabel 4.13 dan 4.14 56 Tabel 4.13 Terjadi interaksi obat secara farmakologi antara siklofosfamid dengan ondansetron kasus I pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Subjektif: Nama Inisial: R Usia: 42 tahun No. Rekam Medis: 116590 Diagnosis: Ca Mammae Sinistra Dirawat tanggal 22-24 Februari 2011 untuk mendapat kemoterapi tanggal 23 Februari 2011. Objektif: Pemeriksaan laboratorium menunjukkan nilai normal. Parameter Hasil pemeriksaan 2322011 2422011 Tekanan darah 12080 mmHg 12070 mmHg Nadi 80 kali per menit 100 kali per menit Frekuensi pernapasan 20 kali per menit 20 kali per menit Penatalaksanaan: Sebelum kemoterapi mendapat infus NaCl 0,9, ondansetron 8 mg iv, deksametason 5 mg iv dan ranitidin 25 mg iv. Untuk kemoterapi mendapat doksorubisin 80 mg iv, siklofosfamid 1 g iv dan 5-fluorourasil 1 g iv. Setelah kemoterapi mendapat metoklopramid-HCl 3 x 10 mg, parasetamol 3 x 500 mg dan ranitidin 2 x 150 mg. 57 Tabel 4.14 Terjadi interaksi obat secara farmakologi antara siklofosfamid dengan ondansetron kasus II pada pasien kanker payudara di instalasi rawat inap di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Subjektif: Nama Inisial: G Usia: 60 tahun No. Rekam Medis: 119864 Diagnosis: Ca Mammae Dextra Dirawat tanggal 23-26 Februari 2011 untuk mendapat kemoterapi tanggal 25 Februari 2011. Objektif: Parameter Hasil pemeriksaan 2422011 Nilai normal Hb 13,1 gdl 12 – 18 gdl Hasil pemeriksaan 2422011 2522011 2622011 Tekanan darah 11070 mmHg 13080 mmHg 13090 mmHg Nadi - 74 kalimenit 80 kalimenit Frekuensi pernapasan - 20 kalimenit 20 kalimenit Penatalaksanaan: Sebelum kemoterapi mendapat infus NaCl 0,9, ondansetron 8 mg iv dan deksametason 5 mg iv. Untuk kemoterapi mendapat doksorubisin 80 mg iv dan siklofosfamid 800 mg iv. Setelah kemoterapi mendapat kaptopril 12,5 mg, diazepam 2 mg, metoklopramid-HCl 3 x 10 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg dan ranitidin 2 x 150 mg. Berdasarkan Tabel 4.13 dan 4.14, dapat diketahui bahwa ondansetron digunakan sebelum kemoterapi siklofosfamid. Penelitian yang dilakukan oleh Gilbert, et al. 1998, menunjukkan bahwa pasien kanker payudara yang mendapatkan siklofosfamid dosis tinggi dan infus kontinu ondansetron memiliki AUC siklofosfamid yang lebih rendah 73,6 mgml x min dibandingkan pada pasien kontrol 88,3 mgml x min, n = 75, P = 0,0004, sehingga dapat disimpulkan bahwa ondansetron mengubah keberadaan sistemik siklofosfamid ketika agen-agen ini diberikan secara bersamaan. Siklofosfamid mengalami biotransformasi oleh enzim sitokrom P450 menjadi rangkaian metabolit termasuk moietas aktif secara farmakologi yang penting, 4-hidroksi-siklofosfamid. Sitokrom P450 seperti CYP2B6, CYP2C9, 58 CYP3A4 dan, mungkin, CYP2C9, berkaitan dalam pembentukan 4-hidroksi- siklofosfamid dari siklofosfamid Lindley, et al., 2002. Senyawa 4-hidroksi-siklofosfamid mengalami reaksi spontan menjadi mostar fosforamid [asam N,N-bis-2-2-kloroetil fosforodiamidat] menjadi residu- residu guanidin alkilat di dalam DNA. Metabolisme siklofosfamid dapat berubah akibat pemberian bersamaan dengan obat-obat lain. Induksi enzim yang memetabolisme siklofosfamid dapat terjadi bila siklofosfamid diberikan bersamaan dengan glukokortikoid, ondansetron, rifampisin, dan fenobarbital, dan autoinduksi dapat terjadi dengan siklofosfamid itu sendiri Joy, et al., 2012. Interaksi antara siklofosfamid dengan ondansetron terjadi pada fase metabolisme. Untuk menghindari kejadian interaksi antara sisplatin dengan ondansetron, ondansetron dapat diganti dengan palonosetron. Menurut Muchatuta dan Paech 2009, palonosetron tidak mengakibatkan inhibisi atau induksi sistem enzim hepatik utama meliputi CYP2D6, CYP1A2 dan CYP3A45, sehingga resiko interaksi obat yang signifikan rendah.

4.5.1.5 Sisplatin dengan Ondansetron