Kepentingan interest stakeholders Stakeholders CB-GSK-BB

keseimbangan fungsi ekosistem yakni upaya pelestarian dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati. SMF memiliki peranan yang dominan dikarenakan faktor pengaruh yang dimiliki perusahaan, seperti kemampuan dalam memberikan kompensasi, jumlah anggaran yang dimiliki dan kapasitas organisasi perusahaan. Hal tersebut menyebabkan stakeholder ini mempengaruhi kebijakan yang diputuskan serta tindakan yang akan dilakukan dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Majelis Ilmiah, LIPI dan Komite Nasional Man and Biosphere MAB UNESCO-Indonesia memiliki kepentingan yang sama dalam pengembangan keilmuan melalui kegiatan-kegiatan penelitian sumberdaya alam hayati, kehidupan sosial, ekonomi dan nilai-nilai budaya masyarakat yang berada pada CB-GSK-BB. Majelis Ilmiah dan LIPI merupakan stakeholders yang dapat mempengaruhi maupun dipengaruhi kebijakan pengelolaan CB-GSK-BB. Sedangkan Komite Nasional MAB sesuai dengan tupoksi yang diemban, stakeholder ini mempengaruhi kebijakan yang diputuskan serta tindakan yang akan dilakukan dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Ketiga puluh satu stakeholders di atas merupakan pihak-pihak yang mempunyai keterkaitan dengan pengelolaan CB-GSK-BB. Stakeholders inilah yang memegang peranan penting dalam pengelolaan CB-GSK-BB. Peranan masing-masing stakeholders dijabarkan lebih lanjut dalam konteks kepentingan interest, nilai penting importance dan pengaruh influence.

5.2.2 Kepentingan interest stakeholders

Pelaksanaan pengelolaan CB-GSK-BB melibatkan stakeholders atau pihak yang berkepentingan dan terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung. Stakeholders tersebut merupakan bagian dari sistem pengelolaan yang masing- masing memiliki kepentingan interest tersendiri terhadap mekanisme pengelolaan CB-GSK-BB. Tabel 8 menunjukkan bahwa dari 31 stakeholders terdapat beberapa kepentingan yang sinergi ataupun tidak sinergi dengan fungsi- fungsi ekosistem regulasi, habitat, produksi, informasi dan carrier dan tujuan pengelolaan CB-GSK-BB, yaitu : 1 Kontribusi konservasi lansekap, ekosistem, jenis dan plasma nutfah serta pelestarian keragaman nilai budaya; 2 Menyuburkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan baik secara ekologi maupun budaya; dan 3 Mendukung logistik untuk penelitian, pemantauan, pendidikan dan pelatihan yang terkait dengan masalah konservasi dan pembangunan berkelanjutan di tingkat lokal, regional, nasional maupun global. Tabel 8. Kepentingan interest stakeholders terkait dengan fungsi ekosistem dan tujuan pengelolaan CB-GSK-BB No Stake- holders Kepentingan interest Fungsi Ekosistem Tujuan Pengelolaan R H P I C T1 T2 T3 1 KTB - Menginginkan lahan berkebun untuk warga - Perlindungan hutan larangan masyarakat SM GSK - Pengembangan potensi desa - Peningkatan kesejahteraan warga - Kejelasan tata batas kawasan hutan SM dengan lahan warga - + - - + + + - + + 2 KTST - Kejelasan hak-hak lahan warga klaim kepemilikan lahan - Pelibatan aparatur desa dan warga dalam pengambilan keputusan pengelolaan - Aturan, papan larangan dan tata batas kawasan - Pelestarian fungsi hutan habitat satwa - Meningkatkan pendapatan masyarakat - + - + + + + + + + + 3 KTS - Informasi berkenaan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Provinsi Riau - Kejelasan antara lahan warga, areal perusahaan dan batas kawasan - Menjaga homerange harimau di sekitar dusun Bagan Benio - Meningkatkan kesejahteraan masyarakt - + - + + + + 4 KTG - Penjagaan dan perlindungan hutan - Pengembangan potensi kawasan wisata alam - Meningkatkan keterampilan warga alternatif pendapatan + + + + + + + + + + 5 KTL - Pengembangan potensi wisata di Bukit Sembilan - Perbaikan jalan untuk mobilisasi hasil kebun - Pelibatan dalam pengelolaan + + + + No Stake- holders Kepentingan interest Fungsi Ekosistem Tujuan Pengelolaan R H P I C T1 T2 T3 6 BPKPB - Koordinasi pihak pemerintah dan perusahaan - Peningkatan kuantitas dan kualitas SDM penyuluh kehutanan + 7 BLHB - Melaksanakan program- program upaya penyelamatan lingkungan - Pelatihan masyarakat dalam pencegahan dan menanggulangi kebakaran hutan - Intensitas pertemuan dan koordinasi antarpihak + + + + + + + 8 DHKB - Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya fungsi kawasan hutan - Pencegahan illegal logging dan perambahan lahan - Peraturan daerah Perda di bidang perkebunan dan kehutanan - Koordinasi stakeholders di provinsi dan kabupaten + + + + + + + 9 DBWB - Pengembangan ecotourism di CB-GSK-BB - Pendidikan pengenalan sumber kekayaan hayati kepada masyarakat luas - Koordinasi pengelolaan + + + + + 10 DHKS - Adanya sinkronisasi dan keselarasan dari pemangku kebijakan antara Dirjen PHKA dengan BUK dalam pengelolaan kawasan dan pemberian izin penggunaan kawasan - Peningkatan pengamanan kawasan - Pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan + + + + + + + 11 DBWS - Mengembangkan program kepariwisataan berkenaan dengan pengelolaan CB- GSK-BB - Koordinasi pihak-pihak terkait + + + No Stake- holders Kepentingan interest Fungsi Ekosistem Tujuan Pengelolaan R H P I C T1 T2 T3 12 BLHS - Melaksanakan kegiatan upaya penyelamatan lingkungan dan kebakaran hutan dan lahan - Adanya partisipasi dari segenap pihak Pemda, perusahaan, LSM dan masyarakat + + + + + + + 13 BPKPS - Meningkatkan produktivitas pangan masyarakat sekitar - Koordinasi pengelolaan + 14 YPHS - Melakukan upaya-upaya perlindungan dan penyelamatan Harimau Sumatera - Menjaga kelestarian habitat Harimau Sumatera - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak membunuh Harimau Sumatera + + + 15 SC - Pelibatan masyarakat secara aktif dalam pengelolaan kawasan - Penguatan hak-hak masyarakat terhadap SDA dan advokasi kebijakan dalam pengambilan keputusan oleh stakeholders - Peningkatan kualitas pengetahuan masyarakat + + + 16 DHR - Koordinasi rencana pengelolaan CB-GSK-BB - Pengendalian kawasan hutan - Pengawasan terhadap pemanfaatan Hutan Produksi di zona inti restorasi ekosistem + + + + + + + 17 DKR - Optimalisasi lahan perkebunan - Menjaga keseimbangan lingkungan + 18 DILR - Peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan sekitar kawasan + 19 DBWR - Penyebaran informasi program kepariwisataan - Pengembangan desa-desa wisata - Pelatihan kreatifitas lokal untuk meningkatkan pendapatan masyarakat - Koordinasi rencana pengelolaan CB-GSK-BB + + + + No Stake- holders Kepentingan interest Fungsi Ekosistem Tujuan Pengelolaan R H P I C T1 T2 T3 20 BPDR - Keseimbangan fungsi ekosistem CB-GSK-BB - Kontribusi ekonomi kawasan bagi pembangunan daerah - Meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat - Adanya mekanisme komunikasi antar stakeholders yang dilaksanakan rutin dan intensif + + + + + + + + 21 BLHR - Pencegahan kebakaran hutan dan lahan - Model keterpaduan pengelolaan ekosistem - Pendidikan lingkungan bagi masyarakat - Koordinasi pengelolaan + + + + + + + 22 BPPR - Peningkatan kualitas pengetahuan masyarakat - Pengkajian dan pelestarian