31 Pada Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 252 pasien, jumlah pasien yang
memulai kemoterapi kanker payudara pada tahun 2011 paling banyak terdapat pada kelompok usia 30 – 50 tahun, yaitu sebanyak 147 pasien atau 58,33. Hal
ini sesuai dengan pernyataan bahwa kejadian kanker payudara paling banyak terjadi pada wanita berusia di atas 30 tahun Chandrasoma dan Taylor, 1995.
4.3 Penggunaan Obat Kemoterapi
Obat sitotoksik yang merupakan golongan obat dari kelas terapi antineoplastik dan imunomodulator diberikan kepada pasien kanker payudara
sebagai agen kemoterapi. Obat-obat kemoterapi yang banyak digunakan untuk terapi kanker payudara di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada
tahun 2011 – 2012 ditunjukkan pada Tabel 4.2.
32
Tabel 4.2
Obat-obat kemoterapi yang banyak digunakan untuk terapi kanker payudara di RSU Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung pada tahun
2011 - 2012
Tingkatan Penyebaran Kanker Regimen Kemoterapi
Early Breast Cancer Stadium I dan
II Dosetaksel
Doksorubisin Siklofosfamid
Doksorubisin Siklofosfamid
Dosetaksel
Locally Advanced Breast Cancer Stadium III
Paklitaksel Doksorubisin
Siklofosfamid Siklofosfamid
5-Fluorourasil Dosetaksel
Doksorubisin Siklofosfamid
5-Fluorourasil Paklitaksel
Trastuzumab Rituksimab
Metastatic Breast Cancer Stadium
IV Dosetaksel
Sisplatin Paklitaksel
Siklofosfamid Doksorubisin
Siklofosfamid Dosetaksel
Siklofosfamid Metotreksat
5-Fluorourasil Doksorubisin
Siklofosfamid Paklitaksel
Doksorubisin Metotreksat
5-Fluorourasil
Pada Tabel 4.2 ditunjukkan bahwa untuk setiap tingkatan penyebaran
kanker, regimen kemoterapi yang digunakan tidak selalu sama. Sisplatin lebih sering diberikan kepada pasien kanker payudara dengan tingkatan penyebaran
33 kanker yang lebih lanjut. Doksorubisin adalah obat golongan antibiotik sitotoksik,
siklofosfamid dan sisplatin adalah obat golongan alkilator, sedangkan 5- fluorourasil dan metotreksat adalah obat golongan antimetabolit. Paklitaksel dan
dosetaksel merupakan obat-obat golongan taksan yang diindikasikan untuk kanker payudara. Trastuzumab dan rituksimab adalah antibodi monoklonal yang memiliki
selektivitas relatif untuk jaringan tumor dan memiliki toksisitas yang relatif rendah Calabresi dan Chabner, 2003.
Obat-obat sitotoksik sebagai agen kemoterapi diberikan baik secara injeksi intravena maupun secara oral. Obat-obat sitotoksik memiliki efek samping
spesifik pada saluran cerna yaitu mual dan muntah. Masing-masing obat dapat menyebabkan mual-muntah dengan bermacam-macam tipe. Obat-obat tersebut
dapat menginduksi mual-muntah karena merangsang atau memberikan stimulus pada chemoreceptor trigger zone CTZ pada medulla, korteks serebral dan pada
periferal di saluran cerna. Reseptor lain yang berhubungan dengan kejadian mual- muntah adalah dopamin, serotonin, histamin, opioid dan asetilkolin Calabresi dan
Chabner, 2003.
4.4 Penggunaan Obat Penunjang Kemoterapi