Area Inti Core Area Zona Penyangga Buffer Zone Area Transisi Transition Area

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5. 1 Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu CB-GSK-BB

Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Bukit Batu CB-GSK-BB merupakan ekoregion hutan rawa gambut peat-swamp forest Sumatera dengan keistimewaan banyaknya “tasik” danau kecil di dalamnya. Keunikan dan kekhasan CB-GSK-BB dijadikan sebagai suatu model lansekap pembangunan berkelanjutan di Provinsi Riau, yang mempunyai fungsi utama sebagai penyangga kehidupan melalui perannya dalam menjaga keseimbangan ekohidrologi dan pelestarian sumber plasma nutfah, menjadi stasiun penelitian lapangan unggulan untuk mengembangkan potensi keanekaragaman hayati hutan rawa gambut, dan sebagai upaya pemanfaatan lestari yaitu wahana peningkatan ekowisata yang berlandaskan keindahan, keunikan dan kemurnian alam dan budayanya, serta upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. CB-GSK-BB diharapkan dapat melestarikan dan menghasilkan nilai-nilai alami dan budaya melalui pengelolaan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, sesuai dengan kreatifitas budaya dan diterapkan secara berkelanjutan. CB-GSK-BB perlu mempunyai rencana pengelolaan yang tepat karena lansekapnya sangat layak dikembangkan untuk mengimplementasikan pembangunan berkelanjutan. Adanya Usulan Rencana Pengelolaan CB-GSK-BB Tahun 2009-2013 dimaksudkan untuk memberikan arah, kerangka, panduan, dan acuan kegiatan kepada pengelola Cagar Biosfer yang bersifat “multistakeholders management ” mengingat bervariasinya lansekap dan pemangkunya. Pengaturan pengelolaannya menggunakan pendekatan atau sistem pembagian wilayah zonasi, yaitu area inti, zona penyangga dan area transisi. Berikut kegiatan pengelolaan berdasarkan dari setiap zonasi.

a. Area Inti Core Area

Area inti cagar biosfer harus mempunyai esensi perlindungan hukum berjangka panjang agar kelestarian keanekaragaman hayatinya dapat terjamin. Perlindungan hukum bukan hanya yang berstatus hukum formal seperti suaka margasatwa yang ditetapkan oleh pemerintah, namun dapat pula perlindungan adat dan kesepakatan masyarakat dengan berskala waktu yang panjang. Kawasan hutan alam berstatus sebagai hutan produksi yang tidak dikonversi menjadi non hutan alam, dapat dijadikan area inti Cagar Biosfer. Penunjukkan kawasan sebagai area inti Cagar Biosfer tidak akan mengubah status hukum yang telah ada. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan di area inti adalah penelitian, pendidikan, pemantauan ekosistem, dan kegiatan lain yang tidak mengubah dan merusak ekosistem alami, seperti: usaha pemanfaatan jasa lingkungan penyerapan karbon dan wisata alam.

b. Zona Penyangga Buffer Zone

Zona penyangga Cagar Biosfer umumnya mengelilingi atau bersebelahan dengan area inti untuk melindungi area inti ini dari dampak negatif kegiatan manusia. Berbagai kegiatan yang secara ekologi dapat dipertanggungjawabkan dapat dilaksanakan di zona ini, seperti penelitian, pelatihan dan pendidikan serta rekreasi sejenis ekowisata ecotourism. Kegiatan pemanfaatan yang berkelanjutan dari sumberdaya alam yang dapat diperbaharui seperti pengelolaan hutan lestari, agroforestry, usaha budidaya dan penanaman lain yang berkelanjutan pun masih dapat dilakukan.

c. Area Transisi Transition Area

Wilayah terluar dan terluas dari cagar biosfer adalah area transisi, umumnya terdapat berbagai kegiatan budidaya dari pemangku kepentingan dan masyarakat. Area transisi adalah lokasi untuk menerapkan berbagai model pembangunan berkelanjutan, dimana masyarakat setempat, lembaga-lembaga konservasi, organisasi masyarakat, kelompok budaya, pengusaha-pengusaha swasta dan pemangku kepentingan lain bekerja sama untuk mengelola dan mengembangkan sumber daya daerah yang bersangkutan. Area transisi merupakan lokasi di mana pengembangan cagar biosfer diperkenalkan melalui kerjasama antara pengelola cagar biosfer, pemerintah, pemerintah daerah, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, pemilik lahan, peneliti, penyuluh, tokoh-tokoh masyarakat, serta pemangku kepentingan lain. Kejelasan batas luar area transisi ini menjadi sangat penting dalam kaitannya mengidentifikasi para pemangku kepentingan yang berada di wilayah CB-GSK-BB.

5.2 Stakeholders CB-GSK-BB