Penggunaan metode pembiusan yang berbeda dapat berpengaruh terhadap aktivitas dan metabolisme serta kelulusan hidup biota perairan yang diimotilisasi.
Hasil penelitian Suparno et al. 1994
a,b
pada biota lobster air laut hijau pasir dan udang windu tambak menunjukkan bahwa penurunan suhu secara bertahap
merupakan metode pembiusan yang lebih baik dibandingkan dengan penurunan suhu secara langsung. Penelitian transportasi lobster air laut dan udang windu
tambak yang dibius dengan penurunan suhu secara bertahap menunjukkan bahwa udang dapat ditransportasikan hidup dengan sistem kering menggunakan media
serbuk gergaji selama 24 jam, sedangkan lobster air laut dapat ditransportasikan selama 35 jam dengan kelulusan hidup sebesar 100.
Transportasi hidup lobster air tawar yang biasa dilakukan oleh masyarakat adalah dengan sistem curah menggunakan keranjang yang dibasahi tanpa adanya
pembiusan imotilisasi dengan lama transportasi kurang dari 24 jam. Metode lain yang digunakan yaitu dengan menggunakan mika plastik yang dialasi kertas
koran. Lobster yang ditransportasi tersebut memiliki nilai kelulusan hidup kurang dari 90 selama transportasi 24 jam serta adanya risiko kerusakan anggota tubuh
Suryaningrum et al. 2008. Dengan demikian diperlukan suatu penelitian untuk mendapatkan teknologi transportasi lobster air tawar sistem kering yang aman,
efisien, ekonomis serta menghasilkan kelulusan hidup yang tinggi dengan waktu transportasi yang lama.
1.2 Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembiusan secara bertahap dan cara pengemasan terhadap kelulusan hidup lobster air tawar
Cherax quadricarinatus pada transportasi hidup sistem kering secara statis.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Lobster Air T
awar Cherax quadricarinatus
Lobster air tawar Cherax quadricarinatus merupakan hewan avertebrata air yang memiliki pelindung tubuh berupa rangka eksoskeleton yang keras.
Lobster air tawar tergolong sebagai hewan krustasea dari famili Parastacidae. Hewan ini umumnya dikenal dengan sebutan red claw, karena memiliki sepasang
capit yang berwarna merah. Lobster air tawar selain dimanfaatkan untuk keperluan konsumsi juga dimanfaatkan sebagai lobster hias, karena lobster jenis
ini memiliki keunggulan pada bentuk tubuhnya dan warna biru yang mengkilap Hartono dan Wiyanto 2006.
Lobster air tawar berbeda dengan lobster air laut. Lobster air laut berasal dari Famili Palinuridae, Penasidae dan Scyllaridae; sedangkan lobster air tawar
berasal dari Famili Astacidae, Cambridae dan Parastacidae Kurniawan dan Hartono 2007. Lobster air tawar termasuk kelompok udang air tawar crustaceae
yang secara alami memiliki ukuran tubuh relatif besar dan daur siklus hidupnya hanya di lingkungan air tawar. Beberapa nama internasional lobster air tawar yaitu
crayfish, crawfish dan crawdad Sukmajaya dan Suharjo 2003. Lobster air tawar terbagi menjadi tiga famili berdasarkan daerah
penyebarannya di dunia, yaitu famili Astacidae dan Cambridae yang tersebar di belahan bumi utara serta famili Parastacidae yang tersebar di belahan bumi selatan
Sukmajaya dan Suharjo 2003. Lobster air tawar di Indonesia umumnya berasal dari Famili Parastacidae yang terdiri dari beberapa jenis seperti Cherax albertisi,
Cherax lorentzi, Cherax lorentzi auranus Iskandar 2003, Cherax papuanus, Cherax quadricarinatus, Cherax monticola, Cherax black-tiger Lukito dan
Prayugo 2007 dan Cherax zebra Panggabean et al. 2006. Jenis lobster air tawar yang banyak dikembangkan di Indonesia adalah
Cherax quadricarinatus atau yang lebih dikenal dengan sebutan red claw. Cherax quadricarinatus adalah salah satu jenis lobster air tawar yang berasal
dari Australia. Lobster jenis ini banyak ditemukan di sungai air deras serta danau di pantai utara dan daerah timur laut Queensland Lukito dan Prayugo 2007.
Klasifikasi lobster
air tawar
Cherax quadricarinatus
menurut Holthuis 1950 adalah sebagai berikut:
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Parastacidae
Genus : Cherax
Spesies : Cherax quadricarinatus von Martens
Gambar 1 Lobster air tawar Cherax quadricarinatus
Sumber: Bintaro Fish Center 2004
Lobster air tawar red claw memiliki ciri morfologi berupa tubuh yang berwarna biru kehijauan Lukito dan Prayugo 2007, hijau kemerahan Sukmajaya
dan Suharjo 2003, hingga berwarna biru laut dengan sedikit bercak kemerahan Kurniawan dan Hartono 2007. Perbedaan warna tubuh pada lobster air tawar
tersebut disebabkan oleh perbedaan strain induk dan lingkungan pemeliharaan Iskandar 2003. Strain yang bagus untuk lobster budidaya yaitu walkamin,
flinders dan gilbert Lukito dan Prayugo 2007. Ciri utama lobster air tawar yang sangat menonjol yaitu memiliki sepasang
capit yang ujungnya berwarna merah Kurniawan dan Hartono 2007, terutama pada induk jantan yang telah berumur lebih dari 7 bulan Sukmajaya dan
Suharjo 2003. Warna antar ruas kelopak berwarna putih Kurniawan dan Hartono 2007 serta memiliki duri-duri kecil yang terletak di atas setiap segmen
capit Sukmajaya dan Suharjo 2003.
Tubuh lobster terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan terdiri dari kepala dan dada yang disebut cephalothorax.
Kepala ditutupi oleh cangkang kepala carapace dan bagian depan kepala memiliki kelopak yang disebut rostrum. Rostrum berbentuk seperti segitiga
memipih, lebar, dikelilingi duri Sukmajaya dan Suharjo 2003 serta meruncing di bagian ujung dan bergerigi Hartono dan Wiyanto 2006.
Bagian belakang tubuh lobster terdiri dari badan dan ekor yang disebut abdomen Hartono dan Wiyanto 2006. Bagian badan terdiri dari enam ruas badan dengan
bentuk agak memipih. Lebar badan rata-rata hampir sama dengan lebar kepala Sukmajaya dan Suharjo 2003. Morfologi lobster air tawar dapat dilihat pada
Gambar 2.
Gambar 2 Morfologi lobster air tawar
Sumber: Dery 2007
Panjang tubuh lobster air tawar dapat mencapai 50 cm dengan bobot sekitar 800-1000 g per ekor. Lobster termasuk hewan nokturnal yang memiliki sifat
kanibal, yaitu suka memangsa jenisnya sendiri. Lobster yang berada dalam kondisi lemah atau sedang mengalami ganti kulit moulting akan dimangsa oleh
lobster lainnya. Kanibalisme lobster air tawar tersebut dapat dihindari dengan menyediakan tempat persembunyian bagi lobster Hartono dan Wiyanto 2006.
2.2 Komposisi Kimia Lobster Air Tawar