Universitas Sumatera Utara
6. Konsep Diri Akademik, berkaitan dengan persepsi, pikiran, perasaan dan penilaian
seseorang terhadap kemampuan akademiknya. Konsep diri positif apabila ia menganggap bahwa dirinya mampu berprestasi secara akademik, dihargai oleh teman-
temannya, merasa nyaman berada dilingkungan tempat belajarnya, menghargai orang yang memberi ilmu kepadanya, tekun dalam mempelajari segala hal, dan bangga akan
prestasi yang diraihnya. Dapat dianggap sebagai konsep diri akademik yang negatif apabila ia memandang dirinya tidak cukup mampu berprestasi, merasa tidak disukai
oleh teman-teman dilingkungan tempatnya belajar, tidak menghargai orang yang memberi ilmu kepadanya, serta tidak merasa bangga dengan prestasi yang diraihnya.
Nashori,2000.
II.8.1 Konsep Diri Positif
Menurut Brooks dan Emmart 1976, orang yang memiliki konsep diri positif menunjukkan karakteristik sebagai berikut :
1. Merasa mampu mengatasi masalah. Pemahaman diri terhadap kemampuan subjektif
untuk mengatasi persoalan-persoalan obyektif yang dihadapi. 2.
Merasa setara dengan orang lain. Pemahaman bahwa manusai dilahirkan tidak dengan membawa pengetahuan dan kekayaan. Pengetahuan dan kekayaan didapatkan dari
proses belajar dan bekerka sepanjang hidup. Pemahaman tersebut menyebabkan individu tidak merasa lebih atau kurang terhadap orang lain.
3. Menerima pujian tanpa rasa malu. Pemahaman terhadap pujian, atau penghargaan
layak diberikan terhadap individu berdasarkan dari hasil apa yang telah dikerjakan sebelumnya.
4. Merasa mampu memperbaiki diri. Kemampuan untuk melakukan proses refleksi diri
untuk memperbaiki perilaku yang dianggap kurang. 58
Universitas Sumatera Utara
II.8.1 Konsep Diri Negatif
Orang yang memiliki konsep diri yang negatif menunjukkan karakteristik sebagai berikut:
1. Peka terhadap kritik. Kurangnya kemampuan untuk menerima kritik dari orang lain
sebagai proses refleksi diri. 2.
Bersikap responsif terhadap pujian. Bersikap yang berlebihan terhadap tindakan yang telah dilakukan, sehingga merasa segala tindakannya perlu mendapat pengharapan.
3. Cenderung merasa tidak disukai orang lain. Perasaan subyektif bahwa setiap orang
lain disekitarnya memandang dirinya dengan negatif. 4.
Mempunyai sikap hiperkritik. Suka melakukan kritik negatif secara berlebihan terhadap orang lain.
5. Mengalami hambatan dalam interaksi dengan lingkungan sosialnya. Merasa kurang
mampu dalam berinteraksi dengan orang-orang lain. 59
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Model Teoritis
Sumber : Peneliti,21 maret 2014
Komunikasi Antarpribadi Pasangan Suami Istri
Pasangan Suami Istri banyak anak yang kurang mampu
Bagaimana Cara Membentuk Konsep Diri Anak
Konsep diri positif
Konsep diri negatif
60
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode penelitian perlu di bedakan dari teknik yang lebih
spesifik untuk memperoleh data Soehartono, 2008; 9. Metodelogi di pengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis yang kita gunakan untuk melakukan penelitian, sementara
perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan
peristiwa dan situasi lain. Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang dari yang sangat objektif hingga sangat subjektif, maka metodelogi pun sebenarnya merupakan suatu
rentang juga, dari yang sangat kuantitatif hingga yang sangat kualitatif Mulyana,2001 : 145- 146.
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metodologi kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan
masalah yang diselidiki dengan menggambarkanmelukiskan keadaan subjekobjek penelitian seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta
yang tampak atau sebagaimana adanya Nawawi, 1995;63.
III.2 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah proses komunikasi antarpribadi yang berlangsung pada pasangan suami istri banyak anak yang berdomisili Di Kecamatan Medan
Johor Kelurahan Kwala Bekala Simalingkar Kota Medan Provinsi Sumatera Utara
.
61
Universitas Sumatera Utara
III.3 Subjek Komunikasi
Dalam kegiatan penelitian kualitatif yang menjadi sumber informasi adalah para informan sumber yang kompeten, mempunyai relevansi dengan setting sosial yang diteliti.
