mengemukakan pendapatnya, bahwa yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah :
a Faktor Psikologis Merupakan faktor yang berhubungan dengan kewajiban karyawan
yang meliputi : minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.
b Faktor Sosial Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik
antara sesama karyawan, dengan atasan, maupun dengan karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya.
c Faktor Fisik Merupakan faktor yang berhubungan denagn fisik lingkungan kerja
dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekarjaan, pengaturan kerja dan waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu,
penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan, umur dan sebagainya.
d Faktor Finansial Merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta
kesejahteraan karyawan yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan,
promosi dan sebagainya.
3. Pengaruh Kepuasan Kerja
Kepuasan karyawan dalam bekerja, akan berpengaruh terhadap berbagai faktor. Luthans 1998: 146-148 mengemukakan bahwa kepuasan
kerja berpengaruh terhadap : a. Produktivitas
Karyawan yang tingkat kepuasannya tinggi, produktivitasnya akan meningkat, walaupun hasilnya tidak langsung. Ada beberapa variabel
moderating yang menghubungkan antara produktivitas dengan kepuasan kerja, terutama penghargaan. Jika karyawan menerima penghargaan yang
mereka anggap layak, maka mereka akan merasa puas sehingga upaya mereka untuk mencapai kinerja semakin tinggi.
b. Keinginan untuk berpindah kerja Jika karayawan tidak puas dengan pekerjaanya, maka besar
keinginan mereka untuk pindah kerja. Walaupun demikian, tingkat kepuasan kerja yang tinggi tidak menjamin karyawan yang bekerja di
organisasi tersebut tidak ingin pindah. c. Tingkat kehadiran
Ketika tingkat kepuasan kerja tinggi maka tingkat kehadiran absent rendah. Sebaliknya, ketika tingkat kepuasan rendah maka tingkat
ketidakhadiran tinggi. d. Faktor lain-lain
Karyawan yang tingkat kepuasaannya tinggi akan mempunyai kesehatan fisisk dan mental yang lebih baik, lebih cepat untuk
mempelajari tugas-tugas, tidak banyak kesalahan yang dibuat. Selain itu,
karyawan akan menunjukkan perilaku dan aktivitas yang lebih baik, misal membantu rekan sejawat, membantu pelanggan, dan lebih mudah bekerja
sama. Sebagaimana telah diuraikan diatas bahwa konsekuensi dari
ketidakpuasan kerja karyawan diantaranya dapat mengakibatkan menurunnya produktivitasnya, meningkatnya tingkat absensi dan
konsekuensi yang paling akhir adalah keluarnya karyawan dari organisasi. Namun dalam kenyataannya tidak semua karyawan yang tidak puas
dalam pekerjaan langsung mengundurkan diri dari organisasi tempat ia bekerja.
4. Teori Mengenai Kepuasan Kerja
a. Teori Pemenuhan Fullfillment Theory Dalam teori ini dinyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan refleksi dari
pekerjaan yang memberikan nilai tambah jika melihat seseorang puas atas suatu objek. Teori ini hanya melihat kepuasan kerja dari objek yang
dimiliki seseorang. b. Teori Selisih Discrepancy Theory
Kepuasan kerja sesorang bergantung pada selisih antara apa yang telah didapat dengan apa yang menurut perasaannya telah melalui
pekerjaannya. Maka seseorang akan merasa ada perbedaan antara apa yang diinginkan dengan persepsinya atas kenyataan.
c. Teori Keadilan Equity Theory Lum 1998 mengemukakan bahwa seseorang puas atau tidak puas
bergantung pada apakah ia merasakan keadilan atau tidak atas suatu situasi. Menurut teori ini, seseorang adil dengan membandingkan hasil
rasio inputnya dengan hasil rasio input dari seseorang atau sejumlah orang yang dibandingan. Teori ini merinci bagaimana seseorang memiliki orang
bandingan atau banyak orang bandingan yang akan digunakan. Dalam teori ini terdapat dua hasil perbandingan yaitu sebagai berikut :
1 Jika hasil dari perbandingan tersebut dirasa cukup seimbang maka pekerja akan berada dalam kondisi puas.
2 Jika hasil dari perbandingan tersebut dirasa tidak seimbang tetapi menguntungkan, dalam arti hasil yang diperoleh lebih besar daripada
orang lain yang menjadi pembanding, maka pekerja dapat mengalami kepuasan, atau sebaliknya, jika hasil dari perbandingan tersebut dirasa
tidak seimbang dan merugikan, dalam arti hasil yang diperoleh lebih kecil daripada orang lain yang dijadikan pembanding, maka pekerja
akan berada dalam kondisi tidak puas. d. Teori Dua faktor Two factor Theory
Teori ini dikembangkan oleh Herzberg 1966. Yang dimaksud dengan dua faktor di sini adalah faktor-faktor yang membuat seseorang
merasa puas satisfermotivator dan faktor-faktor yang membuat seseorang meras tidak puas dissatisferhygiene factor. Kesimpulan dari
riset Herzberg adalah sebagai berikut :