pengelolaan. Hal tersebut perlu dilakukan agar tidak menjadi sumber kendala yang dapat menghambat pelaksanaan kegiatan pengelolaan CB-GSK-BB.
d. Crowd
Posisi kategori IV crowd ditempati oleh 4 stakeholders, yaitu Badan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Bengkalis, Badan Penyuluhan dan Ketahanan
Pangan Siak, Dinas Perkebunan Provinsi Riau dan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Riau. Menurut Groenendijk 2003, pihak pada kategori IV crowd
merupakan pihak dengan pengaruh yang rendah dan kepentingan yang rendah pula terhadap pengelolaan, mungkin membutuhkan monitoring atau evaluasi
namun dengan prioritas rendah. Keberadaan stakeholders ini sebenarnya bisa diabaikan karena bukan merupakan subjects dalam pengelolaan. Namun,
mengingat bahwa kegiatan pengelolaan CB-GSK-BB ini melibatkan banyak pihak multistakeholder management, maka stakeholders ini bisa dilibatkan untuk
mendukung setiap pelaksanaan kegiatan pengelolaan CB-GSK-BB . Matriks nilai penting importance dan pengaruh stakeholders dapat
berubah tipenya sepanjang waktu dan dampak perubahan tersebut perlu dipertimbangkan Reed et al. 2009. Disamping itu, dimungkinkan juga
munculnya stakeholders baru yang belum teridentifikasi pada penelitian ini, terkait dengan dinamika sosial yang terus berkembang di lokasi penelitian.
Berdasarkan analisis nilai penting importance dan pengaruh tersebut ada beberapa hal yang dapat direkomendasikan dalam pengelolaan CB-GSK-BB
yaitu diperlukan koordinasi dan kerjasama yang solid antar stakeholders sesuai dengan peran dan fungsinya serta pendekatan yang dapat mengakomodasi
kepentingan stakeholders lainnya tanpa mengurangi tingkat pengaruhnya. Hal ini sesuai
dengan pendapat
Asikin 2001
dalam pembangungan
perlu diberdayakannya bentuk-bentuk partisipasi stakeholders.
5.4 Bentuk dan Tingkat Partisipasi Stakeholders
5.4.1 Bentuk partisipasi stakeholders
Bentuk partisipasi stakeholders merupakan wujud keterlibatan dan
keikutsertaan serta kontribusi stakeholders dalam pengelolaan Cagar Biosfer Giam Siak Kecil dan Bukit Batu CB-GSK-BB sesuai dengan peran dan
fungsinya. Partisipasi dilakukan oleh para pihak tersebut atas dasar peran serta, keterlibatan dan saling bekerjasama dalam pengelolaan. Asngari 2001
menyatakan bahwa penggalangan partisipasi itu dilandasi adanya pengertian bersama yang dikarenakan adanya komunikasi dan interaksi diantara pihak-pihak.
Upaya partisipatif stakeholders sangat berpengaruh dan menentukan jalannya pengelolaan. Berikut upaya-upaya partisipasi stakeholders dalam pengelolaan CB-
GSK-BB Tabel 12. Tabel 12. Bentuk partisipasi stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB
No Stakeholders
Bentuk Partisipasi 1
KTB - Menjaga hutan larangan warga Tasik Betung SM GSK
- Mengikuti pertemuan dengan pihak BBKSDA dalam sosialisasi CB-GSK-BB
- Menginformasikan hasil pertemuan dengan BBKSDA terkait CB-GSK-BB kepada warga
2 KTST
- Melindungi, tidak memburu dan membunuh satwa - Mengikuti pertemuan dengan Pemkab Bengkalis dan
BBKSDA mengenai tata ruang dan sosialisasi CB-GSK-BB - Membentuk Tim Desa RT, RW, Kepala Dusun dan
Tokoh Masyarakat bersama Tim BBKSDA mengecek lahan masyarakat yang masuk kawasan
3 KTS
- Menjaga homerange harimau di sekitar dusun Bagan Benio
