Berdasarkan Gambar 9 terlihat bahwa jenis-jenis yang dominan
menyumbangkan adalah kelompok jenis dengan laju pertumbuhan yang lambat slow growing. Khusus untuk Catalaphyllia sp merupakan salah satu jenis yang
sangat jarang ditemukan di alam baik berdasarkan hasil survei maupun berdasarkan data monitoring pengambilanpengumpulan. Beberapa jenis dengan
kuota tangkap yang rendah yang jarang ditemukan di alam adalah Scolymia vitiensis dan Blastomussa merleti. Jenis-jenis yang juga ikut terancam adalah jenis
yang medium dan low price, umumnya memiliki kuota tangkap yang kecil namun pemanfaatannya sebagian besar melewati pemesanan. Jenis-jenis tersebut bahkan
sebagian besar memiliki laju pertumbuhan yang lambat slow growing.
4.4. Proyeksi Kecenderungan Tingkah Laku Populasi Karang Hias
Dugaan tingkah laku karang hias dilakukan pada jenis-jenis yang menjadi target perdagangan karang hias. Green Shirley 1999 telah mengelompokkan
jenis-jenis tersebut berdasarkan minat pasar dengan indikator harga Tabel 4.7.
Tujuan pendugaan tingkah laku populasi karang hias adalah dalam rangka mengelola populasi karang hias agar tetap memiliki kapasitas untuk melakukan
replacement dan rejenistion, dengan cara mengatur besarnya pemanfaatan. Aspek- aspek terkait replacement dan rejenistion yang menjadi pertimbangan dalam
pendugaan tingkah laku populasi adalah jumlah koloni karang hias pada masing- masing kelompok ukuran SC
1
, SC
2
, SC
3
SC
4
. Ada dua asumsi yang digunakan terkait hal tersebut yaitu :
1 Koloni karang ukuran ≤ 5 cm adalah juvenil yang merupakan hasil
rekruitmen dari populasi karang, sehingga tidak untuk dimanfaatkan Chiappone dan Sullivan 1996, Edmunds 2000
2 Koloni dengan kelas ukuran Medium MSC
2
dan Large LSC
3
adalah koloni karang yang menyokong rekruitmen, sehingga dapat dimanfaatkan
secara konservatif Chiappon dan Sullivan 1996, Edmunds 2000. Asumsi di atas mempengaruhi pola pemanfaatan karang hias, pengambilan SC
2
dan SC
3
dalam jumlah yang melebihi daya dukung capacity of replacement rejenistion maka akan menurunkan populasi SC
1
, SC
2
dan SC
3
dengan bertambahnya waktu.
Disamping itu, terdapat beberapa jenis yang tidak dapat dimodelkan karena beberapa pertimbangan yaitu :
1 Jenis tersebut tidak ditemukan pada semua stasiun pengamatan seperti Nemenzophyllia sp dan Catalaphyllia sp.
2 Kelimpahan sangat kecil dan hanya ditemukan pada salah satu kelas ukuran section classSC dari 4 kelas ukuran yang diamati, seperti Blastomussa sp,
Cynaryna sp, Scolymia sp, Physogyra sp, Acanthastrea sp, Trachyphyllia sp, Tubipora sp, Millepora sp, Diploastrea sp, platygyra sp dan Cypastrea sp.
3 Jenis yang dikeluarkan dari daftar pemanfaatan dari alam karena telah berhasil dipropagasikan, seperti Acropora sp, Montiporasp dan Seriatopora
sp. Jenis-jenis yang dimanfaatkan didominasi oleh jenis yang memiliki
pertumbuhan lambat slow growing. Hodgson, et.al 2006 mengkhawatirkan bahwa sejak jenis-jenis yang dimanfaatkan sebagian besar memiliki pertumbuhan
yang lambat slow growing maka peluang keberlanjutan replacement rejenistion akan terancam. Jenis-jenis tersebut perlu mendapat pengaturan yang
ketat dalam pemanfaatannya.
4.4.1. Proyeksi Kecenderungan Tingkah Laku Populasi Karang Hias Kelompok
High Price
Jenis-jenis yang dimodelkan memiliki kecenderungan populasi yang naik dengan bertambahnya waktu. Komposisi jumlah koloni pada masing-masing kelas
ukuran mendukung untuk melakukan pergantian dan rejenissi diri, sehingga laju kematian yang terjadi belum mengancam penuruan populasi dimasa mendatang.
Pertumbuhan Euphyllia sp yang lambat berbeda dengan prediksi tingkah laku 4 jenis lainnya yang memiliki pertumbuhan yang cepat. Hasil pemodelan ini
menindikasikan bahwa jenis-jenis tersebut masih layak untuk dimanfaatkan. Keempat jenis tersebut hidup berkoloni satu polip dan umumnya polip kecil
kecuali Euphyllia sp.
Euphyllia sp Hydnopora sp
Merulina sp Porites sp
Pocillopora sp
Gambar 10. Proyeksi Kecenderungan Tingkah Laku Populasi Karang Hias untuk Kategori High Price
4.4.2. Proyeksi Kecenderungan Tingkah Laku Populasi Karang Hias Kelompok
Medium Price
Jenis-jenis yang dimodelkan memiliki kecenderungan populasi yang naik dengan bertambahnya waktu kecuali Caulastrea sp dan Plerogyra sp. Enam jenis
yang cenderung baik memiliki komposisi jumlah koloni pada masing-masing
200 400
600
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
Projected Population Behavior of Euphyllia
SC1 SC2
SC3 SC4
1000 2000
3000 4000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Projected Population Behavior of Hydnopora
SC1 SC2
SC3 SC4
1000 2000
3000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Projected Population Behavior of Merulina
SC1 SC2
SC3 SC4
1000 2000
3000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Projected Population Behavior of Porites
SC1 SC2
SC3 SC4
500 1000
1500 2000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Projected Population Behavior of Pocillopora
SC1 SC2
SC3 SC4