1 Ada serangkaian kondisi intrisik yaitu isi pekerjaan job content yang apabila ada ia dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi
yang kuat akan menghasilkan prestasi kerja yang baik sehingga dapat memuaskan pekerja. Faktor-faktor yang termasuk dalam isi pekerjaan
ini disebut satisfer yang meliputi : tanggung jawab, dan kemajuan. Jika faktor-faktor ini ada dalam pekerjaan seseorang maka kepuasan
kerja akan dapat terwujud. 2 Ada serangkaian kondisi ekstrinsik yaitu pekerjaan job context yang
apabila ada didalam pekerjaan akan mengahasilkan ketidsakpuasan pekerja. Faktor-faktor yang etrmasuk dalam keadaan pekerjaan ini
disebut dissatisfer yang meliputi : upah, kondisi kerja, jaminan pekerjaan, status sosial, prosedur atau kebijakan perusahaan, mutu
supervisor, dan hubungan antar pekerja. Jika faktor-faktor ini ada dalam pekerjaan seseorang maka dapat mengurangi ketidakpuasan
kerja tetapi menimbulkan kepuasan kerja para pekerja.
E. PENELITIAN TERDAHULU
1. Berbagai penelitian mengenai gaya kepemimpinan dan komitmen organisasional menjadi topik bahasan dalam bidang sumber daya manusia.
Bass dalam Bycio et. al, 1995 menguji tiga komponen yang dikembangkan oleh Allen dan Mayer. Hasil penelitian Bass menunjukkan bahwa kepimpinan
transformasional menunjukkan pengaruh positif yang kuat dan dukungan yang mendorong karyawan untuk tetap berada dalam perusahaan, sedangkan
kepimpinan transaksional berhubungan positif terhadap dimensi continuance
karena adanya ketakatan dari karyawan atas kehilangan benefit jika meninggalkan perusahaan.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Murdoko 2006 di Dinas Pekerjaan Uumu Kabupaten Karang Anyar menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan,
pendidikan dan masa kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
3. Studi mengenai kepuasan kerja telah dimulai sejak tahun 1920 oleh Elton Mayo yang melakukan studi Locke 1979 mengkategorikan 3 pendekatan
yang telah digunakan dalam studi mengenei kepuasan kerja. Pada tahun 1920-an fokus penelitian adalah kondisi fisik pekerjaan. Pengaturan fisisk
pekerjaan, dan bayaran yang diperoleh. Tahun 1930-an berfokus pada spek hubungan manusia yang diteliti melalui peran sosial dari keluarga kerja dan
pengaruh dari hubungan dengan atasan yang bagus. Tren selanjutnya adalah akhir 1950-an dan awal 1960-an yang memeriksa bagian dari pekerjaan itu
sendiri yang menghasilkan kepuasan kerja. Spector 1997 menemukan bahwa kebanyakan peneliti sekarang berfokus pada proses kognitif pekerja
dalam penelitian kepuasan kerja.
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk memperoleh gambaran mengenai arah penelitian serta untuk memperoleh kesatuan jawaban yang lebih jelas mengenai permasalahan dalam
penelitian perlu adanya kerangka pemikiran. Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian disajikan seperti pada bagan dibawah ini :
Gambar II.1 Kerangka Pemikiran
Sumber : Lilis Sugiarti dan Y. Anni Aryani, 2002, “Pengaruh Perilaku Kepemimpinan Transformasional terhadap Kinerja Ditinjau dari
Perspetif Learning and Growth dalam Balance Scorecard”, Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 2, No. 2, h. 107-118.
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan pernyatan mengenai suatu hal yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis adalah hasil rumusan dari kajian teori dan kerangka
pemikiran. Menurut Arikunto 2000: 55, hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian. Sampai terbukti melalui data yang
terkumpul. Gaya Kepemimpinan
Transformasional X
1
Lingkungan Kerja
X
2
Tingkat Pendidikan
X
3
Kepuasan Kerja Y