Perikanan Karang Hias yang Bertanggung Jawab

dimana penulis sebagai salah satu anggota tim survei. Sementara itu, data potensi karang hias terbaru diperoleh dari survei data secara primer yang dilakukan pada bulan Mei 2010. Data lapangan terdiri dari data potensi karang hias dan data terkait internal dan eksternal lembaga pengelola. Keduanya dilakukan pada wilayah administrasi Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Peta lokasi penelitian disajikan pada Gambar 5 . Gambar 5. Peta Lokasi Penelitian Pengambilan contoh lokasi penyelaman dilakukan di 16 stasiun. Penentuan stasiun tersebut berdasarkan sebaran dan pola lokasi pengambilanpengumpulan oleh nelayan karang hias dari tiga pengepul yang berbeda. Lokasi pengambilan tersebar secara acak mengikuti habitat keberadaan jenis karang hias namun cenderung mengelompok. Berdasarkan pengelompokan tersebut, ditetapkan lokasi pengambilan contoh yang mewakili keberadaan karang hias di perairan Teluk Lampung. 3.2. Pengumpulan Data 3.2.1. Pendataan Pemanfaatan Karang Hias Monitoring hasil pengumpulan karang hias dilakukan selama tiga tahun 2005 - 2007. Selama rentang waktu tersebut, pola permintaan pasar bervariasi dari rendah hingga tinggi. Selain itu juga dipertimbangkan kondisi oseanografi perairan yang aman dan mendukung aktivitas nelayan karang hias. Form pendataan pemanfaatan karang ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Form Pendataan Pemanfaatan Karang Hias Tanggal : Nama nelayan: Lokasi Pengambilan : Jenis karang Jumlah Pieces Kelas Ukuran

3.2.2. Pengumpulan Data Potensi Karang Hias

Sensus karang meliputi pengindentifikasian, penghitungan jumlah koloni dan pengukuran diameter koloni karang yang diobservasi pada suatu area tertentu. Langkah-langkah dalam metode belt transek, yaitue : 1 Penentuan lokasi survei berdasarkan lokasi-lokasi pengambilan nelayan karang hias, kemudian dilakukan penandaan dengan menggunakan GPS. 2 Pembentangkan transek 100 m pada kedalaman dimana nelayan umumnya melakukan aktivitas pengambilan 15 – 25 meter. Transek 100 meter di buat 3 ulangan. Setiap ulangan panjangnya 30 meter sehingga selang antar ulangan adalah 5 meter Gambar 6. 3 Pencatatan jenis karang, jumlah karang dan ukuran koloni diameter terpanjang yang ditemukan. Kelompok ukuran koloni dicatat berdasarkan kelompok ukuran SC 1 ≤5cm, SC 2 5,1-15cm, SC 3 15,1-25cm dan SC 4 25cm. 30 m 30 m 1 m 30 m 5 m 5 m Transek Sabuk Gambar 6. Ilustrasi Metode Belt Transek modifikasi English, et al. 1997 3.3. Analisis Data 3.3.1. Kelimpahan Karang Hias Kelimpahan karang di alam ditentukan setiap jenis. Persamaan yang digunakan untuk menentukan kelimpahan setiap spesies adalah: dimana; Xij : Kelimpahan jenis ke-i, stasiun ke-j n ij : Jumlah total koloni jenis ke-i, stasiun ke-j A : Luas transek pengamatan