Sedangkan tempat yang menjadi elemen dari situasi sosial adalah situasi dan kondisi lingkungan tempat yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Untuk memperoleh informan, peneliti menggunakan : 1.
Purposive Sampling Penentuan subjek penelitian dalam penelitian kualitatif sangat tepat jika didasarkan
pada tujuan dan masalah penelitian yang dikaji. Adapun pemilihan subjek yang tepat dalam penelitian kualitatif adalah berdasarkan tujuan purposive sampling.
Penentuan subjek berdasarkan tujuan dilakukan untuk meningkatkan kegunaan informasi yang didapatkan dari subjek yang kecil. Peneliti memilih subjek yang
mempunyai pengetahuan dari informan tentang fenomena yang sedang diteliti. Walau bagaimanapun, peneliti kualitatif tetap dihadapkan pada orang-orang yang dapat
mengungkapkan informasi dan orang itu bisa sedikit dan bisa banyak, bisa homogen sifatnya dan karakteristiknya bisa juga berbeda.
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri banyak anak sebagai informan yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Pasangan suami istri banyak anak yang masih terkait dalam status pernikahan.
2. Pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu.
3. Pasangan suami istri banyak anak yang berpenghasilan rendah.
62
Universitas Sumatera Utara
2. Snowball Sampling
Teknik pemilihan informan dalam penelitian kualitatif menggunakan teknik snowball sampling bola salju. Pemilihan informan dengan teknik snowball sampling merupakan
teknik terbaik, dalam penelitian kualitatif terutama dalam hal-hal penelitian topik- topik yang sensitif atau populasi yang sulit dijangkau. Menurut Lee dan Berg 2001
dalam Syah 2003:5 menyatakan strategi dasar teknik bola salju snowball ini dimulai dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci key
informants dan melakukan interview terhadap mereka secara bertahap atau berproses, dalam pelaksanaan penelitian ini peneliti akan menetapkan satu atau dua dari
beberapa informan kunci key informants dan mengadakan interview atau wawancara terhadap mereka, kepada mereka kemudian diminta arahan, saran, petunjuk siapa
sebaiknya yang menjadi informan berikutnya yang menurut mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, informasi yang dicari, selanjutnya penentuan informan
berikutnya dilakukan dengan teknik yang sama sehingga akan diperoleh jumlah informan yang semakin lama semakin besar. Selanjutnya pengambilan data informan
di akhiri bila data yang diperoleh sudah jenuh.
III.4 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dan informasi melalui informan dilakukan dengan empat cara, yaitu; 1.
Wawancara Mendalam in –depth interview Metode wawancara mendalam adalah sama seperti metode wawancara lainnya,
hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya. Wawancara
dilakukan secara langsung tatap muka dengan jumlah pertemuan tidak ditetapkan, sesuai dengan kebutuhan informasi Bungin, 2009: 108
63
Universitas Sumatera Utara
2. Observasi Partisipan
Metode Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan. Dimana
pengamatan tersebut dikategorikan dan memiliki kriteria yang telah ditentukan oleh si peneliti khususnya yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan
Bungin, 2009:115. 3.
Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu penelitian dengan cara mempelajari dan menelaah buku-
buku, artikel dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian sehingga terkumpul data yang relevan dan mendukung dalam penelitian ini.
III.4.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan April 2014 dimana peneliti terlibat langsung didalam keseharian pasangan suami istri yang banyak anak. Apabila data yang diperoleh
telah cukup, maka penelitian akan dihentikan. Pada saat peneliti terjun langsung kelapangan, peneliti melihat kegiatan antara orang tua dengan anak selama beberapa jam selama berada di
rumah dan kegiatan apa saja yang mereka lakukan selama dirumah.
III.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisa adalah proses kategori urutan data mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, yang membedakannya dengan penafsiran yaitu
memberikan arti yang signfikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian Iskandar, 2009:136.