- Mengikuti pertemuan dengan pihak BBKSDA dalam sosialisasi CB-GSK-BB
- Menyebarkan informasi CB-GSK-BB melalui beberapa Ketua RT setempat
- Melakukan perundingan dengan Camat membahas batas lahan warga dengan CB-GSK-BB
- Penanaman jelutung bersama dengan pihak SMF di Dusun Sigerenggong, Semanda
perbatasan areal konsesi perusahaan
4 KTG
- Menjaga kelestarian hutan sebagai habitat satwa - Mengikuti pertemuan dengan Pemda dan BBKSDA
mengenai keberadaan dan fungsi CB-GSK-BB - Menginformasikan CB-GSK-BB kepada masyarakat
- Membentuk Kelompok Masyarakat Peduli Hutan KMPH hasil inisiasi dari BBKSDA
- Mengarahkan KMPH untuk merumuskan program wisata alam pada CB-GSK-BB
5 KTL
- Mengikuti pertemuan sosialisasi CB-GSK-BB - Menginformasikan CB-GSK-BB kepada masyarakat
- Memberikan pelarangan perambahan dan pembakaran hutan lindung Bukit Sembilan kepada masyarakat
- Kerjasama dengan SMF dalam penanaman bibit akasia di areal perbatasan hutan lindung Bukit Sembilan
No Stakeholders
Bentuk Partisipasi 6
BPKPB - Melakukan penyuluhan kehutanan kepada masyarakat
7 BLHB
- Pencegahan kebakaran hutan dan lahan - Rapat Koordinasi BLH Kabupaten mengenai proses
pengusulan SM Bukit Batu dan Giam Siak Kecil - Sosialisasi terbatas kepada masyarakat sekitar
SM Bukit Batu - Perundingan dengan BBKSDA terkait batas-batas fisik
hutan lindung SM Bukit Batu dan Giam Siak Kecil\ - Menghadiri sosialisasi CB-GSK-BB oleh BBKSDA
8 DHKB
- Menindak perambahan dan illegal logging yang dilakukan oleh warga di SM Bukit Batu
- Melakukan penjagaan dan patroli rutin tiap bulan per kecamatan oleh Tim Polhut tetapi jumlah SDM minim
- Mengikuti pertemuan dengan BBKSDA , Pemprov dan SMF dalam sosialisasi CB-GSK-BB
9 DBWB
belum ada tindakan partisipasi, masih dalam tahapan perencanaan: pemanfaatan CB-GSK-BB sebagai
salahsatu destinasi ecotourism di Bengkalis 10
DHKS - Pengamanan SM Giam Siak Kecil
- Sosialisasi keberadaan CB-GSK-BB pada masyarakat - Mengikuti pertemuan dan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan dengan PemKab Siak
11 DBWS
belum ada tindakan partisipasi, masih dalam tahapan perencanaan: program wisata alam di CB-GSK-BB
12 BLHS
- Mencegah kebakaran hutan dan lahan termasuk pada kawasan SM GiamSiak Kecil
- Rapat Koordinasi dengan BLH provinsi, BBKSDA dan Pemprov dalam perumusan CB-GSK-BB
13 BPKPS
- Penerapan teknologi budidaya pertanian kepada Masyarakat sekitar kawasan
- Mengikuti pertemuan dengan PemKab dan BBKSDA dalam sosialisasi CB-GSK-BB
14 YPHS
- Upaya-upaya perlindungan dan penyelamatan Harimau Sumatera bekerja sama dengan SMF
- Meningkatkan kesadaran masyarakat agar tidak melakukan perburuan liar dan membunuh harimau
15 SC
- Pemberdayaan masyarakat dalam upaya pelestarian alam - Inisiasi program perencanaan RPJM desa-desa sekitar
CB-GSK-BB - Bekerja sama dengan SMF dan BBKSDA
untuk mensosialisasikan CB-GSK-BB di Desa Tanjung Leban dan Tasik Betung
16 DHR
- Pengendalian kawasan hutan dan upaya penyelamatan lingkungan
- Pengawasan terhadap pemanfaatan Hutan Produksi di zona inti restorasi ekosistem
- Berperan aktif sejak proses pengusulan hingga penetapan CB-GSK-BB oleh UNESCO
- Terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan pengelolaan CB-GSK-BB
- Bekerjasama dengan BLHR dalam penanggulangan kebakaran hutan dan lahan