plasma nutfah dan sdah + + + 23 ULK - Meningkatan mutu pendidikan - Menjalin kerjasama dengan institusi akademis lainnya + 24 UIR - Melakukan kegiatan-kegiatan penelitian di CB-GSK-BB - Menjalin kerjasama dengan institusi akademis lainnya di bidang penelitian - Meningkatan pemberdayaan masyarakat + + 25 UNRI - Pelibatan peran akademis dalam pengelolaan - Meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat + 26 BBKSDA - Melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi, yaitu SM Giam Siak Kecil dan SM Bukit Batu - Melaksanakan upaya konservasi tumbuhan dan satwa liar, baik di dalam habitatnya konservasi in- situ maupun di luar habitatnya konservasi ex- situ - Optimalisasi fungsi CB-GSK- BB pelestarian dan pemanfaatan - Keberlanjutan dan sinergitas pengelolaan - Penguatan Badan Koordinasi pengelolaan kolaborasi + + + + + + + + + + + + + + Keterangan : R: fungsi regulasi; H: fungsi habitat; P: fungsi produksi; I: fungsi informasi; C : fungsi carrier; T1: Konservasi; T2: Pembangunan ekonomi berkelanjutan; T3: Logistic support pendidikan dan penelitian; +: sinergi; -: tidak sinergi; : tidak terkait. Terkait dengan hasil dari analisis kepentingan stakeholders tersebut, pada prinsipnya masing-masing stakeholders memiliki kepentingan yang bersifat spesifik. Hal ini berhubungan dengan kewenangan, otoritas, peran, manfaat yang diinginkan dan tanggung jawab yang terdapat pada masing-masing stakeholders terkait pengelolaan CB-GSK-BB. Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa No Stake- holders Kepentingan interest Fungsi Ekosistem Tujuan Pengelolaan R H P I C T1 T2 T3 27 MI - Pengembangan keilmuan terkait pengelolaan CB- GSK-BB - Mendukung kegiatan- kegiatan penelitian pada CB- GSK-BB + + + 28 LIPI - Pengumpulan data keanekaragaman hayati - Penelitiankajian potensi dan masalah sosial ekonomi serta budaya masyarakat - Meningkatkan pemberdayaan masyarakat + + + + + 29 SMF - Penguatan komitmen perusahaan - Tercapainya keseimbangan fungsi kawasan pelestarian dan pemanfaatan - Koordinasi rencana pengelolaan - Kontribusi stakeholders + + + + + + + + 30 PHKA - Perumusan kebijakanperaturan pemerintah tentang pengelolaan Cagar Biosfer - Penguatan kelembagaan pengelolaan - Keberlanjutan pembiayaan pengelolaan - Adanya mekanisme komunikasi intensif antar stakeholders + 31 MAB - Melaksanakan Seville Strategy dan pedoman MAB- UNESCO - Mengarahkan pihak-pihak yang terkait dalam pengelolaan - Tercapainya tujuan pengelolaan CB-GSK-BB sustainable development + + + + + + + + + sebagian besar stakeholders sangat berkepentingan pada koordinasi antarpihak stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB, pelestarian kawasan hutan, penyelamatan lingkungan dan keseimbangan fungsi ekosistem, peran serta masyarakat dalam menjaga keutuhan fungsi ekosistem dan peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan Tabel 9. Stakeholders dari unsur masyarakat kepala desa memiliki kebutuhan untuk melakukan kegiatan langsung pada kawasan hutan area inti dan sekitar zona penyangga CB-GSK-BB. Dengan demikian, dampak pengelolaan secara langsung dirasakan oleh stakeholders ini. Apabila kepentingan dan aspirasi masyarakat dapat diakomodasi, maka mereka akan mendukung perlindungan terhadap ekosistem hutan. Oleh karenanya, pengelolaan CB-GSK-BB harus seminimal mungkin menghasilkan dampak negatif dan seoptimal mungkin memberikan manfaat bagi masyarakat. Keterlibatan stakeholders masyarakat dalam pengelolaan yaitu dapat berperan sebagai komunitas sosial yang