Waktu dan Lokasi Penelitian

dominansi tunggal di Laut Jawa. Sementara itu, kekuatan arus cukup bervariasi di perairan mulut teluk, yaitu rata – rata bulanan berkisar antara 1 cms hingga 45 cms, dimana kecepatan maksimum terjadi pada bulan Januari dan Februari dan kecepatan minimum pada bulan Maret dan April. Menurut Nybakken 1992, kecepatan arus yang demikian cukup untuk menimbulkan pergerakan air laut yang membawa oksigen dan nutrien yang cukup bagi koloni karang. Kondisi suhu dan salinitas di perairan Teluk Lampung mendukung untuk sebaran dan pertumbuhan karang. Wiryawan et al. 2002 mencatat bahwa suhu rata-rata bulanan permukaan laut relatif stabil sepanjang tahun, berkisar antara 28 – 30 o C dimana kisaran suhu tersebut mendukung koloni karang untuk tumbuh. Demikian juga dengan kandungan salinitas perairan di Teluk Lampung mendukung sebaran dan pertumbuhan karang, yaitu sekitar 32,5 – 33,6 psu.

4.1.2. Kondisi Habitat Utama Perairan Teluk Lampung

Pantai sekitar teluk Teluk Lampung dan Teluk Semangka pada dasarnya mempunyai tipe yang sama dengan Pantai Barat Lampung, yaitu didominasi pantai berpasir, hutan pantai tipe Barringtonia, dengan sisipan tanaman perkebunan rakyat Wiryawan et al. 2002. Namun habitat utama tersebut mengalami degradasi dan kohesi lebih besar karena dampak urbanisasi. Kawasan yang semula merupakan hutan mangrove telah berubah menjadi tambak udang, terutama pada beberapa teluk dan muara sungai. Yang sangat jelas terlihat di Pantai Timur adalah daerah tambah udang yang luas dan sedikit sisa hutan mangrove. Pembukaan lahan tambak secara besar-besaran berdampak pada kekeruhan perairan yang meningkat. Kekeruhan terlihat dengan jelas pada lokasi penyelaman di gosong karang dalam antara Pulau Pohawang Besar dan Pulau Lalangga Kecil, dimana jarak pandang berkisar 2 hingga 5 meter. Kondisi perairan yang keruh dalam waktu yang lama dapat menghambat pertumbuhan karang karena partikel - partikel kekeruhan berpotensi mengendap dan menutupi koloni karang. Veron 1995 menjelaskan bahwa akibat pengendapan sedimen pada koloni karang akan menyebabkan kehilangan energi, sementara untuk mendapatkan makanan dan proses metabolisme lainnya juga membutuhkan energi sehingga sisa energi yang ada tidak lagi mendukung untuk pertumbuhan karang. Selain mangrove, ekosistem terumbu karang, padang lamun, dan rumput laut dapat dijumpai di sepanjang daratan sempit sekitar pulau-pulau di bagian selatan dan barat. Sebagian habitat ini tumbuh dengan baik di Teluk Lampung dan di Pantai Barat Wiryawan et al. 2002. Kebanyakan terumbu karang di Lampung adalah tipe “fringing reef” dengan luasan relatif berkisar 20 – 60 meter. Sejumlah terumbu karang tipe “patch reef” tumbuh dengan baik, dan dapat dijumpai di sepanjang sisi barat Teluk Lampung. Lokasi pengambilan karang hias berpusat di sisi Barat Teluk Lampung, sehingga beberapa karang tipe “patch reef” merupakan habitat sebagian besar karang hias target perdagangan. Zieren et al. 1999 menjelaskan bahwa ancaman bagi habitat terumbu karang di perairan Teluk Lampung, salah satunya yaitu rata-rata tingkat kandungan TSS yang melebihi batas maksimum yang direkomendasikan untuk perairan dekat pantai, yaitu 11,01 mgl hingga 13,49 mgl 10mgl. Kandungan TSS yang berlebihan dapat menyebabkan stress sehingga terjadi mucus pada polip karang. Tingginya kandungan TSS merupakan dampak dari pembukaan lahan tambah di daerah pesisir. 4.2. Sumberdaya Karang Hias di Perairan Teluk Lampung 4.2.1. Distribusi dan Kelimpahan Karang Hias Sumberdaya karang hias yang dimaksud yaitu jenis-jenis karang batu karang keras yang boleh dimanfaatkan namun perlu pengaturan sesuai Keputusan Presiden No.43 tahun 1978 tentang Ratifikasi CITES. Ratifikasi CITES menyebutkan bahwa karang termasuk biota laut yang tergabung dalam Apendik II CITES, yaitu kelompok biota laut yang boleh dimanfaatkan untuk perdagangan melalui pengaturan dengan system kuota. Jenis-jenis yang diperbolehkan tersebut, oleh Green Shirley 1999 dikelompokkan berdasarkan minat pasar seperti yang disajikan pada Tabel. 4. Berdasarkan survei Underwater Belt Transect, terdapat 24 jenis karang hias yang bernilai ekonomis dan laku dipasaran yang ditemukan di perairan Teluk Lampung Tabel. 4. Tabel 4. Jenis Karang Hias Menurut Kelompok Harga No Kategori Nilai Ekonomi Nama Ilmiah Nama Inggris 1 Nama Lokal 2 1 High Price USD 6,1 – 25 Euphyllia sp Joker Coral, Torch Coral, Branching hammer, Green Anchor Karang BabutKukuPutat Hydnopora sp Staghorn corals, Antler Coral Karang Tanduk Merulina sp Ruffled Coral, Crispy Crust Coral Karang Kipas Porites sp Multicolor Worms, Jeweled Finger Coral, Mountain Coral, Anemone Coral Karang Porites Pocillopora sp Cauliflower coral, Antler coral, Raspberry Coral Karang Pocillopora Scolymia sp Doughnut Coral Karang Otak Mutiara Blastomussa sp Swollen Brain Coral, Salim Pipe Karang Pipa Salim 2 Medium Price USD 3,1 – 6 Caulastrea sp Candy Cane Coral Karang Tonjol Lobophyllia sp Flat Brain Coral, Lobed Cup Coral Karang Daging Heliofungia sp Green Metallic Plate Coral, PurplePink Tip Plate Coral Karang Piringan Bulu Galaxea sp Galaxi Star Coral Karang Koreng Trachyphyllia sp Open brain Karang Otak Merah Plerogyra sp Bubble coral Karang Kolang Kaling Tubastrea sp Sun corals Karang Polip Matahari Cynarina sp Modern Coral Karang Modern Acanthastrea sp Acanthastrea Multi Colour Karang Nanasan 3 Low Price sd USD 3 Goniopora sp Flower coral, Jewel Coral Karang Batu YoBatu Jeruk Fungia sp Mushroom Coral Karang Piringan Polyphyllia sp SlipperTongue Coral Karang Lidah Favites sp Pineapple coral Karang Nanasan Turbinaria sp Pagoda Cup Coral, Disc Coral, Tube Coral Karang Pagoda Favia sp Moon Stone Coral, Knob Coral Karang Nanasan Herpolitha sp Mushroom Coral Karang Lidah Kasar Echinopora sp Spiny Plate Coral Karang Echinopora Sumber : 1 ; kompilasi berbagai sumber www.balimarineworld.comcoralsc_hardcorals.htm , www.green-country.com.tw , www.botany.hawaii.edubaschuhnpscesuhtmsNPSAcorlNSAlistc.htm . 2 ; wawancara nelayan karang hias perairan Teluk Lampung.