3.3.2. Total Allowable Collect TAC

Perhitungan TAC berdasarkan hasil survei belt transect. Survei belt transect menghasilkan jumlah koloni tiap spesies pada suatu area tertentu. Koloni tiap spesies diklasifikasikan menjadi 4 kelas ukuran size classSC. Kelas ukuran tersebut merupakan dasar pengelompokkan umur juvenil rekruitmen dan umur yang berkontribusi pada rekruitmen maturity. Hal tersebut menjadi asumsi- asumsi yang digunakan dalam menentukan TAC, yaitu : 1 Koloni karang ukuran ≤ 5 cm adalah juvenil yang merupakan hasil rekruitmen dari populasi karang, sehingga tidak untuk dimanfaatkan Chiappone dan Sullivan 1996, Edmunds 2000 2 Koloni dengan kelas ukuran Medium MSC 2 , Large LSC 3 dan Extra Large XLSC 4 adalah koloni karang yang menyokong rekruitmen, sehingga dapat dimanfaatkan secara konservatif Chiappone dan Sullivan 1996, Edmunds 2000. Langkah-langkah dalam menentukan TAC adalah : 1 Data kelimpahan spesies yang telah dikelompokkan berdasarkan kelas ukuran size classSC di logaritma natural-kan Ln. Hasil logaritma kelas ukuran yang tergolong dewasa mature dijumlahkan sebagai kelas ukuran yang menyokong rekruitmen sexually mature. 2 Penentuan slope dari logaritma natural logarithm data kelimpahan semua size class, yaitu nilai slope dari koloni juvenil SC 1 ke koloni mature SC 2 dan SC 3 dan nilai slope dari SC 2 ke SC 3 . Nilai slope tersebut merupakan laju kematian mortality rate. 3 Untuk mendapat nilai laju mortalitas yang sebenarnya maka nilai slope tersebut harus di anti logaritma natural-kan : dimana ; x = nilai slope e = 2.718281828 Soegianto 1994 menyebutkan bahwa laju mortalitas pada ukuran x adalah perbandingan jumlah individu yang mati pada suatu interval ukuran x dengan jumlah individu hidup pada saat awal suatu interval ukuran x. 4 Menentukan nilai Rasio Kelangsungan Hidup Survivorship Ratio : Hodgson, et al. 2003 menyebutkan bahwa nilai Survivorship rate tersebut sudah mempertimbangkan kematian alami dan kematian karena pemanfaatan natural and fishing mortality. Nilai Survivorship rate menunjukkan kemampuan jenis karang untuk melakukan rekruitmen sehingga nilai Survivorship rate diproyeksikan setara dengan nilai rekruitmen. 5 Menentukan peluang pertumbuhan Growth Rate Probability SC 1 ke SC 2 ke SC 3 ke SC 4 dimana ; GR = Growth Rate Probability SR = Survivorship Rate K = Konstanta Peluang Pertumbuhan Konstanta peluang pertumbuhan, menurut Gomez, et al. 1985 dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Fast Growing dan Slow Growing, sebagaimana dijabarkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Konstanta Peluang Pertumbuhan Karang slow growing dan fast growing Konstanta peluang pertumbuhan fast growing dari kelas ukuran tertentu kekelas ukuran berikutnya Gomez et al. 1985 SC 1 SC 2 SC 3 SC 4 SC 1 SC 2 1 SC 3 0,66 SC 4 0,66 Konstanta peluang pertumbuhan slow growing dari kelas ukuran tertentu kekelas ukuran berikutnya Gomez et al. 1985 SC 1 SC 2 SC 3 SC 4 SC 1 SC 2 0,8 SC 3 0,3 SC 4 0,3 6 Menyusun model trend kondisi sumberdaya karang hias di alam selama 20 tahun kedepan berdasarkan nilai GR peluang pertumbuhan dan keberlangsungan hidup dari SC 1 ke SC 2 ke SC 3 ke SC 4 . Perhitungan model trend disajikan dalam Tabel 3. Tabel 3. Formula Perhitungan Model Trend Sumberdaya Karang Hias Tahun ke-i SC 1 SC 2 SC 3 SC 4 N sc1 N sc2 N sc3 N sc4 1 ∑N sc2 +N sc3 +N sc4 RR N sc1 GR SC1 ke SC2 N sc2 GR SC2 ke SC3 N sc3 GR SC3 ke SC4 2 ∑ SC 2 thn ke-1 + SC 3 thn ke-1 SC 1 thn ke-1 SC 2 thn ke-1 GR SC2 SC 3 thn ke-1