a. Subjects
Kategori I subjects ditempati oleh Kepala Desa Tasik Betung, Kepala Desa Tasik Serai Timur, Kepala Desa Tasik Serai, Kepala Desa Temiang dan
Kepala Desa Tanjung Leban. Menurut Groenendijk 2003, pihak yang masuk dalam kategori I subjects merupakan pihak dengan kepentingan yang tinggi
tetapi memiliki pengaruh yang rendah. Kategori ini menunjukkan bahwa kelima stakeholders tersebut memiliki nilai penting importance yang tinggi terhadap
keberhasilan pelestarian fungsi ekositem CB-GSK-BB, namun memiliki pengaruh yang rendah terhadap pengelolaan CB-GSK-BB. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa kelimanya merupakan stakeholders yang penting dan memerlukan pelibatan agar dapat berpartisipasi dalam pengelolaan CB-GSK-BB.
Pelibatan stakeholders tersebut dapat dilakukan dengan pemberdayaan dan mengikutsertakannya di setiap tahapan pengelolaan. Pemberdayaan stakeholders
ini dilakukan karena mereka memiliki kapasitas yang kurang memadai dalam pengelolaan. Kelima Kepala Desa tersebut memiliki pengaruh yang rendah
terhadap kebijakan pengelolaan karena tidak pernah dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan, sehingga stakeholders ini perlu melakukan kerjasama
dengan stakeholders pada kategori key players atau context setters agar dapat meningkatkan kapasitas sumberdaya yang dimiliki.
b . Key players
Hasil pemetaan stakeholders menunjukkan bahwa pada posisi kategori II
key players ditempati oleh 7 stakeholders, yaitu BBKSDA Riau, Komite Nasional MAB-Indonesia, Dinas Kehutanan Provinsi Riau, Badan Lingkungan
Hidup Provinsi Riau, Sinar Mas Forestry, BAPPEDA Provinsi Riau dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Stakeholders yang berada pada posisi kategori II
key players ini merupakan kelompok yang paling kritis karena memiliki nilai penting importance dan pengaruh yang tinggi. Menurut Groenendijk 2003,
pihak yang masuk ke dalam kategori II key players merupakan pihak dengan tingkat pengaruh yang tinggi dan juga kepentingan yang tinggi terhadap
keberhasilan suatu pengelolaan. Stakeholders di atas telah menjalin kerjasama sejak tahapan pembentukan
CB-GSK-BB hingga aktivitas kegiatan pengelolaan. Ketujuh stakeholders ini
memiliki kepentingan yang sama dalam pengelolaan, yaitu keseimbangan fungsi- fungsi ekosistem CB-GSK-BB. Keefektifan dan dukungan koalisi pihak-pihak
terhadap pengelolaan dapat diketahui dengan membangun hubungan kerja yang baik atau bermitra satu sama lain, karena stakeholders pada kuadran ini memiliki
kapasitas sumberdaya yang besar dalam hal partisipasi dan kontribusi, sumberdaya manusia dan sumberdaya yang disediakan fasilitas, dana dan
informasi dalam melaksanakan pengelolaan, sehingga stakeholders harus berperan aktif dan saling mendukung support demi keberhasilan pengelolaan
CB-GSK-BB.
c. Context setters