turut menjaga kelestarian kawasan hutan jika manfaat pengelolaan CB-GSK-BB dirasakan oleh mereka. Tabel 9. Rekapitulasi hasil analisis kepentingan interest stakeholders No Kepentingan interest Stakeholders 1 Koordinasi antarpihak stakeholders dalam pengelolaan CB-GSK-BB BPKPB, BLHB, DHKB, DBWB, BPKPS, BLHS, DHKS, DBWS, DHR, DBWR, BPDR, BLHR, BBKSDA, SMF, PHKA, MAB 2 Pelestarian kawasan hutan, penyelamatan lingkungan dan keseimbangan fungsi ekosistem CB-GSK-BB KTB, KTST, KTS, KTG, BLHB, DHKB, BLHS, DHKS, YPHS, DHR, BPDR, BLHR, BBKSDA, SMF 3 Peran serta masyarakat dalam menjaga keutuhan fungsi ekosistem CB-GSK-BB KTST, KTL, DHKB, DHKS, SC, UIR, BBKSDA, LIPI, SMF 4 Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat sekitar kawasan hutan KTB, KTST, KTS, KTG, DHKB, DHKS, DHR, BPDR 5 Pengembangan keilmuan, pendidikan dan penelitian terhadap sumberdaya BPPR, ULK, UIR, UNRI, MI, MI, LIPI 6 Pengembangan wawasan terhadap hutan dan lingkungan BLHB, DHKB, BLHS, DHKS, YPHS, SC 7 Pengembangan ekowisata KTG, KTL, DBWB, DBWS, DBWR 8 Kejelasan hak-hak lahan warga, areal perusahaan dan batas CB-GSK-BB KTB, KTST, KTS 9 Perumusan kebijakanperaturan pemerintah tentang pengelolaan Cagar Biosfer BBKSDA, PHKA Stakeholders pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten memiliki kewenangan regulasi dan menentukan kebijakan kegiatan konservasi dan pembangunan wilayah. Kewenangan ini tidak dimiliki stakeholders dari LSM, Perguruan Tinggi maupun unsur masyarakat kepala desa. Hal ini menyebabkan posisi stakeholders kalangan pemerintah sangat kuat dalam konteks regulasi dan kebijakan wilayah dibandingkan dengan stakeholders lain. Secara spesifik, BBKSDA Riau sebagai unit pengelola SM Giam Siak Kecil dan Bukit Batu yang merupakan zona inti CB-GSK-BB, memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan yang memadukan pengelolaan kawasan konservasi dengan pengembangan wilayah di sekitar CB-GSK-BB. BBKSDA Riau melakukan upaya-upaya perlindungan dan pemanfaatan secara lestari demi mewujudkan optimalisasi fungsi kawasan. Sementara itu, stakeholders dinas merupakan pihak yang berkepentingan dan memiliki kewenangan dalam menentukan kebijakan pembangunan daerah sekitar CB-GSK- BB. Berdasarkan hasil dari penelitian ini diketahui bahwa pemerintah daerah provinsi dan kabupaten sangat mendukung pengelolaan CB-GSK-BB walaupun keterlibatan beberapa instansi masih minim, sehingga koordinasi perlu terus dilakukan guna meningkatkan hubungan kerja yang baik. Apabila kebijakan pembangunan daerah tidak diintegrasikan dengan tujuan konservasi dan pembangunan ekonomi berkelanjutan akan menjadi sumber tekanan bagi pengelolaan CB-GSK-BB. Secara keseluruhan, kepentingan interest stakeholders pemerintah pusat dan daerah, LSM, Perguruan Tinggi, Swasta dan Majelis Ilmiah sinergi dengan fungsi ekosistem dan tujuan pengelolaan CB-GSK-BB. Namun, ada beberapa kepentingan interest dari unsur masyarakat, khususnya di Desa Tasik Betung, Desa Tasik Serai Timur dan Desa Tasik Serai yang tidak sinergi, yakni dari ketiga kepala desa tersebut memberikan informasi bahwa sebagian warganya melakukan pembukaan lahan dan menginginkan agar mereka diijinkan untuk berkebun sawit serta mengklaim kepemilikan lahan. Kegiatan perambahan dimungkinkan akan menggangu keutuhan dan kelestarian fungsi ekosistem serta dapat menimbulkan konflik. Hal ini menyebabkan perlunya pelibatan dan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan CB-GSK-BB.

5.3 Nilai Penting Importance dan Pengaruh Stakeholders