Gambar 7. Histogram populasi koloni karang rekrut
4.2.1 Rekrutmen Berdasarkan Genus
Tahap identifikasi karang dilakukan hingga tahap genus. Identifikasi karang dilakukan dengan mengacu pada buku identifikasi Veron. Genus yang
ditemukan adalah Acropora, Montipora, Porites, Pavona, Favia, dan Goniastrea dari keempat stasiun yang ada. Grafik sebaran karang berdasarkan genus secara
keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Histogram sebaran genus karang rekrut
Karang dengan genus Acropora merupakan yang paling banyak ditemukan dan tersebar di seluruh stasiun penelitian yang ada. Genus ini dicirikan dengan
adanya koralit yang terbagi menjadi axial dan radial. Sebanyak 179 koloni karang Acropora
ditemukan di STP I dimana jumlah ini merupakan jumlah terbesar dibandingkan dengan stasiun yang lain dimana di STL I ditemukan 30 koloni
karang, STP II ditemukan 4 koloni karang dan STL II hanya 1 koloni karang. Karang
genus Porites
merupakan kedua terbanyak yang ditemukan di seluruh stasiun setelah Acropora. Stasiun Terpapar I memiliki 23 koloni karang
genus ini dimana jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan stasiun yang lainnya yaitu 2 koloni karang Porites pada STL I, pada STP II
ditemukan 3 koloni karang dan pada STP II ditemukan sebanyak 2 koloni karang. Terdapat perbedaan jumlah yang besar antara karang genus Porites di STP I
dengan stasiun lainnya. Karang
genus Montipora
hanya ditemukan di tiga stasiun yaitu pada STP I ditemukan sebanyak 5 koloni karang, pada STL I ditemukan sebanyak 1 koloni
karang, dan pada STP II ditemukan 1 koloni karang. Tidak ditemukan karang genus Montipora di STL II.
Karang genus
Pavona hanya ditemukan di STP I yaitu sebanyak 3 koloni
karang. Selain genus Pavona, terdapat karang genus Favia dan Goniastrea yang masing-masing juga hanya ditemukan pada salah satu stasiun penelitian. Karang
genus Favia hanya ditemukan di STP II yaitu 1 koloni karang, sedangkan karang dengan genus Goniastrea hanya ditemukan pada STL II dengan jumlah 1 koloni
karang.
4.2.2. Rekrutmen Berdasarkan Bentuk Pertumbuhan
Rangka karang hampir membentuk seluruh koloni dan dapat terdiri atas berbagai bentuk. Jaringan hidup karang yang sebenarnya hanyalah lapisan tipis di
permukaan rangka Castro dan Huber 2005. Adapun bentuk pertumbuhan karang menurut English et al. 1997 yaitu terbagi atas karang Acropora dan non
Acropora . Untuk karang non Acropora dibagi menjadi digitate, branching,
encrusting, submassive, massive, foliose, mushroom , karang api, dan karang biru.
Khusus untuk Acropora, bentuk pertumbuhannya dibagi menjadi digitate, branching, encrusting, tabulate
dan submassive Veron 1995.
4.2.2.1. Acropora
Bentuk pertumbuhan pada karang genus Acropora yang ditemukan di stasiun penelitian diantaranya adalah tabulate, branching, encrusting, dan
digitate. Grafik sebaran bentuk pertumbuhan karang Acropora dapat dilihat pada
Gambar 9. Karang dengan bentuk pertumbuhan tabulate ditemukan dengan jumlah total 56 koloni. Sebanyak 45 koloni karang ditemukan di STP I, di STL I
ditemukan 6 koloni karang, 4 koloni pada STP II, dan STL II ditemukan 1 koloni karang.
Acropora digitate ditemukan di STP I sebanyak 2 koloni, sedangkan di
ketiga stasiun lainnya tidak ditemukan. Bentuk tersebut merupakan bentuk pertumbuhan yang yang paling sedikit dan juga hanya ditemukan di stasiun
terpapar I.
Gambar 9. Histogram sebaran bentuk pertumbuhan karang Acropora di seluruh stasiun
Bentuk pertumbuhan branching ditemukan di STP I dan STL I. Stasiun Terpapar I memiliki 98 koloni karang Acropora yang berbentuk branching,
sedangkan pada STL I terdapat 25 koloni karang. Karang
encrusting merupakan bentuk awal pertumbuhan karang Acropora
dimana nantinya bentuk tersebut dapat berubah. Ditemukan 36 koloni karang dengan bentuk ini STP I dan 3 koloni karang di STL I sedangkan pada STP II dan
STL II tidak ditemukan. Bentuk pertumbuhan yang dapat ditemui di seluruh stasiun adalah tabulate
dimana jumlah terbanyak terdapat pada stasiun terpapar I yatu 45 koloni karang. Sementara itu, bentuk pertumbuhan yang jumlahnya paling banyak adalah
branching dengan total 123 koloni karang walaupun tidak ditemukan diseluruh
stasiun.
4.2.2.2. Non Acropora
Bentuk pertumbuhan pada karang non Acropora yang ditemukan adalah massive
, encrusting dan sub massive, namun yang ditemukan di seluruh stasiun hanya bentuk massive dan encrusting. Grafik sebaran bentuk pertumbuhan karang
non Acropora dapat dilihat pada Gambar 10. Bentuk pertumbuhan massive pada STP I adalah 11 koloni karang, pada STL I terdapat 2 koloni karang, di STP II
terdapat 1 koloni karang, dan di STL II terdapat 1 koloni karang. Total jumlah karang non Acropora dengan bentuk massive dari seluruh stasiun adalah 14
koloni.