Sugiyono dalam Iskandar 2009:138, “analisis data kualitatif adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil pengamantan, wawancara,
64
Universitas Sumatera Utara
catatan lapangan, dan studi dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke sintesis, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan amna yang akan dipelajari, dna
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oelh diri sendiri maupun orang lain. Analisis data kualitatif menurut Bogdan Biklen, 1982 dalam Moleong, 2006:32
adalah upaya yang dilakukam dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,mensintesikannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Tahapan analisis data secara umum Moleong, 2005 : 281-287 adalah sebagai berikut:
1. Menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja. Sejak menganalisis data di
lapangan, peneliti sudah mulai menentukan tema dan hipotesis kerja. Pada analisis yang dilakukan secara lebih intensif, tema dan hipotesis kerja lebih diperkaya,
diperdalam, dan lebih ditelaah lagi dengan menggabungkan data dari sumber-sumber lain. Ada beberapa petunjuk dalam menemukan tema dan hipotesis kerja yaitu : a
Bacalah dengan teliti catatan lapangan anda; b Berilah kode pada beberapa judul pembicaraan tertentu agar tidak tumpang tindih ketika ada judul yang sama kembali
muncul; c Susunlah menurut kerangka klasifikasitipologi; d Bacalah kepustakaan yang ada dengan masalah dan latar penelitian membandingkan hasil penemuan
dengan kepustakaan profesional. 2.
Menganalisis berdasarkan hipotesis kerja. Sesudah memformulasikan hipotesis kerja, peneliti mengalihkan pekerjaan analisisnya dengan mencari dan menemukan apakah
hipotesis kerja itu didukung oleh data dan apakah hal itu benar. Apabila peneliti telah menemukan seperangkat hipotesis kerja dasar, maka selanjutnya adalah menyusun
65
Universitas Sumatera Utara
kode tersendiri atas dasar hipotesis kerja dasar tersebut. Data yang telah tersusun dikelompokkan berdasarkan hipotesis kerja dasar tersebut. Pekerjaan demikian
memerlukan ketekunan, ketelitian, dan perhatian khusus serta kemampuan khusus peneliti.
III.6 Kerangka Analisa
Kerangka analisis berarti melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yng berlaku di lapangan. Analisis dilaksanakan dengan melakukan telah
terhadap fenomena atau peristiwa secara keseluruhan, maupun terhadap bagian-bagian yang membentuk fenomena-fenomena tersebut serta hubungan keterkaitannya.
Analisis dimulai dengan cara menganalisis komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu dalam membentuk konsep diri anak di simalingkar
medan. Penulis melakukan wawancara lepas dan berbaur dengan subjek yang diteliti. 66
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1 Kerangka Analisis
Sumber: Peneliti, 12 Maret 2014
Pasangan Suami Istri
Proses komunikasi
Antarpribadi dalam
membentuk konsep diri
anak P
E M
B A
H A
S A
N Hasil Penelitian
Kesimpulan dan Saran
67
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.I Deskriptif Subjek Penelitian
Penelitian tentang komunikasi antarpribadi pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu dalam membentuk konsep diri anak ini, menjadikan pasangan suami istri di
daerah Simalingkar sebagai subjek penelitian. Penelitian dilakukan melalui wawancara mendalam kepada masing-masing informan secara berkala hingga mendapatkan informasi
yang sesuai dengan kebutuhan peneliti. Peneliti mendapatkan 5 pasangan suami istri banyak anak yang kurang mampu sebagai informan dikarenakan peneliti telah mendapatkan
informasi yang memenuhi kebutuhan peneliti. Peneliti melakukan pra penelitian untuk mendapatkan informasi tentang profil para
informan. Penelitian yang dilakukan pada 3 April 2014 bertempat di Jalan Pintu Air 4 Gg. Pegagan Kecamatan Simalingkar B. Peneliti melakukan melakukan wawancara observasi
partisipan, yang dimana peneliti terlibat langsung selama penelitian beberapa hari. Untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak lagi, peneliti menemui pasangan suami istri
banyak anak yang kurang mampu yang memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Pada pra penelitian tanggal 6 Desember 2013 yang dibantu oleh pasangan Luhut dan
Sonta sekitar pukul 10.00 WIB, peneliti mendatangi kediaman pasangan suami istri Daud Hulis Maulae dan Mei Christina br. Ambarita dengan menjelaskan maksud dan tujuan
peneliti. Informan mempersilahkan masuk peneliti dengan memberi secangkir teh karena pada saat itu hujan datang mengguyur kota Medan. Setelah peneliti memberikan penjelasan
tujuan dan maksud peneliti, pasangan suami istri ini pun bersedia untuk di wawancarai. Sama hal nya dengan informan ke 3 yaitu Jekson Sitorus dan Leni br.Panjaitan, informan ke 4
68
Universitas Sumatera Utara
Binsar dan Hotma , dan yang terakhir informan ke 5 yaitu pasangan yang bersedia dia wawancarai dan peneliti di izinkan untuk terjun langsung selama beberapa hari.
IV.2 Hasil Pengamatan dan Wawancara