17 DKR
- Mengikuti Rapat Koordinasi dengan BBKSDA, dinas-dinas provinsi dan SMF terkait pengelolaan
CB-GSK-BB 18
DILR belum ada tindakan partisipasi, masih dalam tahapan
perencanaan: restocking ikan induk dari CB-GSK-BB
No Stakeholders
Bentuk Partisipasi 19
DBWR - Mempromosikan potensi objek wisata di CB-GSK-BB
- Pemberdayaan masyarakat dalam program Desa Wisata - Mengikuti Rapat Koordinasi dengan BBKSDA,
dinas-dinas provinsi dan SMF terkait pengelolaan CB-GSK-BB
20 BPDR
- Melaksanakan program-program pembangunan daerah melalui pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan
- Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat - Berperan aktif sejak proses pengusulan hingga
penetapan CB-GSK-BB oleh UNESCO - Terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan
tindakan pengelolaan CB-GSK-BB - Mengadakan kerjasama dengan institusilembaga
penelitian di bidang pengembangan SDM
21 BLHR
- Menanggulangi kebakaran hutan dan lahan serta upaya-upaya penyelamatan lingkungan
- Berperan aktif sejak proses pengusulan hingga penetapan CB-GSK-BB oleh UNESCO
- Terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan pengelolaan CB-GSK-BB
- Mengkoordinasikan pihak-pihak terkait dalam pengelolaan CB-GSK-BB
22 BPPR
- Survey dan pemetaan CB-GSK-BB APBD 2011 - Mengikuti Rapat Koordinasi dengan BBKSDA,
dinas-dinas provinsi dan SMF terkait pengelolaan CB-GSK-BB
- Bekerjasama dengan LIPI dalam mereklamasi tumbuhan varietas asing, seperti kayu waru; kempas
23 ULK
- Mengikuti pertemuan di BAPPEDA Riau dalam sosialisasi CB-GSK-BB
- Kegiatan penelitian bersama LIPI dan Tokyo University of Agriculture The Study on Meranti bakau tahun 2010
24 UIR
- Mengikuti Rapat Koordinasi dengan BBKSDA, dinas-dinas provinsi dan SMF terkait pengelolaan
CB-GSK-BB - Bekerjasama dengan Kyoto University dan LIPI
dalam kegiatan-kegiatan penelitian di CB-GSK-BB
25 UNRI
- Mengikuti pertemuan sosialisasi CB-GSK-BB oleh BBKSDA
- Study penelitian bersama LIPI di CB-GSK-BB 26
BBKSDA - Perlindungan Core Area CB-GSK-BB SM Giam Siak
Kecil dan SM Bukit Batu - Penanggulangan penebangan liar dan perambahan
kawasan SM Giam Siak Kecil dan SM Bukit Batu - Pengembangan kerjasama pengamanan kawasan
- Penegakan hukum secara konsisten - Penyuluhan dan pendidikan konservasi kepada
instansi terkait dan masyarakat - Terlibat dan bekerjasama dengan tim perumusan
CB-GSK-BB - Perjanjian Kerjasama dengan PT.Arara
Abadi tentang Pengelolaan SM Giam Siak Kecil, SM Bukit Batu dan Hutan Produksi Mitra Usaha
PT.Arara Abadi seluas ± 72.255 Hektar di Provinsi Riau - Penguatan Badan Koordinasi pengelolaan CB-GSK-BB
Bentuk-bentuk partisipasi stakeholders di atas kemudian diklasifikasikan terhadap tahapan pengelolaan mulai dari tahap identifikasi, perencanaan,
pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi. Dephut 2006 mendefinisikan partisipatif sebagai keterlibatan dalam keseluruhan tahapan proses pembangunan
kehutanan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dan pemanfaatan hasil pembangunan dengan memberikan kesempatan
dan kedudukan yang setara dan dilaksanakan bersama masyarakat setempat. Secara ringkas, klasifikasi bentuk partisipasi stakeholders CB-GSK-BB terhadap
tahapan pengelolaan disajikan dalam Tabel 13.
