3.3.1. Pengamatan Karang Rekrut dan Biota Penempel Lainnya
Tahap pertama adalah pengamatan karang rekrut yang ditemukan di lokasi penelitian. Pengamatan dilakukan dengan cara mengamati tiap substrat batu dari
awal hingga ujung dan dicatat tiap karang ataupun biota lain yang ditemukan. Setiap karang rekrut yang polipnya terlihat secara kasat mata dihitung dan difoto
dengan menggunakan kamera underwater dengan pengaturan macro beserta penggaris sebagai acuan ukuran, selanjutnya akan diidentifikasi hingga tingkat
genus dan juga lifeform-nya. Data kesehatan karang diperoleh dengan menggunakan coral watch grafik
kesehatan karang yang akan dicocokan dengan warna karang sebagai indikator kesehatan karang. Grafik kesehatan karang merupakan kartu referensi warna
karang Gambar 4 yang murah, mudah digunakan siapa saja dalam ruang lingkup yang luas dan dapat diaplikasikan pada banyak karang untuk menduga kondisi
kesehatan karang, baik karang batu maupun karang lunak Siebeck et al., 2006 dalam Siebeck et al., 2008. Foto karang rekrut digunakan untuk pengolahan
luasan dan diameter karang dengan menggunakan software Image J. Teknik foto yang digunakan adalah karang difoto secara tegak lurus bersamaan dengan
penggaris disampingnya sebagai acuan serta coralwatch yang dapat dilihat pada Gambar 4. Jarak penempelan karang dari dasar perairan diukur dengan meteran
gulung.
Gambar 4. Pengukuran koloni karang dengan teknik foto Luasan permukaan substrat yang merupakan tempat menempel karang
diukur dengan menggunakan meteran. Bentuk substrat yang berupa batuan beton padat berbentuk kubus diukur panjang, dan lebarnya dengan ulangan sebanyak
sepuluh kali.
3.3.2. Pengukuran Parameter Lingkungan
Parameter lingkungan yang diukur adalah parameter fisika dan kimia dilakukan secara insitu dan pengamatan melalui analisis laboratorium. Prosedur
pengambilan data fisik seperti suhu, kecerahan , kedalaman, dan kecepatan arus dilakukan ditempat penelitian secara insitu. Suhu perairan diperoleh dengan cara
memasukkan termometer ke air laut lalu membacanya, pengulangan pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali ulangan di tiap stasiun. Kedalaman diukur dengan
menggunakan meteran gulung dengan tiga kali pengulangan pengukuran tiap stasiunnya. Kecerahan diukur dengan menggunakan sechidisk yang
ditenggelamkan di tempat penelitian. Kecepatan arus didapatkan dari selang
waktu floating drodge menempuh jarak hingga tali meregang lalu digunakan kompas bidik untuk melihat arah arus.
Pengambilan parameter kimia seperti salinitas dilakukan secara langsung di tempat penelitian. Sedangkan untuk pH derajat keasaman, orthofosfat, nitrat,
dan amonia dilakukan di laboratorium dengan membawa contoh air laut dari tempat penelitian. Air contoh yang telah diambil disimpan dalam suhu dingin dan
terlindung dari cahaya matahari agar tidak rusak saat sampai di laboratorium. Parameter yang diamati baik fisik dan kimia dapat dilihat secara keseluruhan pada
Tabel 2. Tabel 2. Parameter fisika kimia perairan beserta alat yang digunakan
No Parameter Fisika Satuan
Pengukuran Alat Metode
1 Suhu
o
C Insitu
Termometer
2
Kecerahan Meter Insitu Sechidisk
3
Kedalaman Meter Insitu
Floating drauge
4 Kecepatan Arus
mdetik Insitu
Meteran
No Parameter Kimia Satuan
Pengukuran Alat Metode
1 Salinitas Ppt
Insitu Refraktometer
2 Derajat Keasaman
pH Laboratorium
pH meter
3
Orthofosfat mgl Laboratorium
Spektrofotometer
4 Nitrat mgl
Laboratorium Spektrofotometer
5 Amonia mgl Laboratorium
Spektrofotometer
Salinitas didapatkan dengan meneteskan contoh air laut ke kaca refraktometer lalu dilihat nilai salinitas dari perairan tersebut. Derajat keasaman
diperoleh dengan menggunakan pH meter di laboratorium yang dicelupkan ke air contoh dari tempat penelitian. Parameter kimia lainnya seperti orthofosfat, nitrat,
dan amonia diperoleh dengan analisis laboratorium menggunakan
spektrofotometer untuk melihat nilai absorbansi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung nilai akhir.
3.3.3. Pengolahan Data