Universitas Sumatera Utara
II.3.2 Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Antarpribadi dalam Komunikasi Antarpribadi
Secara kodrat, manusia sebagai makhluk individu sekaligus sosial. Sebagai makhluk individu, artinya bahwa setiap manusia pada hakikatnya memiliki keunikan yang
membedakan dengan orang lain. Setiap orang memiliki kedudukan dan peran berbeda, saling memiliki kelebihan dan kekurangan. Sebagai makhluk sosial, artinya bahwa secara kodrat
sejak dilahirkan manusia tidak dapat hidup sendirian, melainkan memerlukan pertolongan orang lain dilingkungannya.
Karakteristik kehidupan sosial mewajibkan setiap individu untuk membangun sebuah relasi dengan yang lain, sehingga akan terjadi sebuah ikatan perasaan yang bersifat timbal
balik dalam suatu pola hubungan yang dinamakan hubungan antarpribadi. Hubungan antarpribadi dalam arti luas adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang
kepada orang lain dalam segala situasi dan dalam semua bidang kehidupan, sehingga menimbulkan kebahagiaan dan kepuasan hati pada kedua belah pihak Aw,2011:27.
Hubungan antarpribadi dapat dilakukan di berbagai situasi, seperti di perkumpulan- perkumpulan olahraga, keagamaan, kesenian, konferensi, dalam seminar, bahkan di tempat-
tempat umum, seperti kampus, tempat ibadah, restoran, stasiun, pasar, sawah, toko, dan sebagainya.
Hubungan antarpribadi dalam arti sempit adalah interaksi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dalam situasi kerja work situation dan dalam situasi kekaryaan
work organization dengan tujuan untuk mengubah kegairahan dan kegiatan bekerja dengan semangat yang produktif Aw,2011:28. Pola-pola komunikasi antarpribadi mempunyai efek
yang berlainan pada hubungan antarpribadi. Komunikasi antarpribadi yang efektif bukan karena komunikasi tersebut sering dilakukan tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan.
26
Universitas Sumatera Utara
Dalam komunikasi antarpribadi ada beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan antarpribadi, yaitu :
1. Percaya
Di antara berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi antarpribadi, faktor percaya adalah hal yang penting. Secara ilmiah, percaya didefenisikan sebagai
mengandalkan perilaku orang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dalam situasi yang penuh resiko. Definisi ini menyebutkan
tiga unsur percaya, yaitu : a.
Ada situasi yang menimbulkan resiko. Bila orang yang menaruh kepercayaan kepada seseorang, ia akan mengahadapi resiko. Bila tidak ada resiko, percaya
tidak diperlukan. b.
Orang yang menaruh kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung pada orang lain.
c. Orang yang yakin bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
2. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi defensif dalam komunikasi. Orang yang bersifat defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Jack R.Gibb 1961
dalam Rakhmat, 2007 :130 menyebutkan enam perilaku yang menimbulkan perilaku suportif, yaitu:
a. Deskriptif artinya penyampaian perasaan dan persepsi yang dimiliki tanpa
menilai. b.
Orientasi masalah, dalam orientasi masalah artinya mengajak orang lain bersama-sama untuk menetapkan tujuan dan memutuskan bagaimana
mencapainya. 27
Universitas Sumatera Utara
c. Spontanitas artinya sikap jujur dan dianggap tidak menyelimuti motif yang
terpendam. d.
Empati artinya menempatkan diri kita pada posisi orang lain, kita ikut serta secara emosional dan intelektual dalam pengalaman orang lain. Dan tanpa
empati, orang seakan-akan “mesin” yang hampa perasaan dan tanpa perhatian. e.
Persamaan artinya sikap memperlakukan orang lain secara horizontal dan demokratis. Dalam persamaan seseorang tidak mempertegas perbedaan.
f. Provisionalisme adalah kesediaan untuk meninjau kembali pendapat kita,
untuk mengakui bahwa pendapat dan keyakinannya bisa berubah. 3.
Sikap Terbuka
Sikap terbuka sangat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi antarpribadi yang efektif. Beberapa karakteristik orang yang bersikap terbuka, yaitu Rakhmat, 2007:
131; a.
Menilai pesan secara objektif, dengan menggunakan data dan logika. b.
Membedakan dengan mudah, melihat nuansa, dan sebagainya. c.
Berorientasi pada isi. d.
Mencari informasi dari berbagai sumber. e.
Lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya. f.
Mencari pengertian pesan yang tidak sesuai dengan rangkaian kepercayaannya Rakhmat, 2007 :129
Seseorang menjalin hubungan dengan orang lain bukanlah sekedar ingin membangun relasi atau hubungan saja, hubungan antarpribadi bukan suatu keadaan yang pasif, melainkan
suatu aktivitas yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.Ciri-ciri hubungan antarpribadi antara lain :
28
Universitas Sumatera Utara
1. Mengenal secara dekat
Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan antarpribadi saling mengenal secara dekat. Dikatakan mengenal secara dekat, karena tidak hanya saling
mengenal identitas pokok seperti nama, alamat, status perkawinan, dan pekerjaan. Namun lebih dari semua itu, kedua belah pihak saling mengenal berbagai sisi
kehidupan lainnya, seperti mengetahui nomor telepon selulernya, makanan kesukaannya, hari ulang tahunnya, dan sebagainya. Pada prinsipnya semakin banyak
mengenal sisi-sisi latar belakang diri pribadi orang lain, hal itu menunjukkan kadar kedekatan hubungan antarpribadi.
2. Saling memerlukan
Hubungan antarpribadi diwarnai oleh pola hubungan saling menguntungkan secara dua arah dan saling memerlukan. Sekurang-kurangnya kedua belah pihak merasa
saling memerlukan kehadiran seorang teman untuk berinteraksi. Dengan demikian adanya rasa saling memerlukan dan saling mendapatkan manfaat ini akan mnjadi tali
pengikat kelangsungan hubungan antarpribadi. 3.
Pola hubungan antarpribadi yang ditunjukkan oleh adanya sikap saling terbuka di antara keduanya. Hubungan antarpribadi juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat
pribadi diantara kedua belah pihak. Masing-masing saling terbuka sehingga dapat menerima perbedaan sifat pribadi tersebut. Adanya perbedaan sifat pribadi bukan
menjadi penghalang untuk membina hubungan baik, justru menjadi peluang untuk dapat saling mengisi kelebihan dan kekurangan.
4. Kerjasama
Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup
29
Universitas Sumatera Utara
pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut Aw, Suranto 2011:29.
II.3.3 Tujuan Komunikasi Antarpribadi