No Stakeholders
Bentuk Partisipasi 27
MI - Pengembangan keilmuan khasanah mengenai
ekologi hutan dan rawa gambut - Berperan aktif sejak proses pengusulan hingga
penetapan CB-GSK-BB oleh UNESCO - Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terkait
pengelolaan CB-GSK-BB
28 LIPI
- Inventarisasi jenis-jenis flora, satwa dan tipe ekosistem - Survey habitat dan populasi flora dan satwa langka
- Monitoring plot permanen study pada zona inti di areal hutan produksi Blok Makmur dan Blok Humus
- Berperan aktif sejak proses pengusulan hingga penetapan CB-GSK-BB oleh UNESCO
- Terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan tindakan pengelolaan CB-GSK-BB
- Bekerjasama dengan Kyoto University, Pemda Riau, dan SMF dalam kontrak penelitian pengumpulan data
keanekaragaman hayati dan sosial
29 SMF
- Inisiasi rancangan penetapan CB-GSK-BB - Memfasilitasi berbagai kegiatan, penelitian, workshop
terkait dengan tindakan pengelolaan CB-GSK-BB - Pengembangan dan pelayanan informasi CB-GSK-BB
- Pengembangan kerjasama dan kemitraan dengan unsur- unsur: pemerintahan, perguruan tinggi, lembaga
penelitian dan lembaga swadaya masyarakat - Upaya-upaya pelestarian alam dan konservasi tumbuhan
dan satwa beserta habitatnya - Komitmen perusahaan dalam pengelolaan CB-GSK-BB
30 PHKA
- Memberikan arahan dalam perumusan CB-GSK-BB - Penyiapan perumusan kebijakanperaturan pemerintah
tentang Cagar Biosfer 31
MAB - Komite perumusan rancangan penetapan CB-GSK-BB
- Penyusunan rencana pengelolaan CB GSK-BB - Mengkoordinasikan pihak-pihak yang terkait
- Pembentukan Tim Pengkajian Ilmiah tentang Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Cagar Biosfer
- Temu karya peneliti dan dunia usaha sebagai mitra kerja dan fasilitator dalam program pemberdayaan masyarakat
Tabel 13. Rekapitulasi bentuk partisipasi stakeholders CB-GSK-BB
No Bentuk Partisipasi
Tahapan Pengelolaan
I P
A C
1 Menjaga kelestarian hutan dan upaya penyelamatan
lingkungan
2 Mengikuti pertemuan dalam sosialisai CB-GSK-BB
3
Menginformasikan hasil sosialisasi CB-GSK-BB kepada masyarakat
4
Berperan aktif sejak perumusan hingga penetapan CB-GSK-BB dan terlibat dalam pengambilan keputusan
5
Rapat koordinasi terkait kegiatan pengelolaan CB-GSK-BB
6 Pemberdayaan masyarakat dalam pengembangan desa
7
Inventarisasi jenis keanekaragaman satwa dan flora beserta tipe ekosistem dan kajian sosial masyarakat
8
Mengadakan kegiatan study penelitian bersama
9 Bekerjasama dalam pengamanan kawasan hutan dan
penanggulangan kerusakan lingkungan
10 Pengembangan kerjasama dan kemitraan dengan berbagai
pihak terkait dalam pengelolaan CB-GSK-BB
Keterangan: I: Identification identifikasi; P: Planing perencanaan; A: Action pelaksanaan; C
: Controling pemantauan dan evaluasi.
Berdasarkan data dalam Tabel 13 menunjukan bahwa belum adanya partisipasi stakeholders dalam tahap pemantauan dan evaluasi. Hal ini
dikarenakan CB-GSK-BB relatif baru sejak ditetapkan pada tahun 2009 dan hingga kini pengelolaan masih berjalan secara bertahap. Upaya-upaya partisipasi
terus dilakukan oleh stakeholders sebagai bentuk keikutsertaan dan kontribusi dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Selanjutnya klasifikasi bentuk partisipasi
stakeholders terhadap tahapan pengelolaan tersebut digunakan untuk menganalisis tingkat partisipasi stakeholders.
5.4.2 Tingkat partisipasi stakeholders CB-GSK-BB