Gambar 10. Histogram sebaran bentuk pertumbuhan karang Non Acropora di seluruh stasiun
Bentuk pertumbuhan
encrusting merupakan yang paling banyak bagi
karang non Acropora. Total jumlah karang berbentuk encrusting adalah 22 koloni karang. Pada STP I ditemukan 17 koloni karang, di STL I ditemukan 1 koloni
karang, di STP II ditemukan 2 koloni karang dan di STL I ditemukan 2 koloni karang.
Bentuk pertumbuhan sub massive hanya ditemukan di 2 stasiun yaitu STP I dan II. Stasiun terpapar I memiliki 1 koloni karang dengan bentuk tersebut, dan
STP II memliki 2 koloni karang. Bentuk ini merupakan yang paling sedikit jumlahnya jika dibandingkan dengan bentuk lainnya.
4.2.3. Rekrutmen Berdasarkan Luas dan Diameter
Karang rekrut yang telah diketahui nilai luasannya dikelompokkan berdasarkan rentang nilai seperti yang dapat dilihat pada Tabel 5. Secara
kesuluruhan, rentang nilai luasan yang paling banyak adalah pada kisaran 0 – 25 cm
2
dengan jumlah 93 koloni karang sedangkan yang paling sedikit adalah pada kisaran luas 150 – 175 cm
2
dengan jumlah 5 koloni karang. Pada STP I kisaran luas yang memiliki jumlah terbanyak adalah 0 – 25 cm
2
yang artinya mayoritas karang di stasiun tersebut masih dalam ukuran yang kecil. Kisaran luas yang
dominan di STL I adalah 50 – 75 cm
2
dengan jumlah karang 12 koloni. Kisaran luas yang dominan di STP II adalah 50 – 75 cm
2
dengan jumlah 3 koloni karang. Stasiun terlindung II didominasi oleh karang berukuran 50 – 75 cm
2
dengan jumlah 2 koloni karang.
Karang rekrut juga dikelompokkan berdasarkan tiap genusnya agar terlihat perbandingan rataan luasan koloni karang Gambar 11. Untuk genus Acropora,
rataan luas koloni yang terbesar terdapat pada STP I, untuk genus Montipora dan Porites
rataan luasan terbesarnya terdapat di STL I dan STP II. Selain luasan, diukur pula diameter karang sebagai pembanding. Karang
rekrut yang telah diukur diameternya dikelompokkan berdasarkan rentang nilai seperti yang dapat dilihat pada Tabel 6. Adapun pengkelasan diameter karang
rekrut menurut Loch 2002 adalah 0 – 1 cm, 1 – 2 cm, 2 – 4 cm, dan lebih dari
4 – 8 cm. Kisaran diameter yang dominan pada STP I adalah 6 – 9 cm, kisaran ini masuk kedalam ukuran karang rekrut yang kecil Engelhardt 2000. Stasiun
Terlindung I didominasi oleh karang berdiameter 6 – 9 cm dan 12 – 15 cm, masing-masing memiliki 8 koloni karang. Kisaran diameter yang dominan pada
STP II adalah 9 -12 cm dengan jumlah 3 koloni karang. Pada STP II, kisaran yang dominan adalah 9 - 12 cm dengan jumlah 3 koloni karang.
Tabel 5. Tabel luasan karang rekrut di seluruh stasiun
Acropora Montipora Porites Pavona Acropora Montipora Porites Acropora Montipora Porites Favia Acropora Porites Goniastrea 0 - 25
76 4
1 10
1 1
93 25 - 50
49 1
5 2
57 50 - 75
17 2
1 12
2 1
2 37
75- 100 10
1 4
2 1
18 100 - 125
12 3
15 125 - 150
1 1
3 1
6 150 - 175
2 3
5 175 - 200
1 2
1 1
1 6
200 12
3 1
4 1
1 1
23 Jumlah
Luas cm² Terpapar II
Terpapar I Terlindung II
Terlindung I
Tabel 6. Tabel diameter karang rekrut di seluruh stasiun Acropora Pavona Montipora Porites Acropora Montipora Porites Acropora Favia Montipora Porites Acropora Goniastrea Porites
0 - 3 2
2 3 6
53 1
2 6
1 63
6 9 69
1 9
7 1
87 9 – 12
17 5
1 2
1 2
28 12 15
18 1
5 8
2 34
15 - 18 7
1 6
4 1
1 1
21 18 - 21
4 1
4 1
1 1
12 21
9 3
12 Jumlah
Diameter cm Terpapar I
Terlindung I Terpapar II
Terlindung II
Gambar 11. Histogram luasan karang rekrut Secara keseluruhan, kisaran diameter yang paling dominan dari semua
stasiun adalah 6 – 9 cm dengan jumlah 87 koloni karang. Kisaran diameter tersebut merupakan ukuran karang yang terbilang kecil dan dapat disimpulkan
bahwa karang tersebut didominasi oleh karang yang masih terbilang muda.
4.3. Kesehatan Karang
Rata-rata kesehatan fragmen karang beraada di nilai lima. Nilai maksimum hasil pengukuran kesehatan karang adalah enam dan nilai minimumnya dua dari
skala nol sampai enam. Nilai enam dan lima dari pengukuran menggunakan skala warna menunjukan bahwa fragmen karang tersebut dalam kondisi sehat. Nilai
empat dan tiga menunjukan kondisi karang yang kurang sehat, sedangkan nilai dua hingga nol berarti kritis dan mulai terjadi bleaching Seabeck et al 2006.
Kondisi kesehatan karang di stasiun terpapar I terbilang baik karena rata- rata berada dalam kisaran 5-6, namun adapula karang yang berada pada kisaran 2
dan 3 dengan total jumlah 17 koloni yang berarti terdapat karang yang kurang