Flora Fauna Biologi dan Ekologi .1 Ekosistem

Ekosistem hutan rawa gambut di kawasan Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka Margasatwa Bukit Batu telah mengalami gangguan, baik penebangan liar maupun perambahan lahan untuk pembukaan ladang dan pemukiman. Laporan LIPI 2008a menyebutkan bahwa hutan yang relatif masih utuh berada diantara Suaka Margasatwa Giam Siak Kecil dan Suaka Margasatwa Bukit Batu, indikatornya adalah masih dijumpainya beberapa jenis pohon utama yang berukuran cukup besar.

4.2.2 Flora

Studi struktur dan komposisi flora di area inti CB-GSK-BB dilakukan oleh LIPI pada tahun 2007. LIPI 2008a melaporkan sedikitnya terdapat 189 jenis tumbuhan yang tergolong dalam 113 marga dan 59 suku. Jumlah tersebut termasuk 3 jenis dari kelompok tumbuhan paku Pteridophyta yaitu paku sarang burung Asplenium nidus, paku pedang Nephrolepis radicans dan paku udang Stenochlaena palustris. Sisanya sebanyak 186 jenis termasuk dalam tumbuhan berbunga Spermatophyta yang tergolong dalam 110 marga dan 56 suku. Berdasarkan kondisi fisik dan sifat hidupnya, sebagian besar jenis tumbuhan tergolong dalam kelompok pepohonan sebanyak 166 jenis, semak dan belukar 20 jenis serta liana hanya 3 jenis. Kelompok epifit hanya 5 jenis yang umumnya adalah jenis anggrek. Anggrek biasa tumbuh di media gambut pada lokasi terbuka pinggir kanal.

4.2.3 Fauna

Ekosistem hutan rawa gambut mempunyai variasi kekayaan jenis fauna tersendiri. Banyak jenis kelompok mamalia yang kurang menyenangi tingginya permukaan air yang selalu menggenang selama musim hujan dan pasang naik, kecuali berang-berang Lutra sumatrana yang memang lebih banyak hidup di perairan. LIPI 2008a melaporkan kelompok mamalia besar yang pernah ditemui diantaranya adalah beruang madu Helarctos malayanu, rusa sambar Cervus unicolor, monyet ekor panjang Macaca fasciculari, beruk Macaca nemestrina, lutung kelabu Trachypithecus cristatus dan ungko Hylobates agilis. Menurut masyarakat setempat, masih dijumpai harimau Sumatera Panthera tigris sumatrae dan gajah Elephas maximus yang termasuk jenis dilindungi dan terdaftar dalam CITES Appendix 1 dan 2. Kawasan lansekap Siak Kecil mempunyai kekayan jenis burung yang tinggi. Wetlands International melaporkan tidak kurang dari 156 jenis burung memanfaatkan daerah ini. Dua diantaranya merupakan jenis yang tergolong langka, yaitu bangau storm Ciconia stormi dan enggang Rhyticeros corrugatus. Terdapat 17 jenis yang terdaftar dalam Appendix II CITES diantaranya adalah elang-alap cina Accipiter soloensis, elang-alap jambul Accipiter trivirgatus, elang-alap jepang Accipiter gularis, kangkareng perut putih Anthracoceros albirostris dan elang brontok Spizaetus cirrhatus. Keanekaragaman jenis amfibia dan reptilia tergolong tidak tinggi. Studi awal amfibia oleh LIPI 2008a menunjukan bahwa jumlah jenisnya hanya 11 jenis, kodok buduk Pseudobufo subasper adalah yang paling dominan di area inti CB-GSK-BB. Jumlah reptilia terdapat 9 jenis ular dari 133 jenis dan 3 jenis kadal dari 73 jenis yang terdapat di Sumatera. Beberapa jenis reptilia yang ditemukan diantaranya adalah ular cabe Maticora intestinalis, ular viper wagleri Tropidolaemus wagleri, labi-labi Amyda cartilaginea dan buaya senyulong Tomistoma schlegelii. Untuk kelompok ikan, paling tidak ditemukan 30 jenis yang sebagian besar tergolong ikan rawa gambut dan hanya beberapa jenis yang juga mampu hidup di perairan umum non-gambut. Hampir semua jenis ikan yang terdapat di daerah ini adalah jenis ikan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Beberapa diantaranya adalah ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi, yaitu tapah Wallago attu, toman Channa sp., kepar Ballontia hasseltii, slays Kryptopterus macrocephalus dan sejenis mujair Helostoma temminckii. Selain jenis ikan konsumsi, ada beberapa jenis yang merupakan ikan hias diantaranya dari genus Rasbora. Kelompok fauna yang belum banyak diinventarisasi adalah kelompok crustacea dan mollusca serta insecta. Sebagai langkah awal LIPI 2008a melakukan penelian khusus tentang ngengat kupu-kupu malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis ngengat khususnya di daerah SM Giam Siak Kecil, Blok Tasik Betung dan Hutan Produksi Alam Sinar Mas Forestry adalah relatif rendah, hanya mencapai 162 spesies dari 18 Famili. 4.3 Sosial Ekonomi dan Budaya 4.3.1 Kondisi